All About Nayato

siapa yang nggak kenal nayato fio nuala? atau koya pagayo? atau pingkan utari? atau ian jacobs? atau... yah, itulah. yang pasti, nama-nama unik dan cewek banget ini adalah alter ego dari sang sutradara kondang made in indonesia bernama asli yato fio nuala, kelahiran bireuen, nanggroe aceh darussalam, 20 februari 1968.


sutradara seribu nama ini memiliki ciri khas tersendiri selain tak mau tampil di depan publik dan dengan bangga mengecap diri sebagai sosok wong kar wai-nya indonesia--entah tanpa atau dengan persetujuan si pemilik nama, yaitu lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas di tiap film produksinya. asal ada produser punya bahan buat dibikin film berdurasi satu jam lebih dikit, entah plot dan dialognya nge-jablay, lalu judul yang ear catching, pasti divisualisasiin jadi film sama om naya. alhasil, nggak salah kalo banyak yang menghujat, menghina-dina, mengolok-olok dan kawan-kawan (termasuk gue ;red).

tapi, bukannya insyaf lalu bertapa di gunung guna mencari pencerahan atau ilham dari yang maha esa untuk membuat film yang baik dari segi kuantitas dan kualitas, ke-psycho-an om naya malah semakin menjadi-jadi. teror demi teror nggak berhenti dia tembakan ke jaringan 21. sebodo, entah itu filmnya laris atau nggak. anehnya, kebanyakan lumayan sukses. hahaha... miris!

sutadara paling produktif sedunia ini, bahkan pantas masuk rekor MURI, karena memiliki ciri khas yang bisa kita tahu tanpa melihat poster film atau opening title sekalipun hanya dengan memperhatikan list dibawah ini:

01. suka bermain dengan hujan-hujanan. liat aja tiap filmnya, pasti atmosfir yang dibangun hujan mulu.
02. suka gelap-gelapan tanpa maksud yang jelas.
03. suka memakai pemain yang itu-itu kalo udah cocok sama satu orang. for example: arumi bachin, inong, renni umari, zaky zimah, raymond, leylarey lesesne, irish bella
04. suka ada adegan berjalan lalu noleh melihat kebelakang sebentar dan melanjutkan jalan lagi.
05. suka ada adegan rambut kena angin ala india-india.
06. suka ada adegan duduk-duduk entah di taman atau padang ilalang.
07. suka ada adegan flashback berulang.
08. suka ada adegan berpapasan antar karakter lalu diberi backsound yang chessy plus efek angin-angin.
09. suka dengan darah-darahan.
10. suka dengan hal lebay yang menerbang-nerbangkan entah tabung gas, orang atau setannya di film horrornya.
11. suka membuat adegan yang diharapkan membuat orang kaget tapi nyatanya nggak.
12. suka main dilokasi yang itu-itu aja tapi dibikin beda set-nya. atau malah nggak sama sekali.
13. dan belakangan suka mainin art lampu warna-warni kek di film my blueberry night dan masang poster-poster film favoritnya sebagai pelengkap setting.
14. kalo ada lagi, silahkan kasi tau gue.

pertanyaanya, kenapa gue bisa tau sedetail itu? nggak tau harus sedih atau seneng atas kenyataan ini, karena gue hampir udah nonton semua filmnya. ini review singkat film-film hasil jerih payah si om naya yang gue tonton.

sebagai Nayato Fio Nuala


01. The Soul (2003)
02. Ekskul (2006)
03. Cinta Pertama (2006)
04. Kangen (2007)
05. The Butterfly (2007)
06. Kereta Hantu Manggarai (2008)
07. Hantu Perawan Jeruk Purut (2008)
08. Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets (2009)
09. Kuntilanak Kamar Mayat (2009)
10. Virgin 2: Bukan Film Porno (2009)
11. 18+ (2010)
12. Kain Kafan Perawan (2010)
13. Affair (2010)
14. Belum Cukup Umur (2010)
15. Akibat Pergaulan Bebas (2010)
16. Not For Sale (2010)
17. Pocong Jumat Kliwon (2010)
18. Pengantin Pantai Biru (2010)
19. Gaby dan Lagunya (2010)
20. Heart 2 Heart (2010)

21. Pocong Ngesot (2011)
22. Virgin 3 : Satu Malam Merubah Segalanya (2011)
23. Kuntilanak Kesurupan (2011)
24. Kepergok Pocong (2011)

sebagai Koya Pagayo


01. Ada Hantu di Sekolah (2004)
02. Panggil Namaku Tiga Kali (2005)
03. 12:00 am (2005)
04. Hantu Jeruk Purut (2006)
05. Lewat Tengah Malam (2007)
06. Malam Jumat Kliwon (2007)
07. Hantu Ambulance (2008)
08. Hantu Jamu Gendong (2008)
09. Jeritan Kuntilanak (2009)
10. Te(Rekam) (2010)
11. Nakalnya Anak Muda (2010)
12. Pocong Rumah Angker (2010)
13. Kalung Jailangkung (2011)
14. Pelet Kuntilanak (2011)

sebagai Ian Jacobs


01. Sarang Kuntilanak (2008)
02. Merem Melek (2008)
03. Kuntilanak Beranak (2009)
04. Pocong Kamar Sebelah (2009)
05. Pocong Jalan Blora (2009)

sebagai Pingkan Utari


01. Me vs High Heels (2005)

at least, perjalanan nayato masih panjang, akankah dia insyaf? ya, berdoa saja guys. semoga Tuhan mendengarkan doa kita bersama. amin!

Pocong Ngesot [2011]


he's come back again! nayato fio nuala kembali melakukan penampakan setelah awal febuari lalu meneror kita dengan film berjudul kalung jailangkung yang bisa gue bilang merupakan template sampah dari film jelangkung arahan jose poernomo dan rizal mantovani yang booming pada awal tahun 2000-an.

di film terbarunya ini (yang entah film keberapa, gue males ngitung karena udah kebanyakan eksis dan bikin malu) nayato masih memakai formula yang sama. cara ngedirect yang gitu-gitu mulu, lokasi yang itu-itu dan hampir nggak berubah dari film sampah satu ke film sampah lain, naskah dangkal yang nggak jelas ujung pangkalnya dan pemilihan pemain yang aktingnya gitu-gitu aja: flat, garing, lebay, bisa ngejerit sekencang mungkin dan berani pamer bodi. oh pelis...

dengan tidak penting nayato memilih film bergenre horror komedi yang baru-baru ini lagi 'in' jadi trademark tetapnya untuk bereksplorasi. mungkin sudah bosan dengan drama remaja menyesatkan yang endingnya selalu lebe atau horror yang cuman jual hal-hal basi dengan template cerita yang udah banyak dijumpai? ah, entahlah. ngapain gue pikirin. kayak dia mau aja mikirin efek samping penonton filmnya aja #for example: guweh!.

pocong ngesot, adalah film nayato yang memakai judul pocong setelah pocong kamar sebelah (2009), pocong jalan blora (2009), pocong jumat kliwon (2010) dan pocong rumah angker (2010). mungkin karena dia memang cerdas, akhirnya dinikahkanlah pocong dan suster ngesot sehingga beranak pinak dan kita ketahui sekarang hasil hubungan laknat mereka (setannya, bukan nayato) bernama pocong ngesot.

film ini bercerita tentang... apa ya? dari awal sebenarnya gue udah pengen lemparin tai gue di layar karena film dibuka dengan sangat tidak penting: lomba makan cabe; yang tidak ada hubungan sama jalan cerita bahkan tidak lucu sama sekali. tapi entah kenapa gerombolan cewek SMA dibelakang gue pada ngakak seolah mereka lagi liat nayato striptis. oh pelis...

