Hantu Sunat

Ini bukan judul film baru ya. Tapi kali ini gue mau review singkat dua film sekaligus yang beredar menjelang akhir tahun 2010. film pertama bergenre horror-komedi  sedang film kedua bergenre komedi doang tapi sama-sama memasukan unsur seksi di dalamnya. So, langsung aja baca bacotan gue dibawah ini.

Penganten Sunat [2010]


Film kesekian arahan rako prijanto yang bisa gue bilang paling ancur dari yang udah-udah. Sumpah, ceritanya parah banget karena jiplak mentah-mentah film korea A Tale of Legendary Libido. meski udah dirubah disana-sini, tapi tetep aja masih kelihatan. Kayak adegan kencing sampe keluar airnya kayak apaan tau, adegan cewek-cewek sekampung pada nafsu terus ngejar-ngejar japra karena tertarik sama alat kelamin yang super size and so on.

Dan hal diatas makin diperparah dengan akting semua, gue ulangi ya SEMUA PEMAIN,  yang kancut. Gak aming, gak mitha dan dara the virgin. Aduh, ngapain sih mereka semua. Pengen muntah gue. Terutama si dara tuh. Eh, tolong ya, gue tau ini proyek aji mumpung ketika lo tenar, tapi pelis banget dong tuh akting yang ekpresif dikit. Datar-datar-datar kayak intonasi suaranya. Belum lagi adegan adegan nudity maksa yang disensor, ya ampun, itu kan masih pake celana ketat. Nggak perlu gitu-gitu juga lah. plus seabrek adegan nggak penting binti maksa lainnya serta alur yang lompat-lompat.

Intinya film ini nggak banget. Aargh, untuk gue cuma nonton DVD nya. Nyewa pula. Coba kalo gue nonton dibioskop, pasti udah mencret gitu aja. Tambahan satu lagi, kenapa ya kalo ada rako prijanto disitu ada gary iskak? Dari ungu violet, d’bijis, krazy crazy krezy, merah itu cinta. Akrab bener. Jadi curiga gue…

Hantu Tanah Kusir [2010]


Miyabi come back! Dan lagi-lagi gak penting. Kehadiran dia Cuma teknik jualan film yang yah.. sampah seperti yang udah-udah. Film ini banyak banget bacot dan ribuan adegan maksa yang diharapkan lucu tapi sama sekali nggak lucu. Pengulangan-pengulangan yang biasa kita temui di film produksi maxima pictures ada disini semua. hasil akhirnya serba nanggung dari horror yang nggak nyeremin dan komedi yang garing abis. Beruntung scene akhir sebelum kredit title muncul membuat gue sedikit shock.

Gue kasian sama miyabi yang kayak orang bodoh disini. Dan tambah kasian sama yang jadi setan. Perasaan matinya biasa aja deh. Tapi kok setannya slaser bener pake putus-putusin kepala, congkel kornea mata dan kelupas pipi. Oh pelis, kenapa sih film Indonesia makin hari makin kayak gini.

For your information, kok posternya sepintas lalu mirip sama film premonition-nya Sandra bullock ya?

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

Tak Bisa Dihentikan...


om eek raj kembali lagi pada film ketiganya di tahun 2011 ini. setelah pengen bunuh diri melihat film terakhir berjudul dedemit gunung kidul, gue makin syok karena nih orang nggak berhenti berkreasi dengan calon film-film kelas kloset *sori, sengaja*. sampe bisa bikin gue ngelus dada saking sabarnya gue dan ngebatin, kenapa sih ada orang kayak gini hidup? untuk memastikan hanya tuhan yang tahu jawabannya.

di film terbaru bertajuk POCONG MANDI MALAM SURO, dengan sangat ruar biasa om dheeraj mencuri hati bintang bokep luar negeri berlabel sasha grey setelah nggak sukses-sukses amat menjual tera patrick di rintihan kuntilanak perawan. dan yang bikin gue pengen bentur-benturin jidat ke tembok, kok mau-maunya sih tu bule. aha, harusnya gue gak nanya. kan jelas juntrugannya lari ke duit. apa deh selain itu? oh iya, liburan ke indonesia. haha gue mulai ngaco.

mengenai apa yang akan ditawarkan kayaknya nggak jauh kayak tai-tai sebelumnya. jadi tunggu aja apakah badan sensor film akan meluluskan film ini atau nggak. bau-baunya sih iya. dan kayaknya bakalan jadi kontroversi sama ormas-ormas yang gitu deh, banyak action tapi banyak juga nggak ngefek *ups, sori, no offense*

rasanya trik jualan bintang bokep akan makin marak tahun ini. denger seletingan sih bakal ada lagi tapi entah siapa lupa nama karena cuma sepintas baca pas sibuk ngebrowse. yang pasti sih bukan cuma hoax. indonesia gitu, apa sih yang gak mungkin. iya nggak seh, soal urusan film sampah, indonesia rajanya. i mean selama om dheeraj masih bisa leha-leha di negara gue.

sebenarnya nggak papa sih ni orang yang otaknya udah geser nyewa bintang siapa aja, tapi pelis dong ya, apa mesti hasil akhirnya nggak jauh dari tai? kenapa nggak ningkatin kualitas gitu dikit aja. kasian kan penonton indonesia yang membodohkan diri untuk menonton filmnya hanya untuk bahan olok-olokan. ya, HANYA UNTUK BAHAN OLOK-OLOKAN! anyway, setelah riset kecil-kecilan tanya sana-sini, gue speechless liat pengakuan segelintir orang yang DATANG KE BIOSKOP CUMA BUAT TERTAWA ATAU INGIN STRES SESAAT saat melihat film-film kelas tempat pembuangan akhir meneror 21.

iya, gue syok lho. apalagi pas ada yang bilang: "gini deh ya, kita gak bodo-bodo amat kok. kalo mau film bagus yah tinggal nonton aja di tempat lain. tapi kita nonton film ini (dedemit gunung kidul; red) karena pengen aja ketawa ngilangin stres dan puas caci maki. haha". gue langsung diem bentar. tarik napas. dan berlalu pergi. penonton indonesia udah pinter kok. iya kan?

Skandal [2011]


Dua hari sebelum film rilis secara regular, gue kena peringatan dari temen sesama movie blogger kalo anak kecil bau kencur dibawah umur gak boleh lihat, karena film ini khusus konsumsi 21 tahun keatas. Tapi gue sebodo amat ah. udah 18 tahun ini. Makanya gue nonton sama istri jadi-jadian gue yang umurnya malah masih 17 tahun. Ya sapa tau entar kalo nikah beneran kita gak sampe kayak gitu *stop, udah out of the topic!*.

Skandal bercerita tentang mischa (uli auliani), ibu rumah tangga muda yang cantik dan punya segalanya: aron (mike lucock) suami yang mapan serta seorang anak berumur 8 tahun bernama Michael. Sejak kepindahan mereka ke Jakarta, mischa mulai jarang diberi nafkah batin oleh sang suami. Aron selalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Hingga akhirnya Mischa berpikir yang tidak-tidak. Apalagi anak buahnya di tempat kerja (febriyani ferdzille) berkata bahwa kemungkinan-kemungkinan seperti itu selalu ada. ditambah sosok sekertaris cantik (laras monca) yang selalu menemani aron kemanapun makin memperkuat kemungkinan itu. Diserang rasa frustasi yang berlebihan, takdir mempertemukan mischa dengan mantan pacarnya yang berprofesi sebagai seorang fotografer bernama Vincent (mario lawalata).

Dari pertemuan itulah apa yang tidak didapat dari suaminya, mischa dapatkan dari Vincent, sosok pria yang sanggup membuat hidupnya kembali berwarna. Tiada hari tanpa seks bagi mereka berdua. Hingga akhirnya mischa sadar dan harus menghentikan api yang sudah dia mulai kalau tidak ingin keharmonisan keluarganya tercoreng oleh sebuah dosa. Walau dia tahu api itu mulai menjalar kemana-mana.

