Love Story [2011]


REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!

"Cinta tidak membuat kegelapan justru cinta itu menerangi,cinta tidak akan membuat aku menyerah, justru aku akan memperjuangkannya"

Dari awal sebenarnya udah banyak yang bilang kalo film ini bakalan lebe abis. Tapi entah kenapa gue masih berniat menontonnya di hari pertama pemutaran serentak di jaringan 21. gue nggak tertarik sama posternya yang standar dan terlalu bright, gue juga gak suka soundtracknya yang lagi-lagi dibawain melly. Seolah-olah nggak ada penyanyi lain. Yang mana dititik ini gue mulai jenuh sama melly yang suka maksa kalo bikin lirik campur antara bahasa Indonesia sama bahasa inggris.

Opening film bercerita tentang sebuah dongeng rakyat yang dibacakan secara bergantian oleh henidar amroe dan maudy koesnaedy pada acha dan irwansyah kecil. dongeng tentang kisah cinta joko angin-angin kepada dewi bulan yang akhirnya berubah jadi kutukan. dimana terdapat sebuah pantangan yang menyebutkan jika ada sepasang kekasih tinggal berseberangan desa dan dipisahkan oleh sungai, dilarang saling jatuh cinta. dan dipercayai barang siapa yang berani melanggar akan tertimpa becana. Bukan hanya malapetaka bagi yang melanggar, tapi juga orang lain disekitarnya.

Scene lalu berganti ke adegan lari-larian dua bocah SD. Disini sebenarnya sudah mulai tampak gejala-gejala error di film ini. Lihat aja deh, saat lari si bocah cewek sempat berteriak: “galih, ayo cepat, nanti telat datang ke sekolah.”. tapi anehnya, tiba-tiba si cewek diam ditempat sambil melihat kagum ke arah bis seolah bis itu adalah mobil yang diisi artis kek dewi perssik. Coba deh, maksudnya apaan coba? Oke, discene ketika bocah-bocah ini mulai tumbuh dewasa, bis ini nanti akan jadi bagian cerita. Tapi apa perlu penyampaiannya sebodoh itu? lalu kenapa pula mimik muka guru SD si  bocah cewek berubah gusar/takut ketika tahu kalo cita-cita acha kecil adalah menjadi guru. tanya kenapa?

Film pun berjalan. Terus… terus… sampai gue mulai ngantuk dan pengen cepet-cepet keluar studio 2 sebelum bener-bener ketiduran. Sumpah, padahal durasinya cuman satu setengah jam. Tapi sejam pertama cerita berjalan flat tanpa emosi, membosankan dan dipenuhi dialog-dialog puitis super kancrut yang kayaknya gak bakalan diucapin remaja-remaja jaman sekarang kayak gue. Selain terkesan E.Y.D, bahasa yang digunain terlalu berlebihan dan hiperbola stadium akhir. Berani jamin, nggak bakalan ada cowok yang mau-maunya ngerayu cewek pake omongan semacam ini:

“hei, ..... (titik-titik ini boleh diisi pake nama cewek lo. Entah dia Sin dari nama Sinta atau Tin dari nama Tini), aku berjanji akan menjaga cinta kita yang seperti bola bekel ini sampai aku dan kamu terkubur dalam tanah penuh kotoran sapi. Atau sampai sang surya tak lagi bersinar karena udah sore jadinya dia tenggelam, atau apapunlah.. “ gue nggak jadi nerusin karena kehabisan ide. Hehehe…

Dan pasti si cewek bakalan bilang:

“ngemeng apaan she lo nyet, lebay banget deh jadi cowok!!”

JREBB!! Kata-kata yang begitu menusuk hati cowok yang paling dalam dan paling mentok.

Jadi gue maklum kalo dari awal sampe akhir film, bahkan saat si irwansyah sekarat, sempet-sempetnya ceramah soal hal menye-menye didunia dengan logat bicaranya yang gag asyik di denger kuping. Gue sampe ngakak pas bagian-bagian dimana gombalisme picisan cinta mulai bertebaran. seperti gue yang menebarkan kegombalan-kegombalan itu di review kali ini. Kok bisa sih scriptwriternya make kata-kata kek gitu? Berasa lagi liat film tahun kapan gitu.

"biarpun raga kita tak bisa bersatu tapi jiwa kita akan selalu menyatu. Buat apa ada raga jika tanpa jiwa, buat apa ada jiwa jika tanpa cinta"

Eh, tapi ada yang paling parah, coba bagi lo yang udah liat, dengerin apa yang diomongin henidar amroe ketika melarang acha yang sedang sekarat di rumah sakit. Dia bilang: “pliss, jangan pergi ranti.” lho, kok pliss? Padahal karakter si miss amroe kan jadi nenek-nenek kolot. Gimana bisa tau kata pliss? Oh, iya gue lupa kalo ada kamus di kamar acha yang penuh buku-buku pelajaran.

Selain kelebayan soal kosa kata, cerita film ini juga terlalu lebay dalam menceritakan sesuatu. Nggak ada yang salah sama niat irwansyah membangun sekolah-sekolahan di tengah sawah. Tapi masa iya, katanya sudah punya cukup uang, tapi bikin rumah dan kincir angin sendirian aja. Apa kabar tuh tukang-tukang bangunan? Parahnya, irwansyah ngerjain bangunan sekolah ketika lagi sakit parah. Dan selesai mengerjakan dalam waktu beberapa hari selama acha masuk rumah sakit. Hahaha, logika nya nggak dipake tuh…

"Apalah arti raga tanpa jiwa. Dan apalah arti jiwa jika di dalamnya tidak ada cinta"

Oke, stop ngomongin soal cerita yang nggak bisa diharapkan. Berganti ngomongin om hanny yang sukses bikin gue kagum sama cara dia ngehandle sudut pandang sehingga apa yang terlihat di layar tuh enak banget di tonton. Suasana hijau persawahan, sungai dan panorama pedesaan berhasil terekam dalam lanskap yang indah dan megah.

"Hanya satu yg aku yakini, cinta itu tidak mematikan, justru menghidupkan"

Dari segi akting semua serba enak dipandang. Especially acha and of course, aktor terbaik FFI 2010, reza rahadian yang memikat banget aktingnya meski tanpa dialog dan hanya teriak-teriak.

Love story, menjadi penutup trilogi cinta acha-irwansyah yang megah dan terbaik dari berbagai segi kecuali cerita yang kancut. Tapi gue lebih suka segmen heart. Dimana ceritanya lebih menyentuh, apalagi eksekusinya yang happy ending meski cara penyutradaraan om hanny kelihatan nggak asyik disini. dan mencoba melupakan kalo love is cinta pernah ada. Bagi elo yang udah liat dua seri sebelumnya, pasti tau gimana kita harus bersikap mengetahui akhir ceritanya.

Mungkin para cewek ato anak SMP yang nonton bakalan nangis tau endingnya. Tapi sori aja buat gue, endingnya terlalu biasa. Bahkan gue ketawa lho. Serius. Masa iya si irwansyah sempet-sempetnya pidato sepanjang sabang sampai merauke sebelum mati? Hahaha..

Rating 4.5/10
http://www.smileycodes.info

Pencarian Terakhir [2008]


Biasanya, film Indonesia yang bagus dan bermutu—bukan karena box office, selalu rilis dalam versi home video lumayan lama. Gak tau deh alasannya. Entah disengaja atau emang ada something apaan.

Di postingan tahun lalu gue sempet bikin list film yang gak beredar dalam bentuk kepingan disc. Tapi gataunya muncul juga meski memakan waktu lama. Bahkan sempet ditafsir gak bakalan muncul. Beberapa film yang bermutu itu biasanya gak sempet gue tonton dibioskop. Contohnya kek heart-break.com dan ruma maida yang akhirnya bisa juga gue tonton dan review.

Hari kamis kemaren (20/01/2011), setelah dibikin penasaran karena banyak yang bilang bagus, keren, beda dan kawan-kawan, gue seneng banget ketika nemu info kalo film perdana arahan affandi abdul rahman keluaran tahun 2008 berjudul pencarian terakhir ini rilis juga dalam bentuk DVD. Gak pake lama, gue langsung nyewa di rental terdekat. Ekspetasi gue sebelum nonton tuh campur-campur. Apa iya ada film horror seoke komentar orang-orang yang udah lihat itu? Ya, you know lah kualitas film horror keluaran Indonesia dewasa ini. Kalo nggak nyampah ya makin nyampah. Jadi tanpa harapan lebih, gue tontonlah film ini.

Cerita dimulai dengan keberangkatan Gancar (Tesadesrada Ryza), adik Sita (Richa Novisa) ke gunung sarangan bersama teman-temannya. Meski sempet kuatir, Sita pun mengijinkan adiknya berangkat. Dan keputusan itu baru dia sesali setelah 5 hari gak ada kabar dari Gancar. Padahal Gancar sudah berjanji akan pulang di hari ke empat. Berbekal rasa takut kehilangan seorang adik, Sita bersama teman-temannya, Oji (Alex Abbad) dan Bagus (Yama Carlos) yang mengajak serta Tito (Lukman Sardi), mantan pacar Sita yang dulu juga pernah mengalami keganasan gunung sarangan, berangkat melakukan pencarian. Tentunya dengan bantuan tim SAR setempat, mereka berempat berjibaku menantang medan gunung sarangan yang berat dan menyimpan aura mistis. Apakah Sita berhasil menemukan adiknya kembali?