dan setelah selesai lomba makan cabe, kebodohan demi kebodohan pun mengalir dengan lancar kek jalan tol. bacotan asal jeplak, jejeritan nggak perlu, penampakan super narsis yang gak jelas juntrungannya dari pocong multi gender (maksudnya bentuk manusia si pocong bernama susi bentuk setan bernama susanto) dan tuyul-tuyul. bahkan setelah film berakhir pun gue tetep gak ngerti apa guna film ini diedarkan. untuk membuat gue ketawa, oh pelis, nggak banget. gue nggak ketawa (dan gue udah anggap cewek-cewek dibelakang gue idiot tanpa susah-susah. karena dari awal sampe film selesai mereka nggak berhenti jejeritan sampe gue gak bisa bedain mana jeritan dan mana tertawa). untuk membuat gue muntah, nah, kayaknya itu jawaban paling tepat dari sekian pilihan yang ada.

intinya, lupakan soal cerita. toh nayato bisa membuat film tanpa membaca skenario. sumpah deh, film ini jablay kemana-mana. kalo aja kursi bioskop boleh gue makan, pasti udah gue makan saat itu juga biar emosi gue kembali stabil. lumayan lah hemat duit buat beli makanan. #apaan deh!

rasanya yang paling berkesan dari pocong ngesot adalah ketika gue nungguin antrian tiket sambil ngesot dan twitteran di tangga masuk. haha... pengalaman menonton yang buruk. terima kasih nayato. sampai jumpa lagi dalam waktu dekat. mmuach #sok akrab #abaikan

sebelum gue tutup, gue mau nanya nih sama tembok, kenapa ya hampir disemua filmnya, nggak ada adegan yang NGGAK PAKE KAMAR MANDI BUAT JADI SETTING CERITA? tanya kenapa?

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

Arwah Goyang Sambil Curhat Colongan


Setelah memperhatikan keresahan dan kontroversi yang muncul dalam minggu-minggu ini, produser film ARWAH GOYANG KARAWANG, Shankar RS, akhirnya memutuskan mengganti judul film tersebut. Film arahan sutradara Helfi Kardit, yang juga dibintangi Julia Perez dan Dewi Perssik berganti judul menjadi ARWAH GOYANG JUPE-DEPE.

komen kalimat pembuka: ARWAH GOYANG JUPE-DEPE? WHAT? kok jadi nggak nyambung gitu kak shankar (sori kalo gue sok akrab #abaikan)? kekuarangan ide ya? bukankah lebih pas ARWAH GOYANG LILIS - NENENG. tapi tetep nggak catchy deh. yah, film hasil mikirin duit doang pasti jadinya ruwet kek gini. eh, kenapa gue jadi kepanjangan komennya? yuk, kita lihat lanjutan baca artikelnya.

"Daripada saya terus dianggap menjual sensasi dan sengaja memunculkan kontroversi soal penggunaan judul, saya memilih mengganti judul film ini," jelas Shankar RS setelah pihak Lembaga Sensor Film mengundangnya untuk bertemu, Jumat (18/02/2011).

Shankar memilih tidak lagi menggunakan kata 'Karawang' dalam film itu. Pilihan judul ini juga setelah melalui beberapa kali pertimbangan, di antaranya film horor ini memang dibintangi dua pemain popular Jupe dan Depe. Dan sepanjang film, teror maupun kengerian film hadir melalui karakter yang diperankan Jupe dan Depe.

komen lagi ah. coba cek kata-kata kak shankar (sok akrab lagi #abaikan): "Daripada saya terus dianggap menjual sensasi dan sengaja memunculkan kontroversi soal penggunaan judul..." well, gue pikir sih jelas kakak ngibul abis. udah tercium baunya kali sejak film ini heboh bahkan sebelum rilis kalo yang dijual emang sensasi dan kontroversi. apa coba, pake dalih kek gitu segala. dikira masyarakat indonesia goblok apa? pelis banget deh! dan lagi, mereka nggakl bakalan marah *maksud gue ditujukan pada orang karawang/penggunaan kata karawang* kalo aja filmnya nggak nyampah kayak gitu. justru gue pikir mereka malah bangga ada kesenian indonesia yang dilestarikan sama film kek gini. tapi, eit ada tapinya, KALO FILM ITU BAIK DAN NGGAK TAI KAYAK FILM INI. sudah jelas film ini menjelek-jelekan citra budaya indonesia.

"Saya terima dengan legowo untuk mengganti judul film ini menjadi ARWAH GOYANG JUPE-DEPE. Saya tidak merasa nyaman film saya dianggap hanya menjual kontroversi dan sensasi belaka. Saya berkarya dengan perencanaan, lewat riset, dan mencurahkan energi. Saya mengangkat isu melalui film yang seharusnya disikapi lebih positif," ujarnya.

komen lagi ah. haha coba cermati kata-kata ini: "Saya berkarya dengan perencanaan, lewat riset, dan mencurahkan energi. Saya mengangkat isu melalui film yang seharusnya disikapi lebih positif," sumpah big bullshit. perencanaan? riset? energi? perasaan rencana di otak kakak cuman duit ngalir. riset juga kayaknya nggak gitu-gitu juga. toh goyangan yang tersaji di film ngawur abis. dan gimana bisa menyikapi dengan positif kalo yang kakak jual CUMA BELAHAN DADA JUPE-DEPE? pelis banget deh!

Shankar maupun Helfy Kardit sebenarnya ingin berdialog dengan pemrotes dan pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan film ini. Ada hal-hal yang ingin dijelaskan agar pesan film ini tidak dimaknai sepotong-sepotong.

Dia mencontohkan dialog Lilis (diperankan Jupe) dengan Pak Awal, pemilik kelompok Goyang Karawang, bahwa dia ingin berhenti menari jaipong striptis karena tarian itu sudah menyimpang dari budaya dan tradisi yang dikenalnya.

"Dialognya jelas, bahkan ada pembelaan untuk kesenian tradisional. Tapi semuanya kembali kepada penonton, kalau memang frasa 'Goyang Karawang' dianggap tidak pantas, ya saya lebih memilih tidak menggunakan frasa itu," tambahnya.

komen deh, gue tahu, gue juga nangkep apa yang diucapin depe bahwa dia merasa salah mencampur goyang karawang dengan tarian modern. tapi kenapa setelah itu terjadi adegan ciuman? toh, terkesan hanya selewat aja ucapannya. tanpa tandasan bahwa hal itu emang salah.