Sebagai sebuah drama thriller dengan embel-embel seksi dibelakang, seperti merasakan kepuasan sendiri ketika menonton film ini ditengah serbuan film seksi sejenis yang hadir tanpa tanggung jawab sama sekali. Karena film-film itu selalu menyisipkan unsur panas tanpa adanya keterkaitan dengan isi filmnya. Lalu bagaimana dengan garapan terbaru jose poernomo ini? boleh gue bilang kalo film ini berbeda. Skandal memang film erotis, tapi bukan sekedar menjual keseksian murahan yang tercecer tanpa maksud. Skandal menyajikan semua secara jelas untuk memperkuat cerita. Dan berhasil. Meski pada awalnya sempat apatis juga.

Salut buat usaha jose poernomo yang mampu mengembalikan esensi sebuah tontonan dewasa yang pintar, nggak asal jadi serta memiliki sisi art yang layak mendapat kredit tersendiri. Lihat saja adegan “panas” yang sepertinya lulus sensor karena dibuat dengan cara fade in/fade out meski agak terlalu lama juga. jadi serasa lagi liat apaan gitu. but it’s okay lah.

Salut juga buat uli auliani yang mampu membuktikan bahwa dia nggak cuma modal bodi seksi eksotiknya doang. Tapi juga pintar berakting. Meski semua peran yang diambil stereotip dari beragam film murahan. Coba aja kalo dia bisa lebih pintar dalam memilih tawaran yang mampir padanya dan nggak asal eksis doang.

Sayangnya, meski sudah bisa dikatakan 65% persen berhasil, ternyata skandal masih memiliki cacat yang lumayan menganggu. Pertama dari pemilihan dua karakter pria disini. Entah kenapa mike dan Mario nggak begitu bisa terlalu eksplor untuk lebih mendalami karakter yang diberikan. Yang gue lihat sih nggak total aja meski masih dalam batas wajar.

Gangguan kedua datang dari scoring yang nggak pada tempatnya. Mungkin niatnya untuk membangun tensi ketegangan ketika film berubah kearah thriller, tapi entah kenapa jadi lebay. Nuansa yang diberikan jadi serasa film horror padahal nggak perlu segitunya juga kan? Dan gue pikir, masuknya lagu afgan disini nggak menganggu karena lirik dan alunan nadanya cukup pas dengan adegan. Menurut gue sih gitu, karena banyak yang complain soal ini.

terakhir datang dari beberapa plot hole serta scene yang nggak terjelaskan untuk apa kehadirannya. Seperti terror rekaman video yang terkesan numpang lewat untuk memperpanjang durasi. Juga scene hilangnya michael yang lebay jaya.

Melihat skandal seperti menemukan potongan-potongan puzzle dari film Hollywood sejenis macam fatal attraction, unfaithful dan mungkin love & other drugs. Tapi semua sedikit tertutupi dengan pengemasan jose yang cukup membedakan.

Sejauh ini, skandal adalah film layak tonton ditengah maraknya film nggak berguna yang memenuhi bioskop. Meskipun poster film harusnya bisa lebih nge art dan nggak semurahan ini. Apalagi taglinenya yang omaigod, nggak penting banget sih?

Dan dari film ini pula, gue punya best scene yang mungkin membuat skandal jadi menarik untuk ditonton. Scene slow motion ketika mischa akan mengangkat telepon dari vincet dimana dia sampai loncat dari kursi serta scene hide and seek di akhir film yang mencampur adukan masa lalu dengan sekarang. belum lagi bumbu twist yang sangat jarang dibuat untuk skenario film indonesia. sangat menarik!

rating 7/10

http://www.smileycodes.info

Misteri Hantu Selular [2011]


tanpa ekpetasi apa-apa, gue menonton misteri hantu selular seorang diri. memilih pergi meninggalkan temen gue mencari kado ultah sedirian demi mengapresiasi film yang akhirnya hanya bisa gue sesali seumur hidup ketika harus menontonnya. dimana di dalam bioksop hanya berisi nggak lebih dari 10 orang berlabel abage labil macem gue. dan sambil kalian membaca review ini, izinkan dengan hormat gue muntah di baskom yang udah gue sediain di samping komputer. sapa tau saat mengingat-ingat isi film ini, otak gue menstimulasi tubuh untuk memuntahkan sesuatu dari dalam perut.

ok, gue nggak mau panjang lebar karena gue serasa nggak punya banyak waktu untuk mereview film paling tidak penting ini. bahkan dengan berani gue bandingin sama karya biang nyampah perfilman indonesia yang sudah senior. bagi gue film nayato all produk serasa the king's speech nya colin firth. sedang untuk sodara seperguruan om naya berstempel kk dheeraj seolah memproduseri film sekelas the social network. intinya, film ini masih lebih baik dari kedua seniornya. ya, mungkin namanya juga junior, jadi kalo mau nyampah juga mesti belajar dulu sama yang udah eksis.

film ini dibuka dengan sangat tidak wajar dimana muncul penampakan judul sebanyak dua kali. haha, bego ato bego, dimana-mana judul tuh muncul sekali aja. atau, oh, mau bikin trendsetter? sayang, cara lo norak. itu masih openingnya, gimana dengan ending yang maksa dengan cerita asal mula si kembar yang bla bla bla. sok penting dialognya pake nyebut ajian-ajian pocong semar mendem panca indra. tai!

lupakan cerita karena sangat nggak layak konsumsi. serius. gue bingung sama yang nulis skenario. apa deh isi otaknya ketika akan membuat cerita ribet kayak gini. dan itu didukung dengan sutradara debutan yang harus belajar lagi soal teknik-teknik film *dan baru gue tau kalo dia dosen salah satu universitas ternama*. gue emang nggak ngerti beginian, tapi gue sadar diri dengan nggak kampungan menyutadarai film kalo emang gak bisa. seenggaknya, bikin film sesuai bakat, nggak usah dipaksa. dan kredit khusus buat bagian spesial efek. heh, lo kira gue bodoh bisa lo tipu sama efek-efek kasar lo yang udah basi untuk membuat sosok menyeramkan. yang mana sosok-sosok itu dapat dilihat di youtube. haha, copas wajah setan kok murahan banget. mending bikin rias biasa aja deh daripada main efek tapi ga becus. belum lagi efek banjir darah, oh pelis, lo kata ini tontonan anak balita yang serasa 'wah hebat' setelah ngelihatnya? masih lebih baik FTV di indosiar daripada efek bikinan lo, tau!

dari segi pemain, ya ampun, sumpah gue sampe pengen cakar-cakar kursi bioskop saking annoyingnya. mari gue absen satu-satu:

gita sinaga dan umar syarif yang udah sering nongol di FTV tapi masih goblok aja akting. muka lo gak ekspresif. sama deh kayak aktingnya juga!

terus yang jadi vicky (lupa nama dan gak minat googling), gak usah sok kecakepan deh. akting lo kancut kayak yang udah-udah.

terus yang kribo-kribo tuh, gue udah tau lo jelek, tapi plis ya, gausa norak gitu. gue gak masalah sama wajah lo. tapi gue masalah sama akting lo yang lebay.

buat si cantik celine evangelsita, lo ngapain ya disini, cara ngomong lo dari syuting striping tetep aja dipelihara, rusak mood tau. sok penting deh.

terus yang jadi nenek-nenek tuh, biasa aja deh, jeng.

buat guruh soekarno putra, ya ampun, lo ngedukung film kayak gini? mau banget sih. kalo gue mending tidur dirumah!

rasanya masih banyak kalo mau gue sebutin penyebab betapa bodohnya film ini nampang di bioskop. di mana gue amini pasti bakalan cepet ilang masa edar. tapi gue sadar, gue udah terlalu sadis. abis mau gimana lagi, gak enak juga kalo mau muji-muji film ini. dan rasanya pak sutradara, indra tirtana, seperti yang gue baca di web sebelah, sudah legowo kalo filmnya pasti dicaci maki. toh sejak awal dia menyadari film pertamanya ini sampah yang gak bisa dibanggain dari berbagai segi. jadi sebodo amat!

at least, sumpah demi nama allah s.w.t dan tanpa efek dramatisasi lebayisme yang biasa gue lontarin, gue langsung pusing beberapa jam selama nonton dan setelah keluar bioskop. untung gak sampe yang kenapa-napa. coba kalo iya, efek horror yang sungguh memilukan :(

NB: posternya norak gila!

rating - /10

http://www.smileycodes.info

HOT NEWS!!