Dari segi plot tampak seperti skrip drama yang biasanya kita temui di film-film Hollywood. Tapi rupanya penulis skenario menambah unsur mistis khas Indonesia. Bukan, bukan hehantuan narsis kek di film-film horror seksi yang menjamur. Jadi jangan harap ada penampakan pocong dan saingan beratnya, kuntilanak. Atau hantu wanita dengan rambut panjang yang jalannya merangkak a la film jepang. Horror disini lebih ke psikologis tokoh-tokohnya. Gue bilang sih lebih ke thriller psikologis yang cenderung memainkan kedetailan emosi.

Sebagai film layar lebar pertama, affandi abdul rahman terlihat meyakinkan bahwa dirinya adalah sutradara berbakat yang nantinya semoga saja tidak terjebak pakem sutradara Indonesia kebanyakan. dimana lebih mentingin uang doang dengan hasil film biasa atau malah gatot alias gagal total. Cara nge-shoot angle-angle terlihat tegas. Dia juga bisa mengarahkan bintang-bintang difilmnya untuk tampil secara baik dan benar meski akting mereka nggak all out.

Banyak yang memuji akting Richa Novisa. Padahal akting dia biasa aja disini. Emosinya tuh nggak dapet. Masih bagusan akting dia di film heart-break.com yang juga didirect oleh affandi. Meski cuman dapet peran pendukung, gue suka sama karakternya yang judes. Di pencarian terakhir, Richa keliahatan kayak bingung mau ngapain—walau di film ceritanya emang lagi bingung. Tapi disini yang terlihat dia bukan bingung karena adik yang ilang. Tapi bingung dalam menjaga aktingnya yang kelewat berhati-hati.

Jajaran pemain lainnya juga gitu. Seperti alex abbad yang berperan super santai padahal masalah lagi genting, Yama Carlos yang nggak tau dia disini lagi akting atau ngapain, Lukman sardi yang, yah, gue akui dia emang pintar berakting. Tapi setelah disuguhi film-film yang pemainnya dia lagi-dia lagi. Gue jadi lumayan eneg. Lukman bermain lebih baik dari semua. Tapi gue bosen lihat mukanya.

Belum lagi terlalu banyak karakter yang ditampilkan, membuat gue jadi ribet sendiri ngelihatnya. Dari figuran yang tampil prima sampai pemeran pendukung yang annoying dan maksa. Seperti akting teman Gancar yang bernama Ranti. Sumpah, nggak banget aktingnya.

Gue suka sama lokasinya yang ijo royo-royo. Tapi gue rada keganggu sama set yang dipake pas adegan jatuh-jatuh di pinggir jurang. Kok kelihatan banget ya kalo syutingnya dibikin tidur dan diambil dari samping? Hahaha…

Gue nggak suka sama pengeksekusian akhir yang nggak jelas. Dimana nggak diceritakan sosok-sosok gaib yang bertebaran itu siapa-siapa. Atau memang sengaja dibikin gitu kali ya? Namanya juga rahasia alam. Gue juga nggak suka sama ending yang terkesan buru-buru. Dimana diawal kayaknya lama banget dan bikin gue nanya kapan mereka ketemu. Bahkan sempet gue berasumsi kalo tokoh-tokoh yang hilang benernya udah mati. Kayak satu segmen cerita di film horror Thailand 4Bia berjudul “In The Middle”.

Overall, pencarian terakhir terlalu biasa untuk ukuran film lama yang versi home videonya baru rilis.

Rating 5.5/10

http://www.smileycodes.info

Cewek Gokil [2011]


to be honest, awalnya gue udah ilfil duluan liat akting velove vexia sejak dia membintangi sinetron perdananya bareng raffi ahmad dimana jalan cerita tu sinetron ngejiplak abis film berjudul she's the man yang kemudian bertransformasi jadi olivia (dan parahnya, nama salah satu karakter cewek di film aslinya juga olivia. what the?! ngejiplak kok tolol kek gitu. nggak ada kreatif-kreatifnya). jadinya gue nonton film ini tanpa ekspetasi apapun. berharap ada bahan buat dicaci oke juga kayaknya. tapi setelah lihat keseluruhan film arahan rizal mantovani ini, gue langsung melongo. awesome, right. seenggaknya dari beberapa film yang membuka awal tahun 2011.

bercerita tentang keke, cewek smart berusia 19 tahun yang ambisius. lantaran trauma gara-gara satu kejadian pas nganterin jahitan nyokabnya hingga dikejar-kejar orang sekampung, keke jadi punya cita-cita sederhana binti mulia yaitu membelikan mobil untuk ibunya. biar dia nggak ribet pas disuruh-suruh gitu maksudnya. nah, karena udah tau semua sia-sia kalo dia cuman diem aja dan berharap ada hujan uang turun dari langit, keke pun berjibaku demi mewujudkan mimpinya. dari memperbanyak bacot sana-sini supaya jumlah downline MLM nya bertambah, nyari anak-anak SD yang mau les privat bahasa inggris di rumahnya, jual barang-barang kesayangan, ikutan kasting sinetron dan kerja jadi sales promotion girl sebuah apartemen demi sebuah mini cooper lucu yang bayarnya bisa diangsur. lalu, setelah semua yang dia lakuin tadi, apakah mini cooper itu bisa menjadi miliknya?

menurut gue, film yang baik itu adalah film yang bisa menghibur dan bikin penonton terjaga dari awal sampe akhir plus setidaknya mendapatkan bonus sebuah hikmah yang bisa dipetik selain hiburan semata setelah meninggalkan bioskop. dan cewek gokil ini, memberikan semua yang udah gue sebutin tadi. serius.

dari segi pemain gue beri standing applause buat debut velove vexia di layar lebar. dia emang gokil dan total dalam menjiwai karakter keke sampe gue nekat berasumsi sendiri kalo di luar film dia emang kek gitu. hahaha... sorry kalo sebelumnya gue sempet nge-judge elo yang iya-iya, sista. trus jajaran pemain lain juga gak kalah okenya dan bermain pas sesuai porsi kek tokoh dino yang diperanin syailendra soepomo. dimana dia jadi love interestnya keke di film ini. belum lagi endhita yang berperan jadi fitri, kakak keke yang kerja sebagai wanita penghibur.

nyawa film itu kan dari skenario. kalo skenarionya bagus, minimal film itu juga bakalan keren. dan gue acungin jempol buat scriptwriter film ini, ve handojo, yang keren banget merangkai adegan demi adegan. film ini tuh ngalir banget dan seru buat diikuti. malah ada scene yang bener-bener bikin gue sakit perut saking over gokilnya. sayang aja di tengah-tengah cerita ada intensitas yang nggak terjaga dan melemah, tapi tetep enak buat diikuti.

satu jempol lagi buat sutradaranya, rizal mantovani. dia sukses mengemas script dari ve handojo ke dalam bentuk visual dengan baik dan enak dilihat. dimana dia bisa mengarahkan penonton untuk tertawa bukan dari adegan slapstik murahan, tapi lucu karena situasinya emang kayak gitu. tapi sempet mata gue ble'e liat tata cahaya yang nggak pas sama sikon. bagian itu terlihat jelas pas scene dimana keke mikirin sesuatu di angkot setelah dimarahin bosnya gara-gara telat nangani calon pembeli apartemen. masa iya gitu, wajah keke putih banget kena sinar padahal ceritanya lagi sore hari. ditambah gambar yang memperlihatkan lalu lintas kota di tengah-tengah gedung dan diambil dari kejauhan dengan resolusi rendah  yang parahnya diulang berkali-kali. cukup mengganggu aja bagi gue.

gue suka sama tata musiknya. pemilihan lagu yang dijadiin soundtrack tuh enak-enak dan ngepas sama adegan. mungkin karena dari lagu-lagu yang udah akrab ditelinga kali ya, jadi feel yang pengen disampein bisa dapet banget. contoh kek scene di dalam taksi, dimana keke memandangi wajah ibunya, lalu terdengar lagu surga ditelapak kakimu dari gita gutawa mengalun, sumpah bikin mata gue langsung berkaca-kaca.

kayaknya gue kelebihan dosis muji film ini. padahal masih ada adegan gak jelas yang lumayan annoying selain hal teknis yang udah gue sebutin diatas. pertama scene ketika dino mengantar pulang keke setelah belajar nyetir. masa iya, baru kenal si keke udah main nyuruh cium dino gitu aja? apa nggak terkesan murahan. dua, kemarahan keke yang nggak beralasan ketika dino ingin menasehati kalo keke nggak pantes pake rok mini di mana hal itu berbeda sama prinsip yang dipegang ceweknya selama ini. tiga, proses cinta-cintaan antara keke dan dino yang super kilat. logikanya sih, ada juga love at the first sight atau apapunlah sejenisnya. tapi masa iya nggak bisa didetailin lagi konsepnya. masa tiba-tiba jadian gitu aja.