Secara bertahap semua materi film yang menunjukkan adanya kata 'Karawang' akan diganti dengan kata-kata Jupe-Depe. Di film, poster, materi-materi promosi, hingga trailer iklan (TVC), tidak lagi menggunakan kata Karawang.

komen terakhir, karena artikelnya cuman segini: kayaknya nggak perlu diganti judul juga gak masalah. yang perlu diganti tu isi otak lo kakak. biar kalo bikin film tuh yang wajar-wajar aja. yang bagus. yang bisa bawa nama indonesia di mata dunia kalo perlu. apaan lo kak produserin film nggak bermutu kayak gini? sumpah ya, gue sebagai WARGA NEGARA INDONESIA udah jenuh tau. gue nggak mau perfilman indonesia mati lagi. kalo cara penyajian ide lo berputar soal keuntungan semata. untung di elo. nggak untung di masyarakat yang udah underestimate sama karya film bangsanya sendiri. coba kalo kalian bikin film yang keren, animo masyarakat akan tontonan indonesia nggak akan selesu sekarang. apalagi film dari negera asing udah dilarang beredar. trus kita mau nonton apa buat selingan dari sampah-sampah yang nggak berhenti diedarkan di 21? kalo bukan kalian yang memulai membuat film bermutu, siapa lagi? kami *lebih ke sebagian orang* cuman bisa ngomong karena nggak ada modal buat film, dan kalian pun *para produser-produser* nggak bakalan tertarik sama karya idealis. so, please, stop pembodohan. stop sampah-sampah. stop tontonan tai. buatlah anak negeri mencintai film bangsanya sendiri.

artikel ini gue edit dengan penuh kesadaran dari kapanlagi

Perjaka Terakhir 2 [2010]


Jarang banget film indonesia mengambil genre aksi baku hantam. Adapun, cuma jadi pelengkap cerita, bukan sajian utama. Baru-baru ini lagi trend film bergenre aksi komedi. Ada yang berhasil di dua kubu seperti madame x *dengan catataan: lupakan komedi yang sedikit lebay*. Ada juga yang gagal di keduanya. Contoh gagal dari berbagai segi itu adalah film perjaka terakhir 2 arahan sutradara bernama jacky (who’s him?) yang dibintangi fahrani dan lagi-lagi ringgo agus rahman.

Gue rada nggak jelas sama jalan ceritanya. Apalagi ketika membaca sinopsis film di wikipedia atau 21 cineplex yang bisa gue bilang mereka/oknum tertentu telah melakukan sebuah kebohongan publik. karena terdapat penampakan lebay akut di sinopsis yang gue baca itu. Dimana nggak ada sama sekali adegan-adegan yang disebutkan dalam sinopsis.

Ya sudahlah, lagian udah basi ini. Tapi kurang lebih begini ceritanya. Sebuah perguruan silat bernama halilintar sedang dilanda pailit karena tak adanya pemasukan dana dari murid baru yang ingin berguru pada mereka. Dengan gencar, 4 anggota perguruan yang tersisa berusaha promosi mencari murid kemana-mana meski tak membawakan hasil. Sampai akhirnya datang sugeng (ringgo), satpam cupu yang berniat jadi murid dengan dua alasan. Alasan pertama karena dia menyukai satu-satunya murid cewek perguruan halilintar bernama sam (fahrani). Alasan kedua biar nggak dianggap remeh sama orang sekitar. Awalnya sempat diragukan karena sugeng tak mempunyai uang untuk membayar biaya pendaftaran. Tapi setelah menjanjikan kompensasi mau melakukan pekerjaan rumah selepas berlatih, diapun diperbolehkan. Toh nanti kalau sukses menjadi petarung handal, sugeng bisa dijadikan alat promosi.

Selama proses pelatihan, sugeng yang otaknya mesum mulu nggak pernah serius. Dia selalu tergoda akan kemolekan tubuh sam. Sampai akhirnya keadaan memaksa sam dan sugeng untuk bersatu melawan ki wedan (barry bintang) yang berniat memiliki buku tua turun temurun dari perguruan halilintar.

Menarik? Bagi gue, nggak. Selain nggak memiliki tema baru, semua yang ada di film ini sangat terkesan dipaksakan. Dari komedi yang garing meski udah bikin karakternya kesakitan setengah mati demi mengundang tawa penonton tapi tak berhasil. Adegan fighting yang nggak enak dilihat efeknya dan nggak jauh beda sama ftv di indosiar. Adegan buka-bukaan fahrani yang mubazir dan seharusnya tidak terlalu penting untuk diekspos toh bodi fahrani biasa-biasa aja. Adegan bugil ringgo yang, naudzubillah, ngapain sih pake acara pamer bokong gitu? Merusak mood gue aja. Untung gue nontonnya hasil donlod. Coba kalo dibioskop. Pasti udah gue muntahin poster filmnya tepat dimuka ringgo yang tercipta dari lahir udah bloon. Oh, pelis banget!

Jadilah sebuah film yang sangat membuang waktu untuk dilihat karena sama sekali jauh dari kesan menghibur. Membunuh penonton, iya. Karena berhasil memperkosa otak penonton untuk melihat hal-hal bodoh binti lebay yang seharusnya nggak perlu ada.

Rasanya nggak penting diberi label 2 karena film ini tak ada hubungannya dengan seri pertama selain sama-sama nyampah dan dibintangi oleh fahrani, yang bagi gue kehadiran ni cewek bukan sebuah nilai plus. dimana fahrani nggak terlalu pintar dalam memilih peran selepas mendapatkan piala citra berkat aktingnya di film radit jani. Sangat disayangkan.

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

FILM INDONESIA MATI? PEDULI?


pertanggal 17 febuari 2011 semua kalangan heboh antara percaya dan nggak percaya mendengar kabar yang gue kira hoax eh, ternyata BENAR-BENAR TERJADI. bahwa PENDISTRIBUSIAN FILM-FILM AMERIKA SERIKAT DIBERHENTIKAN DISELURUH INDONESIA!

seperti yang gue kutip dari tulisan Noorca M. Massardi, wartawan koran KOMPAS:

Ini bukan tentang "kenaikan pajak film impor" - yang merupakan hak & wewenang setiap negara, dan dalam hal itu, PIHAK ASING atau AMERIKA SERIKAT khususnya, tidak bisa/tidak akan menolak karena berapa pun jumlah kenaikan pajaknya nanti akan dibebankan kepada rakyat indonesia sendiri sebagai penikmat film impor.

Tapi yang dipermasalahkan adalah: sejak Januari 2011 ini ada aturan dan penafsiran baru Direktorat Jenderal Bea Cukai atas UU/Peraturan tentang pajak bea masuk yang lama, yang diberlakukan per Januari 2011, yakni "BEA MASUK ATAS HAK DISTRIBUSI" YANG TIDAK LAZIM DAN TIDAK PERNAH ADA DALAM PRAKTIK BISNIS FILM DI SELURUH DUNIA!

Sebab, yang disebut bea masuk itu hanya berlaku untuk BARANG MASUK.

Dan, sebagai BARANG setiap kopi film impor yang masuk ke Indonesia, selama ini sudah dikenakan/dibayarkan bea masuk+pph+ppn = 23,75% dari NILAI BARANG.

Selain itu, selama ini, Negara/Ditjen Pajak/Kemenkeu juga selalu menerima pembayaran pajak penghasilan 15% (Limabelas persen) dari hasil eksploitasi setiap film impor yang diedarkan di indonesia.

Pemda/Pemkot/Pemkab juga selalu menerima PAJAK TONTONAN dalam kisaran 10-15% untuk setiap judul film impor/nasional sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Karena Ditjen Bea Cukai tidak mau memahami/menanggapi seluruh argumen penolakan/keberatan terhadap BEA MASUK HAK DISTRIBUSI yang diajukan oleh pihak MPA/Ikatan Perusahaan Film Impor Indonesia (Ikapifi)/Bioskop 21,dll, dan karena ketentuan itu tidak lazim di negara mana pun di dunia ini, - karena FILM BIOSKOP BUKAN BARANG DAGANGAN sebagaimana produk garmen/otomotif dll, MELAINKAN KARYA CIPTA YANG TIDAK BISA DIPERJUALBELIKAN melainkan merupakan PEMBERIAN HAK EKSPLOITASI ATAS HAK CIPTA YANG DIBERIKAN OLEH PEMILIK FILM KEPADA DISTRIBUTOR/BIOSKOP dan penonton hanya membayar tanda masuk untuk bisa menikmatinya dan tidak bisa membawa film sebagai BARANG --- DAN UNTUK HASIL EKSPLOITASI JASA ITU SELAMA INI PEMILIK FILM SUDAH MEMBAYAR 15% (LIMABELAS PERSEN) BERUPA PAJAK PENGHASILAN KEPADA NEGARA--- maka MPA sebagai ASOSIASI PRODUSER FILM AMERIKA memutuskan:

Selama ketentuan BEA MASUK ATAS HAK DISTRIBUSI FILM IMPOR itu diberlakukan, MAKA SELURUH FILM AMERIKA SERIKAT TIDAK AKAN DIDISTRIBUSIKAN DI SELURUH WILAYAH INDONESIA sejak Kamis 17 Februari 2011.