Ditengah rasa galau sebagai abege labil, gue nemu fakta-fakta hot yang rasanya sayang aja kalo dilawatkan gitu aja. Apalagi kalo nggak dishare biar kalian pada melek informasi sama perkembangan film indonesia sekarang ini. Tuh, baik banget kan gue. sama deh kayak salah satu merek provider hehe… (STOP,udah mulai OOT!). oke, langsung aja kebet 5 info dibawah ini!

FAKTA PERTAMA

datang dari film skandal arahan jose poernomo yang bakal tayang kamis 24 maret besok. Coba deh lo perhatiin poster dibawah ini, dan bandingin sama poster disebelahnya. Ckckck... Terinspirasikah? kebiasaan deh…




FAKTA KEDUA

berita kedua datang dari film horror esek-esek super alay yang bakal muncul awal april ini dan diproduseri oleh ki kusumo. dengan sutradara yang ngaku berasal dari hongkong dan dengan pede pula menyutradarai calon film sampah nggak penting abad ini. Belum apa-apa setelah lihat trailer, gue langsung kebayang sama film The eye 10 arahan pang brother. Kok mirip? Jangan-jangan template lagi. Oh peliss...




FAKTA KETIGA

suster keramas come back. Setelah berhasil dibodohi dengan cerita super silly pada seri pertama. Si suster yang doyan ngabisin sampo mak guweh, kembali dengan seri kedua yang gue yakin punya tujuan mulia, membodohi masyarakat indoneisa dan mengeruk keuntungan semata. Denger-denger yang main aoi sora. What the... bintang JAV itu? Tunggu aja tanggal 21 april di biskop terdekat untuk tahu bener ato nggaknya. dan kalopun nanti jadi kontroversi FPI dan kawan-kawan, alah, basi! malah bikin film makin eksis tau. kalo demo sekalian aja ngapain gitu ato tarik film, nggak cuma rubah judul/poster dan sensor ulang. suka banget nyumpek-nyumpekin pegawai LSF yang pengen sante-sante...


ini poster buatan gue hasil edit hehe. poster aslinya lihat aja ntar..

FAKTA KEEMPAT

di bulan keempat ini, nayato masih berulah dengan film horror jayus binti nggak worth it nya berjudul kuntilanak kesurupan. Judul yang aneh. Kok bsa ya kuntilanak kesurupan. siapa deh yang bikin judul? gue mohon jangan tolol-tolol banget. and you know what, yang main lagi-lagi irish bella. aduh, another arumi hatching nih.. malesin banget...



FAKTA KELIMA

selain digempur dengan horror berbau air mani, april ini rasanya akan hadir film yang semestinya layak tonton. pertama film arahan hanung bramantyo berjudul “?” dan film dari robby ertanto berjudul “7 hati 7 cinta 7 wanita".


kok kayak gambar che guevara gitu ya. haha..



untuk sementara ini aja, dulu. Info selengkapnya, googling aja ya. hehe...

Virgin 3 : Satu Malam Mengubah Segalanya [2011]


"emang tuhan pernah libur sehari?" - dini

Tanyakan pada siapa saja moviegoers yang tahu sepak terjang om nayato dalam mendirect sebuah film layar lebar dengan berbagai macam alter ego. Jawaban mereka sudah pasti SAMPAH!!! dengan huruf kapital dan tiga tanda seru setelahnya. Entah sudah berapa kali pula gue mereview film hasil kerja kerasnya yang gak jauh jauh dari rating 0 sampai 3. stuck dikisaran itu aja. nggak pernah lebih. Serius!

Bukan, bukan maksud gue untuk pelit. Gue pernah ngasih rating 5/10 untuk lewat tengah malam dan 6/10 buat the butterfly yang bisa gue bilang masterpiece nya om naya. Tapi karena belakangan ini dia semakin over dalam mengeksplorasi sisi sinematografi tanpa mementingkan jalan cerita dan karakter tokoh filmnya. Jangan salahkan kalau cuma itulah yang bisa gue beri.

Kali ini gue mau mereview produk terbaru keluaran starvision yang (lagi-lagi) disutradarai oleh om nayato yang merangkap pula sebagai DOP. merupakan bagian dari trilogi tak berkesinambungan tokoh dan cerita dalam seri virgin yang dibuka dengan begitu fenomenal oleh film pertama pada tahun 2004 bertajuk virgin: ketika keperawanan dipertanyakan besutan om hanny. Dimana saat itu film ini melambungkan nama bintang remaja seperti laudya chintya bella, anggie, uli auliani dan ardina rasti. Lalu disusul sekuel pertama ditahun 2009 berjudul virgin 2: bukan film porno. Dibintangi oleh joana alexandra dan christina santika. Namun nama terakhir rupanya hanya numpang lewat karena tak dijumpai lagi wara-wiri dalam film layar lebar.

Kini setelah 1 tahun lebih berselang, muncul sekual kedua yang lagi-lagi memakai bintang remaja berjenis kelamin cewek dengan muka dan bodi yang hmmm… yummy. Ada irish bella (heart 2 heart), saphira indah (eiffel i’m in love), yessa iona gaffar (kalung jailangkung) serta gege elisa (gaby dan lagunya) dalam film berjudul virgin 3: satu malam mengubah segalanya.

Sinopsis yang gue baca di web resminya seperti ini:

Awalnya, Dini, Tika, Sherry dan Putri hanya berencana merayakan malam terakhir Putri sebelum keberangkatannya untuk melanjutkan sekolah di Melbourne. Atas ide Sherry, walaupun mereka masih di bawah umur, dengan bantuan seorang fotografer Tyo, akhirnya berhasil masuk ke club yang sangat eksklusif. Di sanalah kekacauan mulai terjadi. Anak-anak yang belum pernah mencoba kehidupan malam ini diberi minuman, dan ternyata banyak kejutan yang menanti mereka.

Dini, Tika, Sherry dan Putri harus menghadapi berbagai tipe orang-orang di kehidupan malam yang mencoba memanfaatkan kenaifan dan kepolosan mereka. Sampai akhirnya begitu keesokan pagi, Dini cs terbangun di sebuah hotel dalam keadaan berantakan. Anak-anak ini pun panik, apalagi mereka dikejar oleh Allan, pria misterius yang sepertinya tidak putus asa untuk bisa menangkap mereka. Dini sendiri tersadar kalau ia berkenalan dengan Ben, vokalis band terkenal di malam yang sama. Sherry bangun dalam keadaan luka-luka. Sementara itu Tika malah bangun dengan memakai baju yang bukan miliknya. Sedangkan Putri hilang diculik saat mereka berusaha lari dari kejaran Allan. Apa yang sebetulnya terjadi di malam itu? Bisakah mereka menemukan Putri kembali sebelum semuanya terlambat?

Melihat sekilas sinopsis akan mengingatkan kita pada alur kisah the hangover. Tapi percayalah kalo film ini berbeda. Mungkin jiplak dari segi premis, iya. Tapi secara keseluruhan, very different. And you know what, inilah film nayato terbaik sepanjang tahun ini.