terakhir soal kata-kata yang dipake juga aneh dan out of date seperti "capcay fuyunghai capek deh". tahun kapan tuh istilah "capek deh" muncul? dan langsung maklum karena baru gue ketahui kalo film ini sebenarnya udah diproduksi tahun 2008 silam. tapi mesti rela rilis tiga tahun kemudian dengan alasan menyesuaikan selera pasar.

overall, cewek gokil adalah film yang sangat fun ditonton sekeluarga, very entertaining dan sangat remaja seperti sosok keke yang digambarkan lewat emosi dan kelakuan yang sangat teenager tanpa ada tambahan embel-embel budaya laknat imbas westernisasi. sarat moral tanpa kesan menggurui. dan poin terpenting, nggak ada adegan mesum-mesum nggak jelas yang membanjiri perfilman kita belakangan ini. semua sangat indonesia. nggak rela waktu filmnya mesti berakhir...

rating 6/10

http://www.smileycodes.info

Pelukan Janda Hantu Gerondong [2011]


gue menulis postingan ini dengan perasaan campur aduk. pertama, menyesal karena menjilat ludah sendiri. dimana gue pernah bilang kalo gak bakalan nonton film terbaru produksi biang sampah perfilman Indonesia ini demi nenek gue yang udah tua kinclong lagi mukanya. Kedua, antara mau sedih ato bangga, karena untuk pertama kalinya dalam hidup, gue nonton film bang dheraaj di bioskop pada hari pertama penayangan serentak di jaringan 21. ketiga, rugi membuang duit sepuluh ribu perak cuma demi mantengin body cewek-cewek kurus kering, gak seksi dan kelebihan bobot yang dengan pedenya unjuk diri. sumpah, ngaca dong. hahaha... ups, sori sengaja nyindir. kenyataan emang pahit, gurlz.

1. pelukan janda hantu gerondong bercerita tentang...... mmm,tentang apa ya? udah ah, gak penting. secara yang jadi jualan film ini bukan ceritanya, kali. melainkan adegan buka-bukaan para tokoh cewek yang gak bohay. serius deh, bodi aida saskia tuh udah bergelambir kek emak-emak. blom lagi bodi indah kalalo yang kurus kering dan angel lelga yang, gitu deh. mending liat bokep. udah pemainnya oke-oke. aksinya to the point lagi. bukan adegan mesum niat gak niat kayak gini.

2. gue mau muntah melihat penampakan hantu disini yang over narsis dan sangat gak penting yang parahnya bikin jantungan karena kaget. bukan, bukan karena serem atau kemunculan yang seenak udel. tapi efek suara yang bikin shock dan memekakan telinga. beruntung keluar bioskop kuping gue gak budek. kalo sampe iya, gue bakalan tuntut kkd ke meja hijau.

3. make up hantunya bikin gue mencret. gue pikir lebih artistik di posternya dari pada make up dalam film yang norak jaya. meskipun sama-sama kayak tai sih. beruntung mata gue gak mengalami kebutaan. coba kalo iya, gue bakalan tuntut kkd untuk kedua kalinya.

4. akting pemain kesayangan om dheraaj; andreano philip dan angel lelga sangat flat. belom lagi pemain lain yang cuma keliatan niat kalo syuting adegan ranjang dan pamer punggung setelah buka BH. yang gue sayangin adalah kehadiran wulan guritno disini. gue yakin dia cuma pengen eksis aja. mumpung ada yang nawarin film jadi asal di ambil gitu. malesin banget deh.

5. skenarionya nyampah dengan dialog tidak bermutu dan ribet. itu terjadi ketika scene dr.lucas menasehati robby. pilihan kata yang di pake tuh berbelit, absurd dan gak nyambung. bikin gue pengen lempar ember berisi muntahan gue ke muka scriptwriter-nya. yang maunya sok pinter tapi gak becus bikin kata-kata. balik aja ke TK sono.

6. soal sutradara gak ada masalah dalam soal nge-shoot angle-angle. cuman banyak banget blopers yang terjadi. contoh nyata ketika scene pembantaian maksa bin tolol a la ruma dara. posisi mayat-mayat suka seenaknya berubah. dari yang awal disudut tembok tiba-tiba ada di pinggir. dari yang mati deket meja, ketika scene berganti mendadak jauh dari meja. gimana cerita mayat jalan sendiri?

7. banyak adegan gak penting yang di masukin dan harusnya gue maklum. ini film kkd kan? gak perlu gue sewot dan diperdebatkan lagi. kalo gak kayak gini bukan kkd namanya. iya nggak?

8. judul gak berhubungan sama isi cerita. setannya juga, ngapain gitu jadi nenek-nenek gak jelas. contoh konkritnya kek gini, masak iya ada suster mati diperkosa eh, setanya jadi macam hantu jeruk purut? kayaknya gak usah di debatin lagi deh. bikin capek. samain aja seperti point ke 7. udah, beres.

9. selain poster yang jiplak, hal paling anjing disini adalah ketika gue mengetahui kalo film ini memfoto kopi plot dan jalan cerita thriller bollywood berjudul 13B yang dibintangi madhavan. liat aja poster di bawah ini pasti sudah tergambar jelas. anjing! anjing! anjing!


10. ending film ini sangat annoying. kenapa tiba-tiba muncul sosok hantu kek di film-film jepang dengan rambut panjang kemana-mana dan nemplok di atap kayak cicak. maksud apaan coba? oh, lupakan...

11. pengen banget gue datang ke istana presiden lalu teriak "pak SBY buang bangsat ini ke negaranya. maksud gue kkd bukan si gayus! (lho?)"

bagi elo yang pengin buang duit dan milih nonton fim kancut ini daripada bokep, boleh lah, terserah lo. tapi gue gak mau nanggung efek samping yang bakalan lo derita selain onani di kamar mandi. wassalam.

rating -0/10

http://www.smileycodes.info

Laskar Pemimpi [2010]


sebenarnya ada alasan kenapa gue melewatkan film indonesia ketika tayang di bioskop. pertama karena nggak sempet alias sibuk atau memang menyibukan diri. kedua karena filmnya nggak layak konsumsi, jadi daripada buang duit mending lihat nanti pas udah muncul versi DVD dan VCD originalnya--atau malah kadang dengan senang hati melewatkan. terakhir, karena emang sengaja nunggu versi home videonya keluar karena lagi gak ada mood buat nonton. dan sebelum menonton, film arahan monty tiwa ini masuk daftar ketiga.

dilihat dari nama sutradara, oh, bolehlah. dari jajaran pemain seperti project pop, shanty, gading marten, rifnu wikana, masayu anastasia, marcell dan dwi sasono, kayaknya seru. dari genre yang mengambil action komedi, film ini sepertinya bakalan berbeda. tapi entah kenapa gue masih nggak tertarik buat nonton waktu itu. padahal daripada boring dirumah menahan lapar karena lagi puasa, bukankah lebih enak kalo dibuat nonton film yang mana versi trailernya di tivi seperti sangat menjanjikan sesuatu yang bisa membuat penonton tertawa ngakak. suatu pertanda kah? jawabannya baru gue temuin ketika selesai menonton filmnya kemaren di you tube. dan gue sangat berterimakasih sama mood gue karena telah berjasa menyelamatkan gue dari segala isi ketololan yang memenuhi laskar pemimpi.

oke, pada bagian opening title dimana terlihat gambar-gambar hijau persawahan dengan backsound indonesia pusaka, film ini terlihat seperti layak konsumsi. tapi ketika menit kemudian berubah jadi adegan musikal yang--yah, film bollywood aja gak gini-gini amat, mood gue langsung drop ke dasar jurang. dari situ film ini jadi memuakan dan bikin gue pengen muntah sekaligus boker dalam waktu bersamaan!

gue gak tahu apa alasan dibuatnya film ini. dari segi menghibur jelas gagal pada menit awal. apakah hanya karena mengangkat tema perjuangan indonesia jaman dahulu kala maka harus diboyong ke layar lebar? rasanya via tivi saja sudah cukup. sekali tonton, lupakan.

gue bukannya nggak menghargai niat baik film ini yang ingin membakar semangat nasionalisme para generasi muda sekarang yang mulai pudar. tapi boro-boro, selain dari lagu nasional yang di aransemen ulang, nggak ada roh nasionalis yang bisa gue petik.

gue gak tahu mesti meyalahkan siapa. pemilik ide cerita dimana dia bisa mencetuskan ide membuat film goblok kayak gini atau scriptwriternya yang miskin ide. atau mungkin keduanya. coba kalo nggak ada mereka, mungkin film model beginian nggak akan pernah ada. udah jalan cerita absurd dengan dialog-dialog jablay serta komedi yang nggak ada lucu-lucunya sama sekali.

dari segi pemain semuanya cukup baik ketika membintangi film lain seperti yang udah gue sebutin diatas tadi. apalagi project pop. siapa sih yang nggak tahu mereka? gokilnya udah famaous kemana-mana. tapi nggak tau kenapa yang terlihat disini mereka malah nyampah. akting maksa, nggak lucu dan bikin eneg. semua personil project pop kayak terpaksa gitu gue ngelihatnya. sama sekali nggak ada gereget. bahkan saat diharuskan adegan itu dapat membuat orang yang nonton tertawa, gue malah diem aja. nggak tahu mesti ngetawain apa sambil ngebatin "apanya sih yang lucu? adegan slapstik nabrak pohon? adegan nyanyi-nyanyi gak jelas? apa? APA?!?!"

sumpah, gue gak tahu mau ngomong apalagi. semua yang ada disini tuh nggak niat dan too much. lihat aja efek tembak-tembakan yang animasi. setting jaman dulu yang nggak niat dan masih kerasa jaman sekarang. atau judul yang merupakan gabungan dari dua bagian novel andera hirata. parah, parah banget. film komedi terburuk yang pernah gue tonton

kalau boleh milih dan kembali ke awal, harusnya laskar pemimpi masuk dalam poin kedua. dimana gue nggak harus menonton film ini. atau lebih baik melewatkan dengan senyum bahagia. sorry to say...