Film-film impor yang baru dan yang BARANG-nya sudah masuk dan sudah membayar bea masuk sesuai ketentuan yang berlaku selama ini, TIDAK AKAN DITAYANGKAN DI INDONESIA (seperti Black Swan, True Grit, 127 Hours dll). Sedangkan untuk film-film impor yang sedang tayang, bisa dicabut sewaktu-waktu apabila PIHAK PEMILIK FILM IMPOR menyatakan mencabut HAK EDARnya di Indonesia.

Akibat langsung dari dicabutnya HAK DISTRIBUSI FILM IMPOR untuk Indonesia itu adalah:

1. Ditjen Bea Cukai/Ditjen Pajak/Pemda/Pemkot/Pemkab AKAN KEHILANGAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN dari film impor sebesar 23,75% atas bea masuk barang, 15% Pph hasil ekploitasi film impor, dan Pemda/Pemkot/Pemkab akan kehilangan 10-15% pajak tontonan sebagai pendapatan asli daerah!

2. Bioskop 21 Cinepleks dengan sekitar 500 layarnya, sebagai pihak yang diberi hak untuk menayangkan film impor akan kehilangan pasokan ratusan judul film setiap tahun, sementara film nasional selama baru mampu berproduksi 50-60 judul/tahun.

3. Dengan akan merosotnya jumlah penonton film (impor) ke bioskop, maka eksistensi industri bioskop di indonesia akan terancam.

3. Nasib 10 ribu karyawan 21 Cinepleks dan keluarganya, akan terancam

4. Penonton film impor di indonesia akan kehilangan hak akan informasi yang dilindungi UUD.

5. Industri food & beverage (cafe-resto) akan terkena dampak ikutannya, juga pengunjung ke mall/pusat perbelanjaan, parkir, dll.

6. Industri perfilman nasional harus meningkatkan jumlah produksi dan jumlah kopi filmnya bila ingin "memanfaatkan" peluang itu, yang berarti harus meningkatkan permodalannya sementara kecenderungan penonton film indonesia terus merosot.

Solusi:

1. Bila Negara/Pemerintahan/Kemenkeu/Ditjen Pajak/Ditjen Bea Cukai/Pemda/Pemkot/Pemkab tidak ingin kehilangan Rencana Anggaran Pendapatan dari bea masuk/Pph film impor, maka ketentuan yang TIDAK LAZIM yang merupakan TAFSIR BARU ATAS UU/PERATURAN TENTANG PERPAJAKAN YANG LAMA itu HARUS DIBATALKAN/DICABUT

2. Bila Negara/Pemerintah peduli pada nasib dan masa depan industri perbioskopan Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari nasib dan masadepan industri film nasional, maka Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata/Direktorat Film, wajib melakukan intervensi atas ketentuan yang TIDAK LAZIM tersebut dan melaporkan kepada Presiden untuk membatalkan ketentuan itu.

3. Bila Kementerian Tenaga Kerja peduli terhadap kemungkinan terciptanya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri perbioskopan dan dampak ikutannya, akibat ketentuan yang TIDAK LAZIM itu, juga harus melaporkan kepada Presiden mengenai hal itu.

4. Bila para penonton/penggemar film-film impor Indonesia tidak ingin negeri ini kembali ke tahun 1960-an saat film-film Amerika diboikot di Indonesia, dan akan kehilangan HAK ATAS INFORMASI dan HAK UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN/PENGAJARAN/LAPANGAN PEKERJAAN di bidang perfilman, sebagaimana dilindungi UUD 1945, atas nama masyarakat, harus mengekspresikan keberatannya melalui pelbagai saluran/media/jejaring sosial yang ada agar Ditjen Bea Cukai membatalkan ketentuan yang TIDAK LAZIM dalam industri perfilman dunia itu.

5. Bila Negeri ini/Pemerintahan Republik Indonesia ini/Presiden SBY ini, tidak ingin dinyatakan sebagai NEGARA YANG GAGAL MELINDUNGI HAK SETIAP WARGA NEGARANYA (cq HAK ATAS INFORMASI/HAK ATAS PENDIDIKAN/PENGAJARAN), dan DIKUCILKAN DALAM PERGAULAN PERFILMAN INTERNASIONAL, maka Presiden harus memerintahkan kepada Menko Ekuin/Menkeu/Ditjen Pajak/Ditjen Bea Cukai untuk segera MEMBATALKAN/MENCABUT KETENTUAN YANG TIDAK LAZIM DALAM INDUSTRI PERFILMAN DUNIA ITU.

6. Bila anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semua komisi yang membidangi Industri/Perdagangan/Perpajakan/Kebudayaan dan Pariwisata/Politik/Tenaga Kerja/Pendidikan peduli akan masalah ini, harus segera memanggil para pejabat terkait untuk mencabut ketentuan yang TIDAK LAZIM yang berdampak panjang tersebut.

Salam dan prihatin,

Noorca M. Massardi

(Budayawan, Pengamat Film, Ketua GPBSI, Juru Bicara 21 Cineplex, Pemimpin Redaksi Majalah AND (Amazing Nasional Demokrat), Pecinta Film Impor/Film Nasional, Penulis Novel, Penyair, Pewarta, Host: Live Talkshow Jaktv: Komidi Putar Indonesia setiap Jumat pkl 19.30-20.30 wib, Warga Negara Republik Indonesia, twitter: @noorca, email: noorca@yahoo.com)

nah, ngeselin banget kan? padahal tahun ini tuh dead list banget. banyak film yang paling ditunggu-tunggu dan berkualitas nggak bisa disaksikan. semisal harry potter and the deathly hallows part 2, scream 4, sucker punch, x-men: first class dan kawan-kawan.

kalo film indonesia mati? peduli?

peduli. tapi masih dalam batas biasa-biasa saja toh tontonan indonesia gitu-gitu mulu. hilangpun kayaknya gak bakalan sekehilangan ini. karena toh gue berusaha mencintai indonesia, para filmaker indonesia nggak pernah berpikir untuk memanjakan kita.

kalo film barat mati? jelas gak bisa gue diemin gitu aja. karena gue akui negara adidaya itu memang bisa memberikan tontonan berkualitas. siapapun gak ada yang bisa meragukan gimana cara mereka memanjakan mata seluruh umat di dunia. terkesan lebay memang tapi this is real, guys.

meski lahir tahun 1992, gue sempet merasakan matinya perfilman di indonesia. banyak VCD bajakan merajalela. dibioskop hanya ada film indonesia esek-esek yang dibintangi inneke koesherawaty dan kawan-kawan yang nggak pernah ada niat buat gue tonton disamping gak boleh sama bokap.

gue gak tahu dengan adanya hal yang harusnya nggak perlu terjadi seperti ini, gimana nasib bangsa ini selanjutnya. terutama para pecinta film. hei, semua mencintai orang senusantara mencintai film. kalo cuman ngandelin film indonesia dimana animo masyarakat udah black list akan gereget film bangsanya sendiri, gimana jadinya.

oh pelis banget, cepat selesaikan masalah ini. gue selaku moviefreak yang mentasbihkan khusus mereview film indonesia toh tetap butuh hiburan lain ditengah kemajemukan tema sampah yang nggak berhenti di daur ulang.

terlalu banyak yang ingin di ucapkan. terlalu suram akan jadi seperti apa indonesia kedepan kalo presiden tak segera menindak lanjuti. andai saja film indonesia nggak se-TAI yang selama ini hadir, gue pasti gak bakalan sekecewa ini. andai saja dengan hal ini geliat film lokal dalam memproduksi film bermutu bisa lebih oke. oh seandainya...