Oke, mungkin kalian agak sedikit kaget kenapa gue bisa bilang film ini baik. Terlepas dari gaya film nayato yang itu-itu mulu: lokasi yang basi, suram, hujan, adegan penuh efek blower, poster film favorit sengaja bertebaran, kilas balik dan kamar mandi, tetep nggak dapat dipungkiri bahwa gue terhibur.

Emang sih ada sedikit kurang tegas dalam menampilkan background karakter tiap tokoh (seperti biasa) dan cameo sampah yang lagi-lagi dibawakan oleh raffi ahmad seperti dalam putih abu-abu dan sepatu kets seolah nggak ada artis lain yang lebih garing dan ganteng dari dia, gue puas akan hasil kerja om naya kali ini. Cerita yang menarik dari awal, scene kejar-kejaran yang begitu brengsek hingga bikin gue senewen, eksplorasi shoot om naya yang lihai banget agar bisa merekam kemolekan tubuh artisnya secara indah serta scene lain yang penuh chaos, bikin gue geregetan dan penasaran serta nggak berkedip sama sekali. Sumpah!

Departemen akting tampil begitu pas. Apalagi muka dan bodi para cewek ini yang eye catching semua. Bikin gue ngiler. Cuman sayang aja, kehadiran anak kesayangan nayato yang lain bernama billy yang berperan sebagai tyo cukup merusak mata. Bosen gue lihatnya. Trus logat english irish bella juga agak lebay kali ya. Padahal di scene lain ngomongnya baik dan bener.

At least, ada kesamaan karakter saphira indah di film ini dan eiffel I’m in love . kalo di virgin kena diabetes akut, di film adaptasi novel rachmania arunita itu dia menderita luka bakar di leher. kok seneng banget jadi obyek penderita sih. hehehe...

Di bagian script juga okelah meski ada kekuarangan yang udah gue sebutin diatas. serta perubahan naskah asli pada ending cerita yang semena-mena dilakukan oleh om naya. Selebihnya, oke-oke aja. Rasanya baru kali ini gue nyaman banget lihat ulah om naya di bioskop. Kalo bisa dipertahanin ya om. Jangan terlalu over bereksplorasi pada kamera dan art film. Tapi juga cerita. Jadi demen deh gue sama lo.

Melihat film ini rilis bersamaan dengan dedemit-nya kk dheeraj, membuat virgin 3 serasa the king’s speech. Hahaha…

perhatikan kesamaan ditiap poster dan lihat poster mana yang paling rame kayak pasar.


rating 5.5/10

http://www.smileycodes.info

berkatalah bahwa ini negara kita


gue nulis ini sambil emosi jiwa tingkat kabupaten. belakangan ini gue sering nemu artikel/status di blog/jejaring sosial apapun selalu membanding-bandingkan kenapa film kita gak kayak malaysia, kenapa film kita gak kayak thailand, bla bla bla....

kenapa sih mesti ngebandingin? indonesia ya indonesia. kalo emang mau mendongkrak semangat filmmaker indoesia gak mesti gitu juga kan?

tau nggak, tiap tahun film indonesia yang berkualitas tuh munculnya seribu banding satu. tapi tiap film itu rilis, selalu aja sepi penonton. nah, dari situ aja kita bisa tarik contoh kalo lo nggak menghargai film yang benar-benar dibikin dengan semangat film. bukan dengan semangat aji mumpung atau komersil. poinnya, buat apa lo ngebandingin kalo lo masih males liat film indonesia bermutu dan memilih nonton film sampah padahal udah tau jelek?

oke itu emang hak lo buat nonton. secara gue juga gitu. tapi gak usah berkata layak gitulah. merinding tau dengernya..

Dedemit Gunung Kidul [2011]


sori kalo kepanjangan kakak. hargai gue yang bikin postingan ini memakan waktu 5 jam: 4 jam untuk mikir, ngetik sambil denger mp3 dan sejamnya untuk edit. efek galau yang diberikan KKD sungguh dahsyat mengecilkan mutu otak gue #lebay

Insan perfilman paling tidak penting yang ada di Indonesia hadir kembali dengan suguhan terbarunya bertajuk dedemit gunung kidul. lalu, bentuk penyampahan apalagi sih yang kali ini dihadirkan oleh sang baginda raja terhormat, kk dheeraj, dengan horor maksa dimana judul film ini heboh diprotes warga gunung kidul? Lupakan membahas soal cerita filmnya karena gue sendiri bingung gimana cerita film ini.

Dedemit gunung kidul dibuka dengan credit title yang asyik menurut gue. dengan iringan lagu techno membuat gue sedikit bergoyang. Teringat nuansa ingar bingar yang terjadi kalo lagi clubbing. Tapi begitu melihat penampakan cuplikan annoying diantara nama orang dibalik film terdahsyat abad ini yang tersaji di layar,  membuat gue nggak minat lagi untuk melanjutkan acara goyang kepala. Dan setelah menonton hampir 20 menit film berjalan, gue mulai merasakan aura-aura bantal disekeliling gue. Sumpah, gue ngantuk. Bahkan penampakan-penampakan hantu yang lumayan bikin gue shock dan loncat dari kursi sampe kebentur atap bioskop *lebay* karena suka muncul nggak pada tempatnya, tetap nggak bisa bikin ngantuk gue ilang.

hal diatas semakin diperparah dengan cerita super datar dari awal sampe akhir serta faktor sebab-akibat yang terlalu mengada-ada, para pemain yang berakting totally suck dengan karakter sok cool pake nama kebule-bulean is like mark, jane, rodney, fabio, vicky, peter *plis deh, alay abis!* plus dialog-dialog kancrut yang terkesan dipenting-pentingin padahal bullshit parah, makin membuat gue pengen pergi meninggalkan ruangan. Tapi gue tetap bertahan sampai ke titik darah penghabisan supaya bisa memberikan pencerahan kepada lo-lo semua yang belum nonton. meski gue meragukan anjuran gue bakalan bisa dicerna.

Kalo gue boleh bilang sih film ini tuh kayaknya maksa untuk dibikin horror. Lebih tepat kearah drama berbumbu thriller. dimana penampakan-penampakan yang terjadi sepertinya nggak penting untuk dimunculin. Toh juga gak ada hubungan sama jalan cerita dan lumayan mengganggu karena munculnya tuh nggak sesuai sikon. Jadi gimana nggak heboh kalo gue sampe pengen mencret gara-gara ngelihat penampakan di adegan yang nggak gue duga bakal tiba-tiba ada setan? Yang mana si setan juga gak tau siapa. Kok aneh gitu tiba-tiba menghantui tanpa alasan.

sebenarnya menjadi keasyikan tersendiri melihat film olahan om dheeraj yang makin hari makin oke aja *gue nulis bagian ini sambil nahan muntah*.

1. Dimana kita bisa main tebak–tebak buah manggis template film apalagi yang kali ini dipakai.

Sayangnya alasan pertama belum gue temuin film ini sedang meng-copas film mana. dan berharap nanti penikmat vividism bisa memberikan info. Sori kalo kelihatan terlalu memojokan. Tapi melihat kenyataan di empat karya terakhir, rasanya nggak salah kalo gue sengaja berspekulasi kayak gini.

2. cerita absurd binti tolol apakah yang ditawarkan scriptwriter kesayangan berlabel melonys.

Dan sayangnya gue nggak berhenti dibodohi sepanjang film berlangsung. Saran gue sih, plis banget, om dheeraj yang ganteng *sekali lagi gue nulis bagian ini sambil nahan muntah* kalo bisa cari scriptwriter yang lain. Nggak, nggak usah pecat melonys. Cukup kasih dia kerjaan jadi clipper ato tukang bersih-bersih aja. Kasian juga anak orang gue suruh mecat gitu aja. Ato jangan-jangan…, melonys itu nama pena dari om dheeraj?