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Ungu Violet [2005]


dari luar, film arahan rako prijanto ini terlihat sangat meyakinkan dengan membawa nama besar dian sastrowardoyo dan judul yang aneh namun terdengar ear catching. tapi kalau diteliti lebih dalam lagi, film ini ternyata mempunyai borok. hingga akhirnya bobrok secara keseluruhan.

1. poin pertama menyorot soal sutradara. nggak ada yang salah sama debut rako di layar lebar setelah sebelumnya bermain di film tragedi, eliana eliana dan arisan! dia udah mendirect dengan cukup maksimal. cara dia nge-shoot angle-angle tuh lumayan nge-art, dinamis dan enak dilihat. kekurangannya cuman satu, gagal membuat pemain-pemain di film ini menyatu sama cerita.

2. dian sastro berperan sebagai kalin, cewek lugu penjaga tiket busway yang akhirnya sukses menjadi model papan atas karena pertemuan tak sengajanya dengan lando yang diperankan oleh rizky hanggono. dian sanggup berperan sebagai kalin cuman dari kulit luarnya doang seperti dalam hal berkostum yang memperlihatkan dia cewek lugu lalu berubah jadi seorang yang mempunyai kehidupan glamor. tapi cara ngomong, ekspresi dan kelakuanya tuh masih terlihat seperti cinta di film ada apa dengan cinta? padahal jelas-jelas kalin dan cinta adalah sosok yang berbeda.

pemain lain pun juga begitu. ada rizky hanggono yang saat itu masih pemain newbie alias debutan. dia nggak jelek kok. tapi kurang ekspresif, bahkan saat harus tertawa pun! akting dia tuh sedatar mukanya (ups, sori, sengaja). trus ada gary iskak yang karaternya hampir ditiap film gitu-gitu mulu cuman ganti nama doang. ada pula rima melati yang sukses ganjen banget jadi nenek-nenek. nggak salah kalo dia menang award sebagai best supporting actress di ajang festival film asia pasifik. sedang dian sastro mendapat award sebagai aktris menjanjikan.

ada satu karakter yang menarik disini. adalah tokoh rara yang diperankan sama katinka. dia emang muncul dalam dua scene buat bikin konflik awal dan cerita berjalan. tapi akting nangisnya oke banget. mencuri perhatian.

3. judul filmnya nggak ada hubungan sama sekali dengan cerita. mungkin awalnya emang nggak mempunyai judul karena plotnya menjiplak mentah-mentah music video (mv) penyanyi korea. ungu violet hanya diartikan dari campuran warna kesukaan kalin dan lando. kalin suka warna merah dan lando suka warna biru. jadi jangan heran kalo disepanjang film soal kostum cuman didominasi oleh dua warna itu. dan voila, jadilah judul ungu violet. kasus judul aneh kayak gini juga terjadi di film arahan hanny r. saputra; love is cinta.

4. menyinggung poin ketiga, gue mau ngasih tau hal terparah kenapa film ini harusnya menjadi film sampah, film terburuk dian sastro atau film yang mestinya nggak perlu ada karena malu-maluin banget. gimana nggak anjing kalo dua jam disini adalah pengembangan sebuah mv dari penyanyi korea bernama kiss berjudul because i'm a girl. coba deh, bagi lo yang udah nonton, perhatiin mv dibawah ini sampai habis. dan berspeechless lah. sumpah, parah banget. versi indonesia hanya dirubah beberapa detail dengan penambahan karakter baru. namanya juga bangke, jadi lama-lama kecium juga. yang bikin film juga goblok, mau nyontek kok dari mv terkenal.


5. hal diatas diperparah dengan skenario bikinan om jujur prananto yang picisan dan dangkal. dimana cerita-cerita kek gini bisa terlihat pasaran dengan dialog gombal tentang cinta yang hampir udah pernah dimunculkan dalam novel teenlit-chicklit-metropop, sinetron, ftv dan film layar lebar lain.

6. selain dangkal, banyak juga adegan yang terpaksa dibuat sama om jujur biar seru. tapi buat gue, hello, maksa banget sih? pertama adegan ketika rumah nenek kalin kebocoran. terlihat nenek kalin bingung nyari alat untuk menadahi tetesan air hujan sampe nekat memindahkan air dalam bak ke tempat lain padahal udah tau kalo berat tapi tetep aja keukeuh hingga akhirnya jatuh dan pingsan. apa gunanya gitu ada kalin. kan bisa aja disuruh bantuin angkat gitu. dan scene setelahnya pun terlihat dimana kalin sudah menemukan ember. bahkan mengepel lantai!

pemaksaan kedua terjadi sebelum kalin tertabrak hingga akhirnya menjadi buta karena matanya terkena pecahan gelas yang dia bawa. nah, gelas ini yang jadi masalah. kenapa juga kalin lari-lari ngejar lando sambil bawa gelas. gue kira sih buat lempar lando. tapi ternyata cuman jadi properti supaya akhirnya kalin jadi buta. dan itu belum ada apa-apanya ketika melihat posisi jatuh kalin setelah tertabrak. hei, gimana cara kalo ada orang tertabrak dari depan lalu jatuhnya disamping persis dalam posisi lurus sejajar dengan mobil? seenggaknya kalo emang mau dibikin supaya rada art, dimana di film terlihat efek slow motion, harusnya dipikirin logika-logika cara jatuh setelah ditabrak yang baik dan benar.

at least, sebagai melodrama, ungu violet bisa jadi film terbaik kalo saja bukan dari hasil ngejiplak karya orang lain. dari mv lagi. minimal kalo emang punya niatan kek gitu, dicantumin credit kalo film ini dikembangkan dari mv nya kiss. tai banget lah!

NB: mv model kek gini ternyata juga dijiplak sama video klip lagunya adi 'naff' berjudul cinta memilihmu dengan perubahan detail tapi tetap menceritakan cewek yang buta karena kecelakaan lalu cowok yang mencintai dia menyumbangkan korena mata biar si cewek bisa melihat. sayang, kisah kek gini, cuman bisa terjadi didunia fiksi.

rating: 0.5/10

http://www.smileycodes.info

what the...?


sebenarnya banyak sineas lokal berbakat datang dengan ide-ide gila untuk membuat sebuah film yang layak konsumsi. Tapi nggak banyak produser-produser yang tertarik mendanai. Dan akhirnya, cerita mereka hanya stuck di jalan. Karena kebanyakan produser jaman sekarang cuman butuhin modal cerita basi dan adegan buka-bukaan hingga pundi pundi duit mengalir dengan lancar kek air seni tanpa memikirkan perasaan penonton dan moralitas anak bangsa. Entah sutradara, pemain atau ceritanya sangat nyampah dimana-mana. Yang penting jadi film, jadi poster yang eye catching, jadi judul yang mengundang serta viral marketing yang mengada-ada. Well, nggak mau munafik juga sih. Kalo udah masalah ginian, duit emang masih jadi masalah yang dominan.

Sebenarnya banyak sineas lokal berbakat datang dengan ide-ide gila untuk membuat sebuah film yang layak konsumsi. Sekalinya ada produser yang mendanai, uda syuting uda siap-siap edar di layer lebar, eh, malah mengalami proses filterisasi, mana yang proft mana yang tidak. Hingga akhirnya film itu hanya diputar pada event-event tertentu. Dan diedarkan di luar negeri. Yang mirisnya mendapat banyak respon postif.

Nggak tau mesti sedih atau gimana, kayaknya pemerintah kurang mensupport hal-hal kayak gini. Mereka cuman support film-film yang emang udah dianggap. Padahal filmnya sendiri sebenarnya nggak banget. Contoh nyata kek ayat-ayat cinta. Sehebat apa sih film itu? Sampe presiden aja bela-belain nonton. Sangat membuang waktu padahal disana-sini banyak konflik, bencana, demo demo minta keadilan, eh malah ditinggal liat film nggak penting bersama pejabat-pejabat lain.