Jenglot Pantai Selatan [2011]


setelah sukses bikin film slasher-slasher nggak jelas yang bakal muncul sekuelnya tahun ini berjudul air terjun pengantin 2, rizal mantovani kembali hadir dengan film horror seksi terbarunya yang bertitel jenglot pantai selatan. formula masih sama seperti yang dipakai di film air terjun pengantin atau taring. adegan berbikini ria super hot yang membuat 'berdiri'. serta sinematografi yang khas video klip. dan nggak ketinggalan, skenario yang dangkal.

bercerita tentang liburan yang, yah, kayaknya udah ada di film-film bahkan sebelum gue lahir. terus mengalami teror dari something entah manusia atau jenglot seperti yang film ini lakukan. jerit-jeritan. lari-larian. darah-darahan. pelis banget, apa sih yang ingin ditawarkan? oh, gue tahu, bodi bodi para cewek yang hampir semuanya berbikini, hampir disepanjang film. that's point!

dengan rilisnya film ini gue jadi bingung apa pro kontra undang-undang anti pornografi dan pornoaksi masih berlaku? haha, sumpah, melewati batas. meskipun nyeni, tapi tetep aja bisa gue bilang melanggar. kalo tau gitu nggak usah heboh deh waktu itu. karena hampir seisi film penuh dengan scene pamer lingerie. untung aja yang make seksi kayak wichita, debby ayu, febriyanie ferdzilla, celine evangelista dan gue benar-benar terhibur.

bisa gue bilang film ini terinspirasi dari film piranha 3D. bedanya, karena gak bisa bikin efek secanggih bule, diputarlah otak lalu jatuh pada pilihan dedemit lokal khas jawa; jenglot. gue nggak tau gimana bentuk jenglot karena gue pribadi nggak percaya ini mahluk beneran ada atau gimana, tapi gue pikir nggak gini-gini juga bentuknya.

kalo butuh tontonan yang menghibur, selain pamer bikini, lupakan film ini. 20 menit pertama masih oke. masih bisa gue terima. tapi setelah scene celine evangelista mati dicabik-cabik jenglot di tengah pantai dan jadi korban pertama. kok alur malah ngebosenin ya? gue nggak tahu mau dibawa kemana film ini. bahkan ketika satu persatu peran utamanya mati semua dan terjadi adegan hide and seek antar temmy (debby ayu) dan jenglot, gue nggak tahu mesti ngapain. antara mau muntah atau mencret di tempat. dan inilah jeleknya gue. udah tau kalo film sampah, masih juga di tonton.

dan yang bikin ketawa sampe pengen bentur-benturin jidat ke tembok, banyak banget kegejean yang melanda film ini. udah skenarionya dangkal, ngebosenin, geje pula. haha... rizal mantovani tuh buang-buang bakat dia aja deh.

daftar kegejean di film ini:

1. footage awal ketika diperlihatkan suasana riuhnya pantai (ada mas-mas yang mijetin mbak-mbak, cowok naik mobil-mobilan, muda-mudi voli, mbak-mbak berjemur) diulang dua kali dalam cerita yang berbeda. dan parahnya, nggak ada perubahan detail. oh, pelis!

2. scene tewasnya kemal dan nining kenapa ya? kok maksa banget tiba-tiba diperlihatkan mati dibunuh oleh si dukun yang mirip sama ki joko pinter.

3. ada dua penampakan bule disini. pertama penjaga pantai yang pamer bodi trus mati. kedua bule cewek yang pas liat trailer gue pikir luna maya. kayaknya nggak ada hikmah deh dari kehadiran mereka berdua. toh porsinya nggak begitu penting.

4. tujuan anak-anak ini ke pantai tuh geje banget. kalo di film-film luar kan jelas. misal selain tequila party bisa having seks atau apalah. tapi film ini berputar hanya di aksi jenglot membunuh cewek-cewek berbikini disini.

5. kalo suka piranha 3D dan slashernya si ikan brutal itu, lupakan ekspetasi besar pada film ini, karena penampakan sadis dari aksi cabik-cabikan jenglot sangat sampah. masa si jenglot cuma terlihat nempel di leher trus jreng-jreng... korban tiba-tiba diperlihatkan dalam keadaan terlentang bersimpah darah.

6. porsi eksekusi ber-hide and seek ria antara jenglot dan temmy over lama. dan berakhir dengan satu kata: maksa!

7. gue sempet bertanya sama tembok, ini jenglot jumlahnya berapa ya? kok bisa disini-disana, pindah sini-pindah sana secara tidak berkesinambungan. kok jadinya nggak jauh beda sama hehantuan narsis di film horror lokal sebelumnya?

8. scene ketika temmy dan rendy mencari temannya bikin gue pengen teriak dan nimpuk mereka pake panci. "WOI, CARI JANGAN DI SITU DOANG. MAU NI PANCI NYASAR KE MUKA LO?!?" habisnya udah teriak-teriak "josh, denis, kemal!!" tapi nggak kemana-mana malah diam diruang tamu. bisa kan cek dikamar-kamar gitu. kelihatan banget kalo sutradaranya menganut sistem not action talk only!

bisa gue bilang film ini tertolong dari sinematografi dan cara rizal nge direct yang nggak perlu diraguin lagi. masih berminat buat menonton? rasanya nggak perlu gue tanyain. gue jamin film ini masih akan terpajang posternya di bioskop dalam jangka 2 minggu kedepan. yah, inilah film yang hadir untuk komersil bukan untuk memperbaiki perbendaharaan film tanah air yang sudah mulai ditinggalkan penontonnya.

NB: kayaknya nggak perlu ada sekuel. adapun bakalan basi dan kelihatan kalo demi tujuan komersil doang.

rating 1.5/10

http://www.smileycodes.info

Rintihan Kuntilanak Perawan [2010]


Actually gue ogah banget ngereview film the king of moron, KKD, yang dulu-dulu. Tapi berhubung ada yang bilang kalo film ini jiplak film Hollywood arahan karyn kusama dan salah satu faktor ‘X’ nya dibintangi oleh bintang bokep binal dari amrik sono berlabel tera patrick, gue langsung aja tanpa basa-basi donlod filmnya. Dan ternyata benar adanya, film ini jiplak semua yang ada pada Jennifer's body-nya si megan fox. Oh my god. Sekali lagi gue ulangi biar efek dramatisasinya lebih kerasa, OH MY GOD?!?

Sebagai manusia berakal, gue bilang KKD memiliki akal dan pikiran yang rada nggak beres. Gimana bisa dengan bodohnya dia melakukan penjiplakan pada film seheboh Jennifer's Body yang belum lama ini VCD/DVD nya beredar di indoensia. Bikin gue heran gimana cara kerja otak dia. Apa udah korslet atau gimana. Yang pasti, parah banget.