3. siapa-siapa pemain cewek yang berani pamer belahan dada dan bokong.

Dan kali ini muncul nama uli auliani. Yah, bodi nya emang oke dan kulitnya eksotik banget. Tapi kalo aktingnya flat, gimana jadinya? Mungkin karena poin dua kali ya. Jadi uli nggak bisa mengembangkan aktingnya yang berpatok pada skenario. Padahal mungkin uli bisa lebih baik daripada ini *sok tau*. Trus ada lagi sosok bule sok kecantikan yang entah dicomot om dheeraj darimana dan entah dengan tujuan apa. karena meski gambarnya terlihat cantik di poster (yang dengan ajaib disulap pake photoshop) membuat film ini makin tak menarik. Karena bulenya buluk *sori mbak, sengaja*. Rasanya si om kehilangan modal setelah menyewa tera Patrick hingga akhirnya memberikan peran ecek-ecek pada bule ecek-ecek yang sepanjang film memakai kacamata tanpa maksud. tambahan hal tanpa maksud pula terjadi dipinggir kolam renang ketika 4 cewek alay memakai bikini sok-sokan serasa model victoria secret dengan bodi gak jelas. Parahnya, ada satu cewek berani ngelepas beha lalu pamer bagian pinggir dadanya. By the way, dibayar berapa mbak, kenapa nggak sekalian main bokep aja biar malu keluarga lo *sori kalo yang bersangkutan ngebaca. no offense*.

Rasanya sudah jelas film ini seperti apa jadinya. Tetap mengulang kebodohan kebodohan yang sama. Dan gue nggak perlu berekspetasi tinggi karena om dheeraj juga seperti tak pernah serius membuat film ato seenggaknya mempunyai niat mulia membangkitkan gairah penonton Indonesia yang loyo dengan memproduksi film berkualitas. Selalu sampah dan mikirin keuntungan tanpa ada pikiran bahwa filmnya sukses mencabik-cabik daya pikir penontonnya.

Mengingat kontroversi judul dan poster yang sudah gue bahas dipostingan sebelumnya, rasanya film ini masih bakal bertahan paling tidak 2 minggu kedepan dengan tujuan membodohi penonton Indonesia.

For your information, gak ada adegan esek-esek di film ini. Hanya sebatas pameran bodi uli auliani yang bisa kita lihat di film-film sebelumnya dan nggak lupa, scene Victoria secret jadi-jadian yang membuat gue pengen lempar tai ke layar!

NB: gue setuju sama para demonstran gunung kidul yang membakar poster film ini. bikin gue pengen ikutan main bakar poster film ini juga. Lebih tepatnya semua poster film produksi K2K! saran aja ya om dheeraj yang uhuy-uhuy *gue nggak tau apa definisi uhuy disini. ngarang aja guenya, haha*, kalo nggak bisa bikin film nggak usah maksa gitu deh. balik aja ke negara lo sono. sumpek-sumpekin gue tau!

rating -0/10

http://www.smileycodes.info

Heart 2 Heart [2010]


Rasanya menjadi pilihan yang tepat untuk tidak menonton film ini dibioskop walau sebenarnya agak curious seperti apa jadinya film kesekian om naya yang rilis menjelang akhir tahun 2010 ini. Dan beruntung dengan cepat filmnya rilis dalam versi home video sehingga bisa gue tonton di kamar dan langsung pingsan saat itu juga. maklum, nonton sebuah produk cepat saji.

1. film dibuka dengan sangat nggak banget. Sumpah deh. Dan semakin durasi berjalan gue makin nggak tau apa tujuan film ini dibuat. Untuk mengekor kesuksesan heart, mengingat posternya menipu dengan judul yang terlalu dibuat-buat seperti itu? Apalagi begitu menonton secara keseluruhan, template film ini sangat heart nya om hanny r. saputra banget. Dari lokasi yang bisa kita jumpai di film heart dan premis yang sebelas dua belas.

2. editing film ini sangat menyedihkan. Gue pengen nangis lihatnya. Lompat kesana-kemari tanpa arah.

3. I think film ini merupakan film nayato paling jelek diantara yang udah jelek. Karena dia kelihatan nggak niat banget bikin film ini. Visualisasinya nggak seindah biasanya. Tau sendirikan gimana kebiasaan nayato yang hobi bereksplorasi dengan angle-angle itu? Coba aja lihat sendiri deh—itupun, dengan catatan, kalau niat.

4. gue nggak percaya yang nulis skenarionya mbak titian wattimena. Mungkin dia lagi sakit kepala pas buat. Padahal gue nggak pernah raguin ni orang dalam setiap film hasil olahan idenya. Tapi untuk kali ini, maaf saja, gue sangat merasa bodoh melihat film ini yang begitu dangkal dan chessy. Dari konflik yang mengada-ada serta karakter yang nggak begitu kuat. Terus lagi ada subplot paling aneh yang pernah gue temuin di sebuah film. seperti hadirnya cerita tentang cowok yang hobi breakdance (atau apa deh gue gatau nama jenis tariannya) terus mati gitu aja karena kanker. Maksudnya apa gitu ya diceritain? Toh gak membawa apa-apa untuk filmnya sendiri. Atau, oh gue tahu, untuk memanjangkan durasi kan?

5. hal diatas semakin diperparah dengan akting karbitan modal tampang irish bella dan aliff ali. Lihat aja deh, ekspresi mereka lebay dan nggak pada tempatnya. Juga cara ngomong yang dibuat-buat. Mungkin sedikit kredit untuk aliff yang memang bukan orang Indonesia. Tapi si irish tuh, tinggal dimana sih sebelumnya, kok logatnya sok english gitu? Lain kali kalo pilih bintang baru cari yang nggak cuma modal tampang tapi juga bisa akting.

6. kehadiran arumi yang kayak artis besar gitu hingga tertempel di poster dengan embel-embel ‘penampilan khusus’ ternyata biasa aja. Cuma mungkin kehadiran dia bisa lebih memberi isi untuk film ini diantara akting semua pemain yang nggak bernyawa. Serius…

7. semakin kesini, gue mulai jenuh sama soundtrack bikinan teh melly. Nada-nada yang seirama dengan lagu sebelumnya dan lirik yang maksa. Padahal biasanya dia kalo bikin lagu bagus-bagus. Nyeleneh tapi keren. Kalo yang ini, absolutely, basi!

8. beruntung lokasi yang dipilih nggak sebasi biasanya meski yang jadi sekolah udah pernah dibikin set untuk film-film nayato sebelumnya bahkan yang terbaru, pocong ngesot.

Kalau ada yang tertipu dengan posternya yang cantik mungkin pantas kecewa sama film ini. Another trash movie from same director with similar theme.

NB: irish bella tuh siapanya pevita pearce sih kok mirip banget?

Rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Rumah Tanpa Jendela [2011]


Rumah tanpa jendela adalah film arahan aditya gumay yang diangkat dari cerita pendek berjudul “jendela rara” karangan asma nadia. Bercerita tentang rara (dwi tasya) seorang anak penjual ikan hias bernama raga (raffi ahmad) yang tinggal disebuah perkampungan kumuh bersama si mbok (inggrid widjanarko). Rara mempunyai mimpi yang sangat sederhana dan bahkan nggak bakalan pernah terlintas dipikiran kita kalau dia ingin memiliki sebuah jendela untuk rumahnya. Namun setelah melihat keadaan rumahnya yang cukup memprihatinkan, rasanya nggak salah kalau mimpi kecil itu terasa begitu indah dan mulia.

Disisi lain, yang saling bertolak belakang, diceritakan sosok aldo (emir mahira) yang memiliki keterbelakangan mental namun hidup lebih dari berkecukupan bersama keluarga yang bahagia. Oh, tidak semuanya bahagia rupanya. karena ada andini (maudy ayunda) yang sepertinya malu memiliki adik ‘nggak beres’ seperti aldo.