Saking hopelessnya, sineas muda yang punya mimpi besar pada kabur. Mereka terjebak pola pikir UUD alias ujung-ujungnya duit. Lihat aja, banyak banget film-film Indonesia rilis tanpa nafas yang berarti. Hanya beredar dengan kontroversi yang harusnya tak perlu seheboh itu. Ngapain sih dibikin heboh toh di dunia maya banyak bokep-bokep tanpa filterisasi yang tersebar dengan akses begitu mudah. Cuman 3000 per jam!



Kembali pada poin kedua, bosan dengan film-film sampah semi mainstream kelas tai yang terornya makin gila-gilaan dijaringan 21, terkadang muncul film-film dari generasi terbaru yang nggak bisa tayang dengan banyak alasan. Satu contoh seperti babi buta ingin terbang. Herannya udah tau diginiin, mereka, yang bikin film, cuma diam berpangku tangan. gak ada yang berani nge share atau gimana gitu. buat kemajuan bangsa sendiri kok jiper gitu. Meski nggak ayal kalo di edarin pasti bakalan terjadi pro dan kontra. Tapi masih mending film ini mempunyai isi daripada film keluaran maxima, starvision, k2k, mitra pictures dan bic production yang, yah, you know what I mean, guys. What the fuck!

Berita terbaru datang dari film sex art arahan duet djenar maesa ayu (mereka bilang saya monyet!) dan harry dagoe (pachinko) yang mana mereka juga membintanginya sendiri, berjudul saia dan udah dikonfirmasi sama djenar via retweet di twitter saat gue asyik berbalas mention dengan rio johan pemilik kinema movie review, kalo film ini nggak bakal tayang di Indonesia dengan alasan klise, takut dicaci maki. Rasanya film ini akan menjadi bagian seperti film jermal, babi buta ingin terbang dan may. no commet ah…

curhatan operator warnet yang begitu [terpaksa] mencintai film indonesia

Oh Baby [2008]


hatching, sebelum mulai membaca review, ada baiknya kalian dengarkan lagu oh baby dari cinta laura. lalu kita nyanyikan sama-sama dengan ketukan 3/4 sambil memperhatikan liriknya. karena tanpa menonton filmnya pun, kita bisa tau gimana efek samping dari film ini. oke, musik, mulai...

jreeeng...

" kau... bikin pusing tujuh keliling, buat aku mabuk kepayang..."
(ini efek pertama, efek kedua kita lihat selesai bacotan gue dibawah ini!)

1. oke, jarang sekali muncul film bertema dance di scene perfilman lokal. sekalinya muncul, malah film dance nggak jelas yang awalnya berjudul olala baby ini.

2. judul dan poster film se-chessy isinya. dengan plot yang diharapkan twist namun sayang, tertebak diawal. diperburuk dengan skenario yang dangkal, komedi slapstik bikin enek, cinta-cintaan nanggung dan dance yang... eh, si cinta laura tuh nge-dance ato lagi gatel gara-gara digigit semut sih?

3. biasanya cassandra masardi hanya kebagian peran jadi scriptwriter, tapi kali ini dia mencoba memulai debut menjadi sutradara dari skenario olahan h. encep masduki.

4. tukang art and properti-nya norak gila. masa iya semua serba kalerpul.

5. gue yakin koreo dance di film oh baby ini bikinnya ngasal. lihat aja scene dance diawal film pas audisi rame-rame. ketika karakter baby datang mengenakan topeng phantom lalu menari sambil mengetuk-ngetukan sepatu di lantai dengan sangat nggak jelas. dan gue shock, ketika penonton terpukau dengan tarian monyet nemu pisang di ethiopia a la cinta laura. hingga membuat seorang panitia kaya bernama wizard terpesona lalu  berkata kalo baby boleh masuk grand final dengan sebuah syarat. ih, coba ah gue juga ikutan nari kayak gitu di depan pejabat dengan harapan dikasi segepok uang hasil korupsi, pasti deh udah kena tendang. hahaha... dan semua itu belum lengkap tanpa acara gue pingsan ketika melihat scene baby latihan di gudang sekolah and of course, acara final dance. sumpah, nggak awesome sama sekali kek seperti kita nonton trilogi dahsyat step up selain tarian norak baby dan zarro.

6. akting semua pemain pas-pasan. terlebih lagi cinta laura. dia disini cuman jual tampang dan aksen bicaranya yang sok bule. pengyen dyeh sekhali-khali guweh pentyok-pentyokin jidat cintha laurar ke tembok biarr kalo ngomong biasya ajha. guweh yang keturnan bule aja gak gityu-gityu amat. *ngomong a la bule kampung*. hehe, pis, cin...

7. ada karakter ketua geng cewek yang, plis deh, cantik dari mana, muka culun gitu mau saingan sama neng cinta. terjadi misscast nih kayaknya. iuww..

8. selain banyak dihubung-hubungkan dengan step up dan high school musical, film ini kentara banget mewesternisasi budara indonesia. and then, jadi seperti teenfilck hollywood kelas tiarap.

9. musik musik di film ini sangat tidak berstamina dan energik. nggak ada nyawa sama sekali sebagai pengisi adegan dance. cuman lagu oh baby yang jadi single penjual terlihat sedikit berbobot. meski koreo untuk lagu ini sangat over jablay.

10. overall, sebuah film khusus anak SD yang doyan warna-warni, cerita ringan seringan kapas dengan aktor dan aktris berwajah enak dilihat tapi bikin enek aktingnya dan pantas tayang sekali aja ditivi. mudah terlupakan. *kecuali kalo logat ngomong cinta manjur meracuni otak para penonton*

and now, back to musik..

" ai don wana lus yu
yes ai wana hold yu
ai don wana mek yu
mek yu sed en mek yu kraii.."

akhir kata, sebagai efek kedua, gue nangis darah liat film ini

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Titik Hitam [2002]


janji adalah hutang.

mungkin seperti itulah gagasan awal yang terbersit di otak sentot sahid sebagai pemilik ide asli dan kemudian di serahkan pada jujur prananto untuk mentransformasikannya dalam bentuk skenario drama berbumbu suspense. dan penjabarannya pun berubah jadi seperti ini:

heru (winky wiryawan) dan retno (aurora yahya) adalah saudara sepupu yang memiliki keistimewaan. heru bisa melihat sosok mahluk halus, sedang retno cuma bisa merasakan keberadaannya. karena merasa senasib sepenanggungan, mereka akrab sejak jaman masih pake merah putih hingga menginjak bangku perkuliahan. hingga tanpa retno sadari, ternyata dia mencintai heru. meski heru sendiri merasa nggak mungkin balas mencintai karena dia dan retno masih mempunyai hubungan darah.

di bangku kuliah, heru menjalin hubungan asmara dengan rianti (endhita) tanpa sepengatahuan retno. hingga kemudian retno tahu dan tak bisa menerima kenyataan itu sampai-sampai mengalami kecelakaan karena depresi.

semenjak itu, hubungan heru dan rianti menjadi tak tenang karena diam-diam heru pernah membuat perjanjian khusus dengan retno: siapa yang lebih dulu meninggal, akan menemui yang masih hidup dan menceritakan perjalanannya setelah berada di alam kematian.

menarik? 

actually titik hitam bukan film dengan cerita kacangan yang sekarang ini bertebaran dengan efek tambalan dimana-mana. poor them, setelah melihat hasil keseluruhan, selain durasi yang serasa bagai setahun lamanya alias bertele-tele, film ini diakhiri dengan ritme yang begitu terburu. mungkin sang sutradara en produser udah merasa terlalu kepanjangan. jadi buru-buru diselsein. masalahnya, mereka lupa mengefisiensi apa yang bertele-tele diawal seperti sub plot sub plot nggak penting. membuat titik hitam terasa sangat membosankan.

dari segi penyutdaraan, debut sentot sahid cukup pintar memanjakan mata gue. meski terlalu mengeksplor tempat kerjanya--IKJ. secara dia dosen disana.

dari segi akting semua pemain berakting lumayan. tapi kalo ngomongin spesial efek. haha... gue gak tau kenapa penampakan hantu-hantunya memaksa pake efek animasi 3D  karena terlihat annoying. nggak serem, yang ada malah pengen muntah. bukankah lebih baik meniru kebiasaan nayato or kk dheeraj yang memakai setan asli manusia dengan beberapa modifikasi dempulan diwajah. entah pake kapas yang dikasi cat merah atau apalah namanya (sepertinya gue lupa kalo nayato atau kk dheeraj belum seeksis sekarang, bahkan asumsi gue, si biang tai alias KKD masih di negaranya). belum lagi, adegan terbang-terbangnya. oke sih sebenarnya, malah jarang liat film terbang-terbang kek gitu (dengan catatan ketika tahun 2002; red) tapi masih kurang halus efeknya. yah, gue bisa maklumi lah kalo masalah ini. mungkin karena dana juga kali ya.

sebagai film yang rilis ketika perfilman indonesia belum seramai sekarang, titik hitam telah gagal menyihir penonton untuk berduyun-duyun ke bioskop. seingat gue filmnya cuman bertahan seminggu lebih dikota gue. dan di jakarta cuman beredar di beberapa bisokop. mungkin dari segi poster yang nggak banget dan menjual nama winky wiryawan doang yang saat itu tengah bersinar gara-gara film jelangkung.

coba aja kalo skenarionya lebih pas dan nggak ngejablay kemana-mana memperpanjang durasi, mungkin film ini bakalan berbeda. apalagi pesan khusus yang ingin disampein sentot sahid bisa saja lebih mudah di cerna. karena judul titik hitam sebenarnya mempunyai maksud tersendiri.

ah, terlalu banyak yang ingin diceritakan dari arti sebuah titik.