Kalo jiplak jadi oke sih gak masalah. Minimal nyantumin di kredit title kalo based on ato remake lah. Tapi ini udah nggak bilang kalo jiplak, cerita dan kualitas film ancur pula. bahkan dengan pede dan sangat tidak perlu membayar mahal manusia bernama tera patrick. What the..?

Selain tera, film ini juga dibintangi janda memble si rhoma irama bertitel angel lelga, catherine wilson yang selalu pengen eksis dengan membintangi film kualitas sampah dan nggak ketinggalan andreano phillip, yang gak mempunyai bakat akting sama sekali.

and then setelah nyocokin cerita sama daftar pemain, gue pengen nimpuk muka KKD dan bagian casting pake tai. Jelas-jelas miscast terjadi disini. Hell, filmnya bercerita tentang kehidupan wanita virgin yang penampakannya masih lugu. tapi gimana bisa kelakuan sebinal dan bodi semlorot tera yang udah nggak kehitung berapa kali difu*k sama cowok selama hidupnya. Oh my.. mending suruh tera ngebokep aja daripada main film coz her acting is TOTALLY SUCK! Mending gue mencret daripada liat akting dia.

Selain itu kalo milih pemain disesuain dong. Jangan asal comot kayak dengan idiot nyuruh si janda memble, angel lelga, ngebacot inggris. Pelis banget deh, didengerin nggak enak tau!

Lupakan soal sinopsis, cara penyutradaraan dan hal-hal geje yang memenuhi seisi film karena nggak bakal gue kasih tau mengingat hal ini begitu membuang waktu. Karena film ini teramat lebe dari poster, tagline, judul yang nggak berhubungan dan lembaga sensor yang goblok meski bukan film esek-esek, tapi film ini—seperti film KKD yang udah-udah—sangat tidak layak konsumsi untuk diloloskan.

At least, sekali lagi gue memberi rating, yang cuma ada disini: 0 dari 10. yah, emang nggak perlu susah-susah ngasi angka untuk film nggak penting-penting banget kayak gini. Sekian dan terima kasih!

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Rindu Purnama [2011]


ditemani dua cewek hasil kopi darat dunia yang terbatas pada 140 karakter, twitter, gue menonton film yang menjadi debut penyutradaraan mathias muchus ini. ekspetasi gue sangat berlebihan mengingat produser film ini juga membawa nama 3 hati 2 dunia 1 cinta di ranah piala citra. padahal cuman produser aja, apa yang bisa dibanggain? kebetulan aja filmnya masuk FFI kan? so, seharusnya poster film nggak perlu selebai itu. apalagi tampilan posternya sangat banyak dipake film-film bertema sejenis. sebut saja ketika cinta bertasbih.

plot film ini dipecah menjadi dua bagian. pertama soal anak kecil bernama rindu/purnama (salma paramitha) yang tertabrak mobil surya (tengku firmansyah) ketika sedang dikejar-kejar satpol pp. semenjak tertabrak, rindu mengalami lupa ingatan ringan sehingga pak pur, sopir surya, tak tega untuk mengembalikannya di jalanan. padahal jelas majikannya tak suka dengan kehadiran rindu. tapi ketika tanpa sengaja mendengar ceramah di masjid tentang kebaikan menolong sesama, ada sesuatu berbeda yang membuat surya sadar, bahwa dia tak perlu harus membenci rindu seperti itu.

plot kedua bercerita tentang obsesi monik (titi sjuman), mantan cewek nerd yang berubah menjadi ambisius dan arogan setelah kuliah di US demi mendapatkan surya, orang kesayangan ayahnya diperusahaan. padahal sejak dulu jelas terlihat bahwa surya sama sekali tak mempunyai respon padanya. tapi monik tetap keukeuh dengan usahanya. hingga akhirnya dia tahu kepada siapa hati surya tertambat dan itu membuatnya semakin gila dalam berusaha. apalagi baginya, wanita pengurus rumah singgah bagi anak jalanan bernama sarah (ririn ekawati) sangat nggak pantas buat surya.

dan diramulah dua plot itu menjadi sebuah skenario oleh tangan dingin mathias muchus dan ifa isfansyah. tapi sayang aja, pengabungan dua plot terlihat mengganggu ketika diterjemankan ke dalam bentuk bahasa audio visual. entah itu soal pengeditan, cara penyutradaraan atau akting pemainnya yang...

to be honest, adegan pembuka film sangat menghibur. adegan lari-larian antara anak jalanan versus satpol pp. tapi ketika kredit judul rindu purnama terlihat, film ini mulai tak menarik. seperti yang udah gue singgung, akting pemainnya nggak all out. tengku firmansyah dan titi sjuman berakting sangat flat hampir tanpa letupan emosi. dialog mereka terlihat tak mempunyai nyawa. padahal mereka, terlebih titi sjuman, biasanya nggak pernah sedatar ini dalam berakting. bahkan ketika jadi bintang tamu di film khalifah.

akting anak kecilnya juga gitu. lebay semua deh a la sinetron. eh bukannya si pemeran rindu juga eksis duluan di sinetron intan ya? nangis-nangis tanpa tujuan. apa sih maksudnya? untung ada si kecil faril ramadhan yang terlihat unyu sebagai akbar dengan ingusnya yang kelihatan kalo ingus bohongan haha...

mungkin akting mereka nggak bakalan sebiasa ini kalo skenarionya lebih berbobot. gue nggak tahu deh apa yang ingin disampein sama film ini. sangat nggak ngena. bahkan dibeberapa scene terlihat hal-hal nggak berlogika seperti tak diceritakan bagaimana seorang gadis kecil lupa ingatan, bisa bertahan tanpa kelaparan. oke, di scene selanjutnya emang ada dialog kalo dia lapar, tapi kok ekspresinya biasa aja? dan film ini diperparah dengan hadirnya edwin dan jhody yang, astojim, ngapain sih mereka disitu? nyampah banget. adegan yang ada mereka dibuang juga gak masalah. terlihat tai dimata gue.

meski masih goyang-goyang, mathias muchus sepertinya bisa jadi sutradara berbakat kalo dia bisa lebih mengembangkan keahlian barunya selain berakting. kemampuannya dalam mengambil angle-angle kumuhnya kota jakarta terlihat sangat art. bikin gue deja vu sama film slumdog milionaire. terinspirasikah dia?

at least, gue sangat kecewa sama film ini. jauh dari ekspetasi gue. datar, datar dan datar. hampir mendekati kata membosankan. terlepas dari misi dan visi apa yang ingin dibawa mathias muchus dan mizan production kepada penonton indonesia. potret kemiskinan dan kumuhnya indonesia? cerita silly tentang cinta segitiga? jatuh bangun nasib anak-anak jalanan yang tak dilentarkan oleh pemerintah? padahal jelas tertera dalam pasal 34 ayat 1 yang berbunyi Fakir Miskin dan anak - anak yang terlantar dipelihara oleh negara. tapi mana buktinya?