Dan ketika dua karakter ini dipertemukan dalam sebuah peristiwa yang bersifat kebetulan, mengalirlah sebuah cerita yang sangat menarik untuk diikuti.

Honestly, dari awal gue udah berekspetasi lebih bahwa film ini sangat menjanjikan. Dan benar saja, rumah tanpa jendela ternyata lebih dari itu. Inilah film yang gue tunggu-tunggu nongol dilayar bioskop Indonesia. seakan menjawab dahaga gue akan sejuknya melihat film yang begitu menghibur dan penuh makna tanpa harus terkesan menggurui.

Film dibuka dengan prolog tentang impian rara lalu scene musical anak-anak yang menghibur dan beruntungnya ternyata itu hanya halusinasi rara. Karena kadang gue suka enek lihat film musikal yang tiba-tiba nyanyi kek film India. Terkesan lebay aja gitu.

Dan semakin cerita berjalan, film semakin menarik untuk diikuti, cuman sayang aja ditengah-tengah kok terkesan bertele ya. Banyak sub plot yang membuat film ini kayak sinetron meski nggak sepenuhnya mengganggu sih.

Salut sama om aditya gumay yang piawai banget mengarahkan dua bintang cilik di film ini meski cara ngeshoot dia agak-agak gimana gitu. Gue suka sama dwi tasya. Mukanya tuh nggak cantik tapi lucu dan enak aja dilihat. Aktingnya juga sederhana dan nggak dibuat-buat seperti salma paramitha di film rindu purnama yang sok tua, pantes aja deh, bekas pemain sinetron. Kredit special buat emir mahira yang great, jago banget aktingnya jadi anak cacat. Ntar deh gue lihat acting dia di film sebelumnya.

Pemain pendukung lain juga nggak kalah keren seperti maudy ayunda yang makin gede makin cantik, inggrid widjanarko, aty cancer (nenek aldo), alicia johar (ibu ratna, ibu aldo), quzan ruz (adam, kakak aldo), aswin fabanyo (pak syahri, ayah aldo), billy davidson (rio, gebetan andini), varissa camellia (bu alya) serta ada yuni shara yang wow, meski hanya tampil di dua scene tapi cukup oke loh aktingnya. dan gue agak sentimen sedikit sama raffi ahmad. Kenapa harus dia sih? Bosen tauk liat mukanya. Kayak nggak ada orang lain aja. Tapi gapapa deh toh penilaian gue yang ini secara individu. Jadi nggak connect juga sama filmnya hehe…

And you know what, gue ngaku kalo air mata gue keluar disalah satu adegan ketika ada cerita flashback masa lalu rio dengan kembarannya. Emosinya ngena banget dihati gue. Sampe nggak kerasa air mata gue turun. Oh my… kenapa gue jadi mendadak lebay dan melankolis gini? #abaikan

So, dari segala penilaian diatas, rasanya nggak salah kalau gue bilang rumah tanpa jendela adalah film keluarga paling komplit tahun ini. Dari musiknya, dramanya, cinta-cintaan, komedi, terus pesan yang disampaikan dan dialog yang sedikit menyentil seperti bacotan yang diucapin temen andini: “what’s wrong with my congor?” buset, di daerah gue kata ‘congor’ itu jarang digunakan karena lumayan kasar meski nggak sekotor kata ‘jancok’. Haha… kecuali kalo lagi ejek-ejekan sama temen sih bolehlah.

Meski satu pondasi dengan rindu purnama dalam segi genre dan tema, tapi film ini lebih mature dalam memvisualisasikan bagaimana dunia anak-anak yang sebenarnya. Mungkin nantinya mathias muchus dan aditya gumay bisa bekerja sama untuk membuat film anak-anak yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Karena jujur aja, rindu purnama masih terasa seperti film yang bukan ditujukan untuk anak-anak.

mugkin agak terlambat bagi gue untuk mereview rumah tanpa jendela karena filmnya sendiri baru muncul dikota gue pada minggu ketiga. tapi serius deh, sangat sayang jika kalian melewatkan film satu ini!

at least, kok poster yang dipajang dibioskop kecil gitu ya? nggak kayak ukuran poster normal deh. tanya kenapa?

rating 7.5/10

http://www.smileycodes.info

Arisan! [2003]


rasanya seperti sangat ketinggalan jaman saat sedang booming-booming nya arisan! di bioskop, gue masih belum ngeh bahkan malas untuk menonton film ini. lihat saja dari judulnya yang terkesan emak-emak banget. tapi siapa yang sangka film ini mendapat banyak penghargaan dan pujian. 

mungkin bisa gue bilang dari sinilah lahir nama-nama filmaker yang nggak sekedar bisa bikin film, mereka bikin film karena harus. tentunya dengan menyeimbangkan antara kualitas dan kuantitas. sebut saja nia dinata dan joko anwar. siapa yang tak kenal dengan mereka, dengan karya-karya mereka? meski tak selalu harus menjadi sutradara. tapi mereka tetap memproduseri dan menulis skenario film layar lebar indonesia berkualitas seperti madame x, quickie express, janji joni dan sederet judul lainnya.

arisan! menampilkan tiga tokoh sentral yang nantinya akan mengaduk-aduk emosi penonton. dengan tiga background karakter berbeda tapi disatukan oleh jalinan persahabatan sejak kecil.

sebutlah meimei (cut mini), sosok rapuh yang berusaha tegar demi mempertahankan bahtera rumah tangganya dengan ical (nico siahaan) yang sudah lama tak dikarunia anak.

lalu andien (aida nurmala), kaum socialite yang hidup bergelimang harta sampe akhirnya terjebak pada permainan terlarangnya sendiri gara-gara ingin membalas dendam atas perselingkuhan kecil suaminya (joshua padelacki).

terakhir ada sakti (tora sudiro), sosok pria yang tengah bingung akan jati diri yang menyimpang kodrat. dimana awalnya tak menerima kesalahan alami dalam hidupnya sampai dia bertemu dengan nino (surya saputra) dan mulai belajar menerima diri apa-adanya.

dari tiga karakter itulah film ini berjalan dan dibuat semakin kompleks saat mereka ternyata saling membutuhkan satu sama lain meski harus melewati ragam lika-liku kehidupan khas kaum metropolis.

bisa gue bilang, meski tema yang diambil waktu itu sangatlah berani, tapi film ini berhasil menohok setiap orang yang menonton dengan cara yang menghibur dan bisa diterima dengan baik. dilaog-dialog yang tak sadar ternyata sentilan, isu-isu sosial dan gaya hedon kaum elit ibu kota semua tersaji disini secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi.

nggak salah kalo gue patut memuji sutrdara dan penulis skenario film ini. joko anwar mampu merangkai tiga karakter sentral secara pas, make sense, tak berlebihan serta dengan pintar mengatur agar tak ada diantara 3 karakter utama ini yang paling dominan. semua berjalan dengan cerita sendiri namun tetap jadi satu kesatuan yang utuh. tak lupa nia dinata yang mampu memvisualisasikan naskah joko dengan sangat perfect. terlebih detail-detail kecil dari wardrobe, setting dan pengambilan gambar yang menarik. two thumps up deh!

departemen akting pun juga rasanya patut gue acungi jempol. mereka bermain sesuai porsi dan begitu menyatu dengan karakter. cut mini yang rapuh tapi sok tough, tora yang lagi dilema sama jati diri dan aida nurmala yang centil sebagai tante-tante high class.

nggak ketinggalan scoring dari andi rianto serta soundtrack-soundtrack sepanjang film yang ear catching yang semakin menambah hidup film ini.