2.5/10
http://www.smileycodes.info

Pengantin Pantai Biru [2010]


1. om naya heboh mengeluarkan 14 film di tahun 2010. dan kesemuanya rata-rata selevel sama tai.

2. pengantin pantai biru. cerita daur ulang plus nggak ada pembaruan sama sekali. dari sampah tetep menjadi sampah. mungkin niatnya mau dibikin sekuel air terjun pengantin. tapi karena pihak multivision plus gak cocok sama om naya dan skenario bikinan ery sofid sendiri karena mengandung sampahisme, jadillah film ini di produksi oleh kanta indah film dan bic production.

3. meski meninggalkan nuansa hujan-hujan, film ini tetap berciri seorang om naya. ya, apalagi kalo bukan adegan jalan terus nolah noleh tanpa alasan. parahnya, scene kek gini trus dilakukan oleh hampir semua pemain.

4. adegan buka-bukaanya maksa. masa tiap mau ngapa-ngapain para ceweknya buka baju. untung bodinya oke. coba kalo kaya okky lukman. ups...

5. pengen gue bunuh si keket karena wira-wiri terus disetiap scene tanpa tujuan. apa nggak capek gitu, secara udah dijelaskan kalo dia manusia. bukan setan. tapi jalannya cepet banget dari pantai ke air terjun, dari rumah ke hutan. niat ngebunuh ato melakukan program 1000 langkah tiap hari, jeng?

6. semua pemain nggak ada yang berakting oke. cynthiara alona uda ketuaan tuh masuk ke kelompok anak muda di film ini. muka udah kayak tante-tante gitu. keith foo juga ngapain sih, akting standar aja ngeksis banget. belum lagi cinta dewi. udah muka pas-pasan, cara ngomongnya gaenak didenger lagi.

7. dari segi poster, norak abis. gradasi warnanya sangat tidak memikat. hanya menonojolkan kemolekan dada, pusar dan paha serta wajah cantik tokoh-tokoh wanitanya. setipe sama poster air terjun pengantin yang ngejiplak poster film komedi hollywood, couples retreat. gak ngebayangin kalo yang ada diposter para wanita kek mpok nori, mpok atiek, omas dan kawan-kawan. hehehe :)

8. banyak adegan yang nggak kreatif dan hampir ada disemua film slasher keluaran 2010. foto-foto dipantai? yup. pake baju bikini? excatly. kejar-kejaran? apalagi. kayaknya rizal mantovani patut bangga karena jadi trendsetter film model beginian.

9. nggak usah di tonton deh, daripada lo stres kayak gue. udah tau film jelek masih aja di tonton. haha... lama-lama gue bisa kena sindrom vividism nih. astoviwo. amit-amit. jangan sampe!

10. maaf kalo ada yang tersinggung. kenyataan emang menyakitkan. hahaha...

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Khalifah [2011]


begitu lihat posternya yang sangat biasa dan tidak enak dipandang mata, terutama bagian indra herlambang dan editan dua gambar marsha timothy plus production house yang membuat, gue langsung ngomen: pasti film bercita rasa ftv ato sinetron. tapi setelah lihat nama sutradaranya, gue jadi mikir lagi. kayaknya nggak bakalan gitu-gitu juga. dan setelah lihat hasilnya...?

secara singkat bercerita tentang khalifah (marsha timothy), wanita cantik berusia twenty something yang diharuskan memilih dalam hidupnya meski terkadang pilihan itu tidak sejalan dengan kehendaknya dan dipaksa oleh keadaan. seperti saat dia menikah a la islam dengan rasyid (indra herlambang) dengan harapan dapat membantu perekonomian keluarganya. dan ketika setelah menikah rasyid mulai mendikte khalifah menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri.

sebagai film berlabel drama hemat dialog, khalifah berjalan sangat pelan dalam menceritakan sebuah proses perubahan. dari ketika khalifah masih bekerja di salon dan begitu digilai pria-pria dikampung akibat kecantikannya, menikah, memakai jilbab hingga akhirnya mengenakan cadar. banyak scene-scene nggak penting yang seharusnya dibuang tapi tetap dimasukkan tanpa tujuan. seperti ketika khalifah baru saja keguguran dan menginap di kontrakan ayahnya. apakah penting terlihat scene dia bolak-balik memikirkan sesuatu dikursi dengan backsound suara sang ayah sedang mengumandangkan adzan subuh dan sempat diperlihatkan sebelumnya kalau ayahnya seperti tak enak badan. karena setelah scene berganti, tak menunjukkan apapun yang berhubungan dengan kejadian tadi. misal ayah khalifah sakit atau kenapa gitu.

nggak cuman itu saja, film ini juga semakin diperlambat dengan banyaknya adegan khalifah kebingungan mengenakan jilbab atau cadar ketika akan ada tamu. mungkin om nurman hakim yang bertindak sebagai sutradara memiliki tujuan tertentu kenapa adegan kebingungan memakai jilbab atau cadar itu diulang-ulang. tapi akan lebih efisiensi waktu jika langsung dipakai saja.

sebagai film indonesia pembuka di tahun 2011, khalifah terasa menjadi bagian tidak penting dan mungkin akan mudah terlupakan. meski dari segi tema sebenarnya menarik. tapi sutradara seperti kehilangan minat mendirect film ini seperti gue yang mulai mengantuk dan kehilangan selera menonton setelah setengah jam film berjalan. filmnya sendiri berjalan lambat dan sangat membosankan dengan lokasi yang itu-itu mulu. untung aja mantan gue, si marsha timothy *eits, biasa aja, jangan jadiin gosip* cantik banget. jadi meski memakai cadar gue tetep seger lihat wajahnya. kalo pemain lainnya, yah gitu deh, datang dan pergi sesuka hati, jadi nggak begitu berkesan. of course, kecuali mantan gue yang lain, titi sjuman, yang berhasil mencuri perhatian.

by the way tata musik dari om djaduk ferianto keren banget. meski di bagian opening gue seperti deja-vu. kayak pernah dengar dimana gitu.

khalifah bukan film yang buruk. tapi ada baiknya kalian menonton ketika sudah tayang di tivi atau pas muncul DVD/VCD originalnya daripada mati kebosanan karena alur lambat tanpa hentakan, tanpa emosi, dengan ekesekusi yang membuat gue sedikit bingung. nggak heran kalo pas gue liat di 21 yang nonton cuman 12 orang including me. dan rata-rata wanita.

rating 2/10

http://www.smileycodes.info

Mereka Bilang, Saya Monyet! [2007]


rasanya sangat menyesal gue baru nonton film ini 3 tahun kemudian *sambil nangis dan bentur-benturin jidat ke tembok*. debutan djenar maesa ayu dalam mendirect sebuah film ini pantas diacungi jempol. diangkat dari kumpulan cerpennya berjudul sama namun hanya mengambil 2 dari 11 cerpen yang ada dengan judul "lintah" dan "melukis jendela".

tentang seorang adjeng, penulis cerita anak berusia thirty someting, yang hidup dalam bayang-bayang kelam masa lalunya. dimana ibu yang terlalu over protektif stadium 5, sosok ayah yang suka main perempuan sehingga meninggalkan dia dan ibunya, serta pelecehan seksual yang dilakukan calon ayah barunya. hingga membentuk adjeng menjadi seorang wanita yang bingung dengan kehidupannya. tak bisa membedakan mana yang nyata atau sekedar imajinasi.

cerita yang cukup berat sebenarnya. tapi djenar dengan bahasa lugas dapat membuat kita dengan mudah mencerna serta mendapatkan esensi dari apa yang ingin dia sampaikan. sampai gue nagih dan penasaran gimana endingnya yang cuman "oh gitu doang". padahal gue pengennya lebih atau gimana gitu. hahaha...

seperti yang udah gue bilang diatas, debut djenar sebagai sutradara sangat patut diacungi jempol. meski sederhana dan terlihat hati-hati, gue suka aja cara dia ngambil angle-angle yang terasa pas dengan momen cerita. belum lagi debut titi sjuman yang juga bertindak sebagai penata musik bersama suaminya, sangat outstanding. ditambah totalitas henidar amroe. plus adegan-adegan yang nyerempet dan bikin gue eneg. misal tokoh adjeng kecil yang di suruh memakan kembali apa yang dia muntahkan di kloset. yuck... dibayar berapapun gue gak mau akting kayak gitu *pertanyaannya, heii, emang ada yang nawarin?*. salut buat nadya rompies yang mau-maunya disuruh akting kek gitu sama djenar.