Rating 3.5/10

http://www.smileycodes.info

Arwah Goyang Karawang [2011]


dari segi poster yang sangat nyampah, bisa diartikan bahwa isi filmnya juga serupa tapi tak sama. arwah goyang karawang gue akui dibuka dengan sangat meyakinkan. plotnya memiliki arti lah daripada film horror ecek-ecek sejenis. tapi ternyata harapan gue punah ketika adegan berantem jupe depe yang heboh di infotemen belakangan ini selesai tersaji di layar lebar dan diulang sebanyak dua kali dengan sudut pengambilan yang berbeda.

dilihat dari sini aja udah ketara banget kalo film ini hanya menjual promosi terselubung laknat pertengakaran lonte-lonte di film arahan helfi kardit yang tak mengalami perubahan apapun dalam cara mendirect sebuah film dari karya sebelumnya. bahkan bisa gue bilang, makin parah. dia sok-sokan ber nayato ria. tapi gagal. harusnya om helfi mesti bertapa dulu untuk mengikuti jejak cara penyutradaraan director paling laris di indonesia tahun lalu. mirisnya hal itu bukan sebuah kebanggan. nayato kok ditiru

lupakan soal cerita yang tak asik dibahas. sumpah, lebih baik anda boker 5 menit daripada membaca saya menceritakan prihal sinopsis bahkan kebodohan alasan yang dipake karakter utama untuk melakukan pembunuhan. iri karena gak diajak pergi ke eropa, oh.. what the fuck. boleh jadi cerita berlatar belakang goyang karawang asli bandung ini, atau karwang (i dont know). nyatanya, budaya mewesternisasi masih tetap dilakukan dengan ditampilkannya tarian jaipong-striptis very very annoying, kayak liat film step up versi balita asal-asalan ala jupe depe yang bisa aja kita lihat gratis ditivi dengan bumbu suara musik jawa.

melihat film ini membuat gue pengen ngebandingin sama film si musuh bebuyutan britney spears mulai jaman ingusan sampe sekarang (kalo gag salah) berjudul burlesque. dengan tata panggung a la burlesque tapi jauh dari kesan baik-baik saja untuk di lihat. serta tata cahaya yang merusak mata. lihat saja tata cahaya a la clubbing yang terjadi ketika scene-scene tari-tarian geje jupe dan depe. yang gue berani asumsi sendiri, hanya dibikin asal-asalan dan ala kadar tanpa mempertimbangkan bahwa yang mereka jadikan tema film adalah tarian indonesia yang patut dilestarikan. bukan disalah gunakan!

dari segi akting. oh lupakan. jupe and depe acting as a bitch as usual. mungkin udah bawaan alami kali ya. jadi yaudah lah. mungkin mereka hanya bisa akting sebatas standar itu saja tanpa pernah mengalami perkembangan apapun. yang gue jadiin beban: apa hanya dengan jual dada doang mereka bisa pertahanin kredibilitasnya? kok lonte banget ya? cermin itukah yang mereka bawa ke film?

rasanya penonton indonesia sudah terlalu pintar untuk membedakan mana film sampah dan mana film yang bermutu. for example, pas gue nonton, jumlah penonton ga ada dua puluh orang. contoh kecil bahwa penonton sudah bosan di sodori film-film yang pantas masuk lubang pembuangan tinja. dan dengan ini gue berharap kalian (i mean, produser, sutrdara dll) bisa berhenti membuat film-film kualitas tai. nyampah-nyampahin muka perfilman indonesia aja.

thanx for blog yang udah membiarkan gue untuk bebas berekspresi. jujur itu memang indah. apalagi dalam hal mereview film. ditunggu karya sampah berikutnya kalo hanya itu yang kalian bisa.

Rating 1/10

http://www.smileycodes.info

Kalung Jailangkung [2011]


Inilah film arahan sutradara kebanggaan kita *tapi bohong* di awal tahun 2011. gue punya kebiasaan kalo mau review film baru pasti nonton di hari pertama pemutarannya di jaringan 21. but i don't know, begitu tau nama sutradara dan bintang-bintangnya, entah kenapa gue mendadak males. Bawaannya mau muntah mulu. Tapi ketika baca postingan diblog temen sebelah kalo film om koya pagayo alias naya kali ini lumayan menghibur karena bergenre horror-komedi, well, rasa curiousity gue jadi tergali. Selucu apakah? Yakin kalo emang lucu?

Dengan niatan mulia ingin membuktikan, berangkatlah gue ke bisokop sendiri. Males ngajakin temen-temen gue yang sibuk mulu kalo diajakin. Dan menyesal kenapa nekat berangkat sendiri karena selain studio dipenuhi penonton, yang datang rata-rata bawa monyetnya (baca pacar ;red). Jelas banget kalo bikin gue iri #semacamcurhat

Dan setelah menyaksikan film kalung jelangkung secara keseluruhan. Gue pengen pingsan dengan berbagai alasan.

1. awal film sebenarnya udah dibuka dengan tolol. Apaan kali tuh acara lomba bengong? Scriptwriternya bisa aja bikin otak geser dikit. Tapi gue senyum. Iya senyum. Pas liat acara nari bareng ketika terdengar lagu dangdut. Well, nggak salah temen gue tuh yang udah review duluan. Tapi….

2. semenjak itu, rasanya gue rugi buat senyum. sumpah, senyum gue mubazir abis. You know what, setelah adegan dangdut tadi seperti biasa nayato mulai membanjiri penonton dengan cerita super dangkal penuh kebodohan binti maksa. Penampakan-penampakan gak ada tujuan, bahkan sebelum inti cerita dimulai: menemukan kalung ketika main jelangkung dikuburan!

3. proses menemukan kalung kok maksa ya, dimana tokoh keke ketakutan setelah liat jelangkungnya goyang dan berniat lari lalu berapa detik kemudian kembali lagi seolah tak terjadi apa-apa dan memungut kalung diatas sebuah nisan (eh, nisan apa tanah ya? Lupa)

4. akting semua pemain standar dan lagi-lagi nayato memakai jasa zaky zimah. Padahal jelas-jelas dia cuman menang ekspresi dengan lawakan super garing. Apa sih yang diharapin dengan akting ngelucu tapi nggak lucu ketika shock ketemu hantu? Dan itu hampir terjadi disetiap scene. yang gue jamin, nanti di film berikutnya, zaky akan kembali dipanggil untuk tampil norak. Nayato rupanya sangat gampang tertebak belakangan ini.

5. akting pemain utamanya geje. jelas, lupakan hal itu. dan semua bertambah sampah dengan akting bintang-bintang muda baru yang wajahnya nggak komersil. Gatau kenapa, ditahun ini pilihan nayato jatuh pada artis berwajah standar. Kemana kabar leylarey lesesne, smitha anjani, arumi bachsin yang sukses dia orbitkan?

6. dialognya diharapkan bisa mengocok perut tapi bagi gue, maksa. Dialog anak SMP super gahol. Dan parahnya beberapa orang di bioskop tertawa, hampir sebagian. Tapi nggak buat gue. Sumpah, gue cuman senyum diawal. Selebihnya mengutuk diri kenapa nekat nonton film ini.

7. seakan belum tahu kebiasaan nayato yang suka main hujan-hujannan, acara terbang melambay-lambay dari kasur, jalan lalu berhenti sebentar dan noleh kanan kiri, penampakan tanpa maksud dan tujuan, gue bersyukur gak ada adegan buka-bukaan seperti tradisi sebelumnya. tapi gue sempet blank karena penataan cahaya  sueper nggak niat. coz banyak scene yang gelap banget. apakah upaya meminimalis dana?