aha, rasanya gue terlalu berlebihan memuji film ini sampe melupakan beberapa kekurangan yang cukup menganggu. fakta pertama nih, kenapa ya sosok ical nggak terlalu diceritakan kelanjutannya setelah memilih meninggalkan meimei? padahal diawal film berjalan sempat diperlihatkan sekilas bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan wanita yang entah istri atau cewek simpanan. padahal gue kira nantinya bakalan ada adegan klise seperti meimei mengetahui perselingkuhan itu atau bagaimana. atau memang karena klise itulah nia dan joko membuat filmnya seperti ini? agar lebih berbeda begitu?

fakta kedua, terlalu banyak dialog deh. meski nggak menganggu sih tapi kadang ada dialog yang nggak kedengeran akibat berbenturan omongan sama karakter lain. spesial pas adegan arisan. dimana emak-emak kurang kerjaan itu saling pamer kehedonannya dengan sangat tidak penting. selebihnya, very entertaining.

mungkin karena waktu itu gue masih SMP, jadi nggak ngeh juga dengan tema yang diambil sama film ini. terutama konflik yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. tapi setelah melihat sekarang. rasanya film ini cukup gampang dimengerti oleh semua orang. sayang, cuman lihat lewat DVD. coba kalo di bioskop. pasti seru.

denger-denger bakalan ada sekuelnya ya? wah, appreciate banget nih. kayaknya film yang patut ditunggu juga.

at least, film ini pernah dibikin tv serinya dan ditayangkan oleh stasiun antv. cuman sayang nggak pernah lihat. dan nggak tahu gimana nasib jalan sekuelnya. gue harap bisa lebih outstanding daripada seri pertama. mengingat kehidupan pasca seri pertama udah hadir dalam versi tv.

rating: 8/10

http://www.smileycodes.info

Dedemit Kampungan Ngaku-Ngaku Masih Perawan


Apa yang terjadi pada tanggal 17 maret 2011? Mari gue beberkan satu-persatu fakta dibalik tanggal keramat ini (serius amat sih gue?). so, let’s check this one out!

1. Dirilislah film dari sosok-sosok lovable perfilman kita. Yang bisa gue sebut sih, ikonik film sampah yang bertebaran dan meneror jaringan 21 di seluruh indonesia raya tercinta. Siapa lagi kalau bukan NAYATO dan KK DHEERAJ. Oh, pelis…

2. Judul film om naya adalah Virgin 3: Satu Malam Mengubah Segalanya produksi starvision plus. Dan merupakan bagian Virgin trilogy yang tak ada hubungan cerita dengan sekuel-sekuel sebelumnya. Asumsi gue sih cuman jual judul catchy yang dulu pernah booming aja. And you know what, sekuel pertama pernah sukses berat dan disutradarai oleh om hanny r. saputra. Mungkin sang produser pengen bikin film bujet murah dengan cerita daur ulang dan adegan serta lokasi yang basi, tapi membawa banyak keuntungan. Makanya nggak salah kalo om naya jadi tersangka utama siapa sutradara yang patut dipilih…

3. Kali ini om naya mengalihkan predikat anak kesayangannya pada irish bella setelah mengorbitkannya lewat Heart 2 Heart. Melupakan arumi yang nggak jelas juntrungannya. Dan mengesampingkan muka-muka kesayangan lain seperti zaky zimah dan leylarey lesesne.

4. yang paling parah, setelah baca sinopsis Virgin 3 di web sebelah, gue langsung shock total, bukankah ini premis The Hangover? Oh pelis. cuman bedanya, karakter disini cewek semua. Merayakan pesta perpisahan sebelum salah satu karakter kuliah ke Melbourne. sedang versi aslinya merayakan pesta lajang sebelum melangsungkan acara pernikahan. Lalu ketika bangun pasca acara, semua serba aneh dan mereka mesti mencari salah satu teman yang hilang.

5. Judul film KKD adalah Dedemit Gunung Kidul. Tumben ya make judul yang nggak mancing penonton kek film-film sebelumnya. Tapi entah kenapa judul ini memakai kata yang sudah usang ditelinga dan terkesan jaman dulu. Dedemit? Haha…

6. jalan cerita film ini belum banyak di ekspos ke media terutama 21cineplex. bahkan web milik KKD sendiri. Tapi seperti yang udah bisa ditebak, palingan cerita yang diambilpun nggak nyambung, jiplak entah film mana lagi setelah nggak sukses-sukses banget memakai template film Jeniffer’s Body di Rintihan Kuntilanak Perawan, Memento di Selimut Berdarah dan film bollywood berjudul 13B yang kemudian bertransformasi menjadi Pelukan Janda Hantu Gerondong.

7. Lalu seperti yang sudah-sudah juga memakai jasa meloynis, scriptwriter goblok yang nggak pernah make otak kalo bikin skenario. Belum lagi nama-nama sutradara yang cuman jago ngeshoot adegan-adegan seronok plus penampakan nggak perlu dengan efek super lebay binti jablay binti alay binti… (teruskan sendiri dengan senang hati jika menemukan perbendaharaan lain)

8. kalo cerita Dedemit Gunung Kidul belum ketahuan jiplak film mana, berbeda dengan Virgin  3 yang jiplak premis The Hangover. Dengan sangat nggak tau diri, film KKD ngejiplak poster film Nicholas cage berjudul Drive Angry. Dan entah ada angin apa, bioskop Indonesia tak memakai poster yang dijiplak dan lebih memilih poster lain yang sangat tak menjual.

Lalu sudah siapkah anda menerima terror mereka dengan cara yang sudah bisa ditebak bahkan dalam mimpipun, tapi memiliki efek jangka panjang yang sangat mengerikan?

NB: tulisan ini sudah diedit dengan sehalus mungkin, nantikan versi aslinya ketika filmnya tayang dan berhasil gue review. Don’t go anywhere!

Biarkan Bintang Menari [2003]


Seperti yang udah pernah gue bilang dipostingan-postingan sebelumnya, pasca mati suri, sebelum kayak sekarang, Indonesia pernah disuguhi dengan tontonan bermutu yang tidak asal jadi. Mungkin karena waktu itu persaingan nggak seekstrem sekarang, meski, yah, yang jadi bahan saingan pun cuma tontonan sampah, muncullah film-film yang dibuat dengan jujur.

Contohnya adalah dongeng musikal modern berjudul biarkan bintang menari arahan indra yudhistira. film produksi transinema, sebuah production house anak buah trans tv, yang sekarang udah jarang bikin film layar lebar setelah gagal lewat karya terakhir mereka; dunia lain: the movie.

Bercerita tentang neyna (ladya cherryl) dan grey (ariyo wahab), dua sahabat kecil yang berpisah lalu bertemu kembali setelah dewasa dengan keadaan yang berbeda 180 derajat. Dimana neyna masih sama seperti dulu, seorang gadis lugu periang dengan keingintahuan yang besar dan masih mempunyai cita-cita jadi seorang putri kerajaan. Sedang grey, seperti biasa, jadi cowok penuh masalah produk kota besar, terutama dengan ayahnya (el manik).

Awalnya pertemuan itu tak mudah karena grey bersikap dingin pada neyna. Grey merasa tak bisa lagi menjaga neyna bak seorang pangeran seperti saat mereka kecil dulu. Namun dengan bantuan keyko (stephanie pascalia), neyna berusaha meyakinkan grey kalo dia hanya ingin lebih dekat dengan grey. Toh neyna merasa sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri.

Sampai ketika grey menyadari bahwa sebenarnya dia ingin hubungannya dengan neyna kembali seperti saat mereka kecil dulu, kejadian yang tak disangka tiba-tiba menghancurkan semua. Dan neyna memilih kembali pulang ke kampung halamannya. Merenungi nasib baik yang tak berpihak padanya.