hmm, apalagi ya, gue jadi bingung sendiri saking nggak percaya ada juga film kek gini di indonesia. sayang aja film ini cuman tayang di blitzmegaplex yang mendukung format digital dan kemudian muncul versi kepingan disc dengan logo jive! collection yang benar-benar jaminan mutu untuk film-film berkualitasnya. tapi ada benernya juga kenapa film ini dibuat dengan format digital, mungkin dengan tema kek gini bakalan banyak orang memandang sebelah mata. padahal belum tentu juga isinya membosankan. yah, kebiasaan masyarakat indonesia lah. yang maunya cuman nonton tontonan berbau seksi seksi. *eh, kenapa jadi curhat?*

overall, nggak berlebihan kalo gue kasih nilai 9. film yang bikin gue terjaga dan sangat menikmati tiap adegan demi adegan dengan dialog cerdas dan hampir tanpa scene yang terbuang percuma alias mubazir. film ini begitu padat dan kaya akan gizi *sok, tua deh gue*. at least, wajib tonton daripada nyesel. gue yakin film ini bakalan jadi film cult beberapa tahun nanti.

rating 9/10

http://www.smileycodes.info

Cin(T)a [2009]


mengapa TUHAN menciptakan kita berbeda jika DIA hanya ingin disembah dengan salah satu cara?

film berjudul cin(T)a arahan sammaria simanjutak ini sangat berani dari segi plot dan tema tentang pluralisme. bahkan sempat menuai kontroversi karena isu rasial serta perbedaan agama yang dibawanya.

bercerita tentang annisa (saira jihan), wanita muslim keturunan jawa yang notabene adalah seorang pemain film dimana dia sedang bingung menyelesaikan tugas akhirnya yang selalu ditolak akibat terlalu berpegang teguh pada idealisme.

lalu ada cina (sunny soon) pria keturunan tionghoa beragama nasrani yang baru lulus SMU dan berkuliah di tempat yang sama dengan annisa.


sebuah awal yang biasa memang. namun ketika cerita mulai bergulir dan kedua tokoh ini saling bersinggungan serta mengalami ketertarikan rasa diantara mereka, semua jadi berbeda. karena rasa itu mesti dipisahkan oleh satu masalah, cara mereka menyebut nama tuhan.

secara frontal, film ini jujur dan tegas dalam bercerita tetang perbedaan agama, isu-isu sosial sampai hal menye-menye tentang cinta. meski di bagian awal sempet nggak ngeh sama jalan ceritanya. dan terpaksa menonton dua kali.

meski cuman delapan puluh menitan, to be honest, film ini terasa seabad karena alur yang sedikit lambat. dialognya memang cerdas, sarat pesan, namun tak menggurui meski terkadang out of the topic. ditambah sound-nya yang berisik lumayan cukup mengganggu.

dari segi akting, dua pemain baru ini berakting sangat biasa dan kaku. coba kalo sedikit lebih natural, pasti chesmistry diantara mereka lebih kerasa.

gue suka simbol-simbol yang tersaji dalam film ini seperti apel dan semut. juga gambar wajah di ujung jari telunjuk. sangat orisinal.

and you know what, judul cinta dengan t dalam kurung dan sengaja di blurkan bukan tanpa maksud. 'cin' adalah singkatan dari nama cina, sedang huruf 't' kapital dalam kurung adalah tuhan dan 'a' adalah annisa. very interesting.

secara keseluruhan, cin(T)a bukan film biasa. meski nggak begitu spesial tapi sangat istimewa.

rating 5.5/10

http://www.smileycodes.info

Sweetheart [2010]


1. sweetheart merupakan film terbaru arahan hanny r. saputra setelah gagal di awal tahun 2010 dengan ssst.. jadikan aku simpanan. dari segi mendirect lebih baik ketimbang film yang dimainkan oleh acha septriasa dan julia perez itu. tapi tetep kalah jauh kalau dibandingin dengan debut om hanny di film virgin.

2. judul film ini diambil dari nama geng berisikan tiga cewek SMU yang sok ngeksis di sekolah tapi nggak punya otak. yang punya hobi nge-bully anak-anak baru dengan lebay-melambay dan gue yakin cuma bisa terjadi di film indonesia. dan agar hasil bully mereka nggak ketahuan, tiap korban akan dibuat tutup mulut dengan ancaman foto buka-bukaannya akan disebar luas kalau berani ngadu. tentunya bukan foto-foto panas kek dewi perssik atau cynthiara alona. tapi foto yang emang sengaja dibikin geng sweetheart supaya geng cewek ini tetep bisa puas menindas.

3. plot terlalu dangkal dan nggak ada sesuatu yang baru untuk ditampilkan. sebuah cerita basi yang nggak berhenti di modif habis-habisan disana sini dengan sangat alay.

4. scriptwriter-nya kebanyakan asupan gizi sehingga pas ngetik skenario film ini nggak bisa mikir yang bener karena pada akhirnya film ini hanya bertaburan dengan cerita terlalu garing dan klise, too chessy to be true. banyak adegan berlebihan dengan dialog yang sama sekali nggak berguna.

5. 10 menit pertama terlihat sangat menjanjikan. tapi setelahnya, sangat memuakkan. untung cuma nonton via youtube. apa jadinya kalau gue nonton di 21, dengan cerita nggak jelas kalau misal gue nggak baca sinopsisnya duluan, pasti udah mencret di dalam bioskop.

6. durasi terlalu panjang untuk film nggak penting kayak gini. sangat membosankan dan nyebelin karena berhasil bikin gue ngumpat: "aarrrggghh... kapan kelarnya sih?!" berkali-kali. dan membuang napas lega begitu muncul credit title nama pemain.

7. semua cast bermain standar sesuai tuntutan naskah. tapi gue paling interest sama akting sabai morscheck yang very totally sebagai imel, model remaja psycho.

8. eksekusinya gue suka. nggak perlu ada tokoh utama yang mati kayak film-filmnya om naya. ending film ini sangat manusiawi.

9. kata sutradara dan produser film ini memiliki pesan khusus. emang ada pesan gitu ya? kok gue nggak bisa nangkep selain film bully cewek yang ceritanya ngejablay.

10. overall, terlalu biasa. forget it, sesuai sama posternya yang nggak banget!

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

Lihat Boleh, Pegang Jangan [2010]


maxima pictures. gue akui sebagai rumah produksi besar yang selalu eksis merilis film. entah itu film berlabel lumayan, nyampah atau tai yang mirisnya selalu laku dipasar berkat trik dan strategi berjualan yang efektif. di mulai dari keluarnya film pertama production house ini di tahun 2007 dengan judul awal alice, tidak tinggal disini lagi yang kemudian di sulap menjadi lewat tengah malam dan merupakan horror terbaik yang pernah di direct oleh om naya yang saat itu memakai nama koya pagayo. disusul cinta pertama yang lumayan sukses dan lagi-lagi dibesut om nayato yang dengan sangat pede memakai nama aslinya.

namun semakin kesini, entah kenapa film-film keluaran maxima makin basi dan yah, nggak mengalami perkembangan. dengan jualan adegan mesum, komedi garing, horror nggak niat, pemain yang itu-itu mulu dan sutradara yang itu-itu aja. sama sekali nggak memberikan apa-apa selain tambahan film yang patut dilirik sekilas doang lalu ditingal pergi gitu aja dengan berbagai alasan. alasan kebelet boker misalnya. karena dilihat dari hasil olahan maxima dengan boker juga nggak beda jauh ini. sama-sama lihat tai kan? uups.. sorry!

lalu apa yang ditawarkan dari film arahan findo purwono ini?

lihat boleh, pegang jangan. merupakan film kesekian yang dirilis oleh maxima dengan bintang utama yang udah pengen muntah plus mencret aja liat muka dan aktingnya yang nggak maju-maju itu. dengan cerita yang sangat indonesia: yaitu persaingan dalam berjualan bakso.

bakso?

yah, ide yang menarik sebenarnya. dan jujur untuk ukuran film produk maxima, gue lumayan terhibur. nggak ada kernyitan dahi, makian atau mata ble'e lihat ke nggak jelasan seperti yang biasanya gue alami.

film ini ngalir meski sangat gampang ketebak. nggak ada akting pemain yang annoying. semua pas dan nggak lebay. kecuali si perssik, of course. dan gue mencoba melupakan kalo ada kuntilanak satu itu disini plus kroni-kroninya yang sangat nggak penting kek daus separo, joshua bibir dan yadi sembako.

kekurangan film ini terletak pada durasi yang dipanjang-panjangin. terkadang muncul scene-scene ngejablay dan nggak penting untuk dimasukin. lebih oke lagi kalo yang main bukan si perssik. eh, kenapa gue jadi sentimen sama janda satu ini ya? hahaha....