8. dan untuk meminimalis dana lagi, dipakailah lokasi yang sudah pernah digunain meski udah diatur sedemikian rupa tapi tetep terlihat kalo itu lagi-itu lagi. Seperti lokasi penginapan yang dipakai untuk syuting nakalnya anak muda dan hantu perawan jeruk purut. Juga lokasi kampus yang pernah jadi sekolah di beberapa film sebelumnya.

at least, rasanya gue udah males buat lanjutin mereview. Karena gue udah bosen nyaci maki om naya seperti di post-post gue sebelumnya. Dan karena gue lagi baik hati, maka gue kasi rating 1 buat kalung jelangkung. 1 karena sukses bikin gue senyum di awal-awal film. Gue bukan sentimen sama nayato mengingat banyak penonton heboh sendiri dengan joke-joke di kalung jelangkung. Tapi joke yang dia / scriptwriter berikan terlalu bodoh untuk membuat gue tertawa.

Rating: 1/10

http://www.smileycodes.info

INTERVIEW WITH NAYATO


semua yang tertulis disini hanya fiksi semata. kalo ada nama tempat, nama orang dan kawan-kawan yang sama, ya udah, biasa aja...

Seperti biasa, tiap sore kota malang selalu ditemani dengan hujan yang intensitas kedatangannya antara niat dan nggak niat, deres nggak, rintik-rintik juga nggak. Seperti gue yang nggak yakin ketika akan melangkahkan kaki menuju salah satu Cineplex 21. secara kali ini filmnya om naya yang you know how, nggak tega gue buat ngomongnya, lagi tayang serentak meneror bioskop-bioskop Indonesia. Tapi saat sedang asyik menunggu hujan reda di pojokan mal, tiba-tiba aja ada orang yang berseru manggil nama gue. “Hei, Bee, ngapain lo disitu?” Otomatis gue menoleh. Dan syok!

Hei, siapa tuh om-om? Sok akrab banget sih sama gue. Udah tau juga gue lagi nunggu ujan reda, eh, masih ditanyain lagi ngapain. Dasar nggak kreatif. Emang gue kelihatan lagi mau cuci piring disini?

Dan parahnya, om-om itu mendekat menghampiri gue. Oh no! dia pasti om-om hidung belang penyuka sesama jenis. TIDAK! Gue harus kabur. But, syit! Dia udah mencengkeram lengan gue. Anyway, nomor telepon darurat polisi berapa ya?

    “apa kabar?” Tanya om itu sok akrab sambil memamerkan barisan giginya yang kuning.
    “s-sorry, who’s you?” gue sok inggris. Hell, siapa tau dikira bule nyasar meski muka nggak memadai. Meskipun iya, nggak mungkin banget secara dia udah tau nama gue pas manggil tadi.
    “lo lupa sama gue?” gue mengernyitkan kening mendengar pertanyaan si om-om. “ya, pantas sih. Secara gue orangnya jarang eksis. Gue nayato, bee. Nayato fio nuala.” Sambungnya meyakinkan.
    NAYATO? Kayak nama tukang bubur yang tiap hari lewat di depan rumah.
    “masih nggak inget?” tanyanya. Gue menggeleng mantap. “gue kasih klu lagi deh. Gue tuh orang yang selalu menyutradarai film-film sampah. Yang sebelas-dua belas sama KK Dheraj itu.” Ujarnya bangga.
    “oh, elo om. Huaheuhua.. gue kirain tadi tukang kredit panci langganan emak gue. Padahal jelas-jelas muka lo kayak tukang jualan sayur keliling.” Kata gue akhirnya tanpa berniat menyindir.
    “yup, here I am. So, daripada lo bengong sendirian, ayo gabung sama gue. Gue traktir deh.”
    Mata gue berbinar denger kata traktir. “oke, om, let’s go!”

(ceritanya gue fast forward ke durasi setengah jam kemudian dimana pesenan gue berupa 1 chicken teriyaki, banana spilt, french fries dan bubble tea terpajang dengan cantik di meja. nggak papa kan sekali-kali nggak tau diri? hehehe...)

    “ada angin apa om kok bisa nyasar di malang dan hei, dari mana tau nama gue?” Tanya gue mulai interogasi.
    “lagi liburan aja bee. Bosen sama rutinitas gue di Jakarta. Dan gue tau nama lo pas gak sengaja buka blog lo.” Jelasnya sambil sibuk merokok dan utak-atik bb.
    “wah, bangga deh blog gue dibaca oleh orang macam om naya yang you know how, film-filmnya selalu nggak jelas.”
    “habis mau gimana lagi bee. Gue bisanya cuman kayak gitu dan dari situlah gue dapet makan. So, maklumin aja deh.”
    “maunya sih gue maklumin om naya, tapi pelis banget deh, adain kek peningkatan. Masa nyutradarain film dari ide cerita produser aji mumpung. Nggak mau kalah saing sama KKD yang dua film nya berjudul rintihan kuntilanak perawan sama pelukan janda hantu gerondong mengalami peningkatan dari segi gambar. Kan biasanya kayak film jaman dahulu kala sesuai cara kerja otak kiri KKD yang emang out of date banget, gak bisa bedain mana yang baik dan mana yang salah.”

    “masa sih?”
    “iye, sumpah deh guweh.” Jawab gue sambil bergaya super lebe a la fitrop.
    Karena nggak ada respon negatif dari om naya yang sibuk bbm-an, gue melancarkan pertanyaan lagi. Yang mungkin bisa lebih berbobot. “betewe, film perdana om di tahun 2011 kan uda tayang dan buset, langsung horror-komedi, bo. Yang main si zaky, lagi. Ada angin apa om deket sama dia. Apa karena udah gak ada arumi om jadi berpaling ke sesama jenis.”
    “ya gitu deh.” Hello, jawaban apa tuh, ya gitu deh.
    “wah, pengakuan terlarang nih om.”
    “iya nih, kayaknya gue mau bikin versi layar lebar dari kisah hidup gue.”
    “well, pasti tambah super geje ya filmnya. kenyataanya aja udah annoying apalagi versi filmnya.”
    “so pasti hohoho..” lho, kok malah ketawa ya ni orang?  padahal jelas-jelas nggak ada yang lucu.
   “kalo bisa ya om, bikin film tuh yang bagus gitu. Masa mesti nunggu om naya sama KKD mati dulu, Indonesia baru bisa bebas dari film-film sampah.”
“gatau deh bee. Gue sebenarnya juga pengen mati. Gue bosen bee tiap hari dicaci maki. Padahal itu bukan mau gue. Film film gue kayak gitu tuh karena tuntutan keadaan. Lo tau kenapa gue gak pernah nampakin diri ketika press conference film-film gue? Itu karena gue malu bee. Itupula kenapa gue selalu make nama samaran.” curhat om naya.

    Gue speechless.
   TINT! TINT!
   Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Kita berdua menoleh mencari asal suara. Dan tertangkaplah penampakan sosok berjambang dari dalam mobil butut berwarna ijo royo-royo.
    “hei, you come on” seru orang berjambang itu kearah om naya.
    “hei, raj,” balas om naya.
    “siapa tuh om?” Tanya gue curious.
    “KKD, kita ada janji mau rapat bikin film bareng.” Jawab om naya.
    “WHAT?!?”
    “iya, kenapa bee?”
    “pelis banget. Don’t do that.”
    “relax bee. Pasti filmnya box office kok.”
    “no, berasa nitemare om!”
    “yes!”
    “no..”
    “YESS!!!”
    GUBRAAKKKK!!!
   Gue jatuh dari atas tempat tidur dan menyadari kalau semua ternyata cuman mimpi… syukur deh. kirain beneran. kiamat bisa maju setahun kalo kayak gini.
    Btw, pertanda apakah mimpi barusan ya?

catatan kecil: nayato juga manusia, guys. punya rasa, punya hati. jangan samakan dengan pisau belati.. #nyanyi
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...