Plot yang menarik bukan. dan di olah dengan baik oleh monty tiwa dibagian script writer. ditambah cara sang sutrdara dalam mengarahkan lakon para pemainnya yang berakting secara pas sesuai karakter dan tak berlebihan membuat film ini sangat menarik tuk diikuti.

tak lupa aksi musikal yang bertebaran disetiap scene dengan lagu-lagu gubahan andi rianto yang catchy ditelinga, menambah nilai plus buat film ini. begitu lovable. Rasanya inilah film musikal setelah petualangan sherina yang bakalan jadi film Indonesia favorit gue. Karena sejauh ini gak ada film musikal Indonesia yang begitu berkesan.

Cuman sayang, ada satu scene yang bagi gue tuh annoying banget. Yaitu scene pas neyna bingung berdandan ketika akan datang ke ulang tahun pasha. Dimana keyko yang bersedia merias neyna tiba-tiba kebingungan dan memanggil peri banci lalu menyulap neyna jadi cantik bak seorang putri. Pertanyaannya, gimana bisa? Padahal ini bukan film fiksi penuh keajaiban. Kalo seandainya cuma halusinasi, kenapa nggak ada adegan  selanjutnya yang menceritakan mengenai hal itu. well, lupakan hal itu karena selebihnya, sangat menghibur.

Dan ya ya ya, gue senyum mulu ngelihat akting dan dandanan keyko yang lebe abis. Awalnya gue kira ini bagian wardrobe ngehe bener bisa ngedandani karakter keyko dengan overatted. Tapi setelah gue perhatiin, ternyata hal itu bagian dari karakternya. gokil!

Dan dengan pertimbangan diatas, rasanya nggak salah kalo gue kasih nilai 7 buat film ini. So far, very entertaining lah. Film yang layak tonton dan di koleksi bagi mereka yang lagi butuh hiburan lain khas buatan anak negeri ditengah maraknya film-film sampah dibioskop. Berharap nanti ada film-film Indonesia sejenis ini yang muncul dilayar lebar. We will see…

rating 7/10

http://www.smileycodes.info

Cewek Saweran [2011]


rasanya ditengah kemajemukan tema film yang itu-itu saja, bisa jadi film berjudul "cewek saweran" arahan sutradara eddie cahyono ini akan memberikan semacam angin segar. setidaknya itulah harapan gue. atau bahkan mungkin, harapan para pecinta film indonesia. tapi ternyata semua sia-sia. film ini terjebak pada keklisean yang sudah-sudah.

cewek saweran dibuka dengan sangat tidak efektif. dan semakin nggak enak diikuti menit demi menit. suwer. gue malah heboh cekakan sama temen cewek guweh. dari ngebersihin kuping pake cotton bud sambil berseru "oh yes, oh no", sms an, sempet-sempetnya narsis, sampe ngegosipin orang dibelakang. sori ya om, kita gosipinnya gak macem-macem kok. gosip yang standar aja. beneran! #kenapa jadi out of the topic gini? #abaikan

premisnya cukup simpel: kisah seorang gadis dari desa di pinggiran kota yang berusaha meraih mimpinya menjadi penyanyi dangdut terkenal. lalu di plot menjadi kisah tentang ayu (juwita bahar), gadis desa yang merantau ke jogja untuk mencari pekerjaan. bahkan kalo bisa, jadi penyanyi dangdut terkenal. seperti apa yang diimpikan sang ayah (marwoto kawer). karena didesanya, upah sebagai penyanyi dangdut keliling suka nggak jelas.

ketika sampai di jogja, ayu menumpang tinggal dengan ningsih (dyah arum), sang bulik yang membuka usaha salon kecil-kecilan. dan di tempat inilah ayu bertemu dengan dimas (krishatta luis), seorang cowok yang kuliah jurusan fotografi (di mana proses pertemuan mereka super duper chessy). dan dengan bantuan dimas inilah, keping-keping mimpi ayu menjadi penyanyi dangdut mulai terangkai. meski banyak sekali jalan terjal yang harus dihadapi.

actually, plot sestandar ini bisa aja jadi film yang berbeda jika diramu dengan baik. tapi yang terjadi sangat jauh dari kesan baik-baik saja. gue nggak tau ini salah editor film, sutradara atau skenario buatan ifa firmansyah. karena film ini, selain opening yang nggak efektif menarik penonton untuk tetap setia mantengin layar, alurnya juga lompat kesana-kemari dan sama sekali nggak mempunyai gereget. melemah hampir dari awal sampe akhir. dan yang paling parah, alasan-alasan karakter disini untuk melakukan sesuatu sangatlah maksa.

dari segi akting, oh no, rasanya pemilihan juwita disini salah. apa karena dia kebetulan bisa nyanyi dangdut lalu dipilih gitu aja atau melalui proses kasting gue nggak tau. yang pasti kesalahan terburuk adalah memilih juwi sebagai leader di film ini. gue nggak setimen sama ni cewek, tapi pelis, akting dia tuh lebay, caranya ngomong sok tua dan nggak tau menempatkan diri. yang mana sangat kelihatan emak-emak dimana seharusnya dia berakting sebagai layaknya remaja.

pemain lainnya juga gitu. terkesan numpang lewat seperti akting djaduk ferianto yang sangat nggak maksud.   kalaupun digantikan dengan orang lain pun tak masalah. kredit tersendiri buat krishatta yang mampu berperan cukup baik meski dibeberapa bagian kurang bisa mengali emosi penonton.

dari skenario, gue bisa bilang, suck! si penulis kelihatan kalo males mikir. lihat aja alur yang sangat mudah ketebak dan kentara kalo pengen cepet-cepet menyelesaikan cerita hingga melupakan hal-hal lain. seperti apa yang terjadi selama ayu berada di hotel dengan produsernya, alasan produser membelikan ayu rumah (yang mana albumnya belum laku-laku banget), sajian cinta segitiga antara ayu-dimas-angga yang nggak dieksplor dan dengan cepat menguap gitu aja, hingga alasan kenapa saat tampil perdana diatas panggung om dargombes ayu mendadak 'hang' bernyanyi didepan umum. padahal sebelum scene itu terjadi, dia asyik-asyik aja tampil didepan khalayak ramai.

dari segi penyutradaraan, standar lah. gue gak bisa nemuin kejelekan nih orang kecuali mungkin kurang bisa menggali karakter para pemainnya hingga mereka tampil seolah tanpa nyawa.

dari segi poster, sangat bertumpu pada karya-karya om naya. menipu, dari judul yang kurang singkron  dan murahan sampe pose cewek yang membelakangi dangan memakai pakaian mini begitu. siapa yang tidak tertarik? rasanya film ini hanya menjual hal itu saja. toh filmnya jauh dari kesan seksi kecuali penyebutan kata "apa saya ini lonte, om?" dan beberapa kata lonte dengan tambahan variasi lainnya di penghujung cerita.

dari segi soundtrack? on no! ini dangdut kan? gue yang antidangdut dan menganggap genre musik ini sangat bukan indonesia meski kenyataan berkata lain, masih bisa menikmati suara titi kamal di mendadak dangdut yang masih zero di dunia dangdut daripada juwita yang notabene nggak jauh-jauh jatuh dari emaknya. yah, seperti kata pepatah, buah jatuh nggak jauh dari pohonnya.

terakhir, gue rada eneg sama satu lagu yang diulang-ulang hampir disepanjang film. catchy sih, tapi udah terlalu berlebihan untuk terus diputar berulang-ulang. apa nggak bisa recycle lagu siapa gitu daripada bikin lagu nggak jelas.

cewek saweran, harusnya nggak perlu mampir di bioskop. cukup tampil sebagai FTV di tivi sekali aja, atau mungkin akan ditampilin lagi tengah malam untuk mengisi slot kosong, karena nggak meaning dan mudah dilupakan. bukan tontonan yang menarik. tapi mau bagaimanapun, gue tetap mencintai film indonesia. karena kalo bukan kita, siapa coba?

rating 1.5/10

http://www.smileycodes.info
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...