dari segi poster terlalu lebay kata gue. apalagi lihat judulnya yang, omaigod, sama sekali nggak ada hubungan dengan isi film dan kelihatan cuma sebagai taktik jualan semata. yang disayangkan adalah keterlibatan duo mahadewi. scene mereka diisi oleh figuran nggak penting pun, nggak masalah sebenarnya. apalagi kemunculan mereka yang cuman seuprit. pengen ketawa guling-guling gue lihatnya. wkwkwk...

seenggaknya kali ini maxima mempunyai niat baik dengan tidak terlalu memasukan unsur eksploitasi tubuh pemain ceweknya. film ini pure drama komedi meski nanggung juga porsinya. overall, cukup menghibur. apalagi penampilan shinta bachir yang memukau bagi gue pribadi. cukup sekali tonton dan lupakan. masih banyak film indonesia lain yang dua kali lebih menghibur. masalahnya, ada nggak?

hmm, lihat film ini jadi pengen makan bakso.  yummy!

rating 3.7/10

http://www.smileycodes.info

Love in Perth [2010]


jadwal rilis sebuah film emang aneh-aneh. ada produser yang mintanya tanggal segini, bulan ini, biar tepat momentumnya. atau malah ada yang sampe nunggu bertahun-tahun. nggak usah jauh-jauh ke hollywood buat ngambil contoh. kasus nyata yang terjadi di indonesia adalah jadwal rilis hari untuk amanda yang kedengeran gemanya awal tahun 2008 namun rilis pada bulan januari 2010. nggak berbeda jauh dengan film keluaran MD pictures arahan findo purwono ini yang ngendon setahun dari akhir tahun 2009 hingga rilis resmi dijaringan 21 akhir tahun 2010 dengan alasan yang nggak jelas.

love in perth, bercerita tentang lola, cewek berusia 16 tahun yang dapat beasiswa sekolah di salah satu high school di perth, australia. disinilah dia akhirnya bertemu dengan dhani. cowok jutek yang akhirnya luluh dengan segala tingkah polah lola. namun tanpa dhani dan lola sadari, ada ari, yang selama ini jadi teman curhat lola, yang diam-diam menaruh hati pada cewek satu itu. hingga pada suatu momen ari menyatakan cintanya. dan membuat semua jadi tak mudah sejak saat itu. lalu pada siapakah lola akan memberikan hatinya?

dengan plot dangkal dan super duper klise inilah film love in perth berjalan hampir satu setengah jam. sayangnya selain setting luar negeri yang terkesan 'wah', nggak ada apa-apa lagi yang bisa dilihat dari film ini. semua serba standar, flat dan bertaburan hal-hal chessy. dari benci jadi suka, rebutan cowok populer, cewek baik-baik ditindas ketua geng populer, cinta segitiga, kasih tak sampai, sahabat jadi cinta, ending sempurna, adegan monoton khas drama komedi dan kawan-kawan. what the fuck with it? serasa lagi baca novel teenlit!

jujur saja film ini amat-amat-amat sangat membosankan. sutradaranya nggak bisa nampilin hal-hal berbeda dari cerita cinta yang sudah basi kayak gini. akting artis pendatang baru kek gita gutawa, sangat kancut, sok dewasa dan sok penting. karir comeback derby romero di layar lebar pasca petualagan sherina juga so standart. bayangin aja lagi liat dia akting di sinetron striping kepompong. cukup salut dengan petra sihombing yang natural banget aktingnya dengan emosi dikala cemburu melihat kedekatan lawan mainnya begitu ngena. selebihnya, please deh, artis-artis pendukung yang sering eksis di sinetron MD sama sekali nggak penting untuk dilihat.

diharapkan menjadi film penutup tahun yang manis, namun gagal. love in perth hanya menambah daftar film ecek-ecek indonesia. sanggat nggak berguna pihak MD menyimpan film ini sampai setahun lamanya.

nggak ada yang spesial dari film cinta-cintaan ini selain bersetting diluar negeri (yang tempatnya itu-itu mulu) dan dibintangi oleh tiga penyanyi muda. beruntung soundtracknya sangat ear catching seperti parasit, aku cinta dia, malu tapi mau dan cinta takkan salah. cukuplah membuat gue nggak beranjak meninggalkan bioskop.

rating 3/10

http://www.smileycodes.info

Ruma Maida [2009]


apa jadinya kalo novelis wanita pemberontak bernama ayu utami membuat sebuah naskah film? to be honest, sebagai seorang yang juga bookaholic dan doyan dengan bacaan ringan kek novel pop atau teenlit, gue nggak tau siapa ayu utami. tapi ketika mampir ke perpustakaan kota gue pernah pegang-pegang bukunya tanpa niat membaca dan pas ngebaca artikel yang mengulas profilnya baru gue tau kalo penulis, jurnalis dan aktivis satu ini sangat nyentrik. lalu, apakah kepiawaiannya merangkai kata bisa menghasilkan tontonan yang bermutu?

adalah ruma maida. bercerita tentang seorang cewek idealis bernama maida yang terkesan freak dan mendirikan sekolah di sebuah rumah tua kosong bekas jaman penjajajahan tentara jepang untuk anak jalanan. disamping mengajar, maida juga tengah sibuk merampungkan skripsinya.

pada suatu pagi tiba-tiba maida terpaksa menerima kenyataan pahit kalau dia dan anak didiknya harus mencari tempat belajar lain karena tempat yang dia gunakan untuk mengajar selama ini akan dipugar dan dijadikan sentra bisnis. dari situ akhirnya maida bertemu dengan sosok sakera, seorang arsitek yang menjadi love interest di sepanjang film. bersama sakera, maida mencoba berjuang mempertahankan sekolahnya agar tak jadi dipugar. namun ditengah jalan, ternyata banyak rahasia yang harus dia pecahkan. hingga akhirnya jawaban dari misteri tanpa sadar merubah hidupnya. juga hidup orang-orang disekitarnya.

dari segi plot 'maida dan rumah' sebenarnya biasa aja. apalagi plot tambahan tentang sosok pemuda belanda bernama ishak pahing yang jatuh cinta dengan gadis pribumi dan scene-nya yang dibikin bersinggungan dengan alur flashback antara tahun 1998 dan tahun-tahun sebelum kemerdekaan republik indonesia dicanangkan. namun dengan begitu eksotik, teddy soeriaatmadja yang pernah menggarap banyu biru, ruang, namaku dick dan film remake, badai pasti berlalu, bisa mevisualisasikan hal-hal biasa itu menjadi menarik dipandang mata. didukung set yang artistik, tata cahaya yang pas dan cara teddy mengambil angle-angle disetiap menitnya membuat film ini terasa hidup.

namun ternyata gambar apik yang tersaji dilayar nggak mumpuni dalam soal penceritaan.

pertama dari segi alur yang maju mundur. dimana yang menjadi bagian flashback bukan kisah masa lalu atau seenggaknya masih berhubungan dengan tokoh utama, ini malah kisah tokoh lain. yah, meski setelah liat endingnya gue jadi tahu kenapa filmnya dibikin kayak gini. tapi yang bikin annoying tuh cara teddy menampilkan pergantian dari cerita maida ke cerita ishak pahing. terkesan lompat-lompat dan nggak jelas.

soal kedua dari segi plot 'maida dan rumah' secara keseluruhan terlihat jelas cerita tentang keidealismean maida mempertahankan rumah untuk pendidikan gratis bagi anak jalanan. tapi entah kenapa seiring berjalannya cerita, film ini cuma berkonsentrasi pada persoalan rumah. menjadikan soal anak-anak jalanan hanya sekedar tempelan belaka.

belum lagi sosok davina veronica, yang berperan sebagai ratu, anak pengusaha angkuh bernama dasaad muchlisin, nggak jelas antara tipe cewek bitch atau baik-baik karena porsinya nanggung. diawal gue kira dia menjalin hubungan dengan sakera, tapi rupanya sampai akhir dia hanya sekedar nempel untuk memanjang-manjangkan cerita. toh, tokohnya ditiadakan pun, nggak mengalami gperubahan cerita yang signifikan. karena kisah maida dan sakera ternyata lempeng-lempeng aja dan hampir tanpa emosi berarti.

meski dibuat ble'e dan kebingungan akan arah film pada satu jam pertama, secara keseluruhan film ini lumayan buat ditonton. visualisasi teddy keren banget. dan itu terlihat jelas di scene ketika maida dan sakera terjebak ditengah hiruk pikuk tragedi mei 1998. two thumbs up deh!

apa jadinya kalo novelis wanita pemberontak bernama ayu utami membuat sebuah naskah film? tentu aja jadi film yang mencoba berbeda tapi akhirnya terjebak dengan hal-hal yang seharusnya masih bisa diperbaiki sehingga kesan rumah maida jadi terlalu biasa-biasa aja seperti ini.

lalu, apakah kepiawaiannya merangkai kata bisa menghasilkan tontonan yang bermutu? gue rasa masih jauh dari kata itu.

at least but not last, kenapa judulnya ruma maida, dan bukan ruma(h) maida? karena jelas-jelas menceritakan soal ruma(h) bukan ruma. ah, apalah arti sebuah judul.

rating 5/10

http://www.smileycodes.info
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...