20 Film Indonesia Terbaik versi IMBlog


hei bro and sis, setelah sukses dengan gawean di bulan febuari lalu bertajuk IMBLOG Choice Awrads 2010, kami, sekumpulan maniak/gila/hyper/zombie film yang nggak bisa nggak ngoceh lewat tulisan setelah nonton, kembali lagi dengan membawakan daftar 20 film Indonesia pilihan sedekade ini versi IMBlog. yang tentunya sudah melalui tahap-tahap diskusi dan penilaian seprofesional mungkin dengan melibatkan banyak pihak. Penasaran film-film Indonesia (tahun 2000-2009) apa saja yang masuk daftar pilihan terbaik kali ini dan apa komentar masing-masing blogger tentang film pilihan mereka, langsung saja simak list berikut ini. Let's check this list!


20. NAGABONAR JADI 2 / DEDDY MIZWAR [2007]

Curhat Sinema: Deddy Mizwar berhasil menghasilkan sebuah tontonan yang kaya nilai (nasionalisme) namun tanpa menghilangkan unsur komersialnya. Deddy Mizwar tahu benar bagaimana meramu cerita menjadi sebuah tuntunan tanpa menggurui dan meninggalkan kesan mendalam di benak penontonnya


19. CIN(T)A / SAMARIA SIMANJUNTAK [2009]

Ngomongin Film Indonesia: Cerita tentang hubungan antara dua insan berbeda agama dengan Tuhan nya masing-masing dalam semangat indie yang sangat berani dan istimewa


18. QUICKIE EXPRESS / DIMAS DJAYADININGRAT [2007]

Movienthusiast: Dimas Djayadinigrat membuat sebuah komedi dalam kemasan yang unik, fresh dan dewasa, meskipun sayang berujung klise


17. PETUALANGAN SHERINA / RIRI RIZA [2000]

Movienthusiast: Salah satu film yang berada di garda terdepan kebangkitan perfilman Indonesia, drama musikal keluarga terbaik yang pernah dibuat di negeri kita hingga kini.


16. BABI BUTA INGIN TERBANG / EDWIN [2008]

Delupher: Edwin bekerja sebagai penyentil professional dalam film panjang pertama arahannya ini. Berusaha membahas isu diskriminasi agama dan ras dalam negara pruralitas. Nilai satirnya pun begitu ampuh menelanjangi buruk rupanya moralitas bangsa ini. Absurd nya sekali lagi saya jatuhkan pada seekor babi di antara rerumputan ilalang sambil bersura grookk .. grookk..grookk dengan long time shoot


15. OPERA JAWA / GARIN NUGROHO [2006]

Cinema Exposure: Opera Jawa, more like a performing art captured in this visually dazzling effort from the most famous Indonesian filmmaker abroad is sometimes sentimental as in usual operetta, and no less avant-garde than the film of Italian experimentalist, Carmelo Bene. It’s sexy, sultry, and enigmatic


14. 3 HARI UNTUK SELAMANYA / RIRI RIZA [2007]

Saya Cerita Film: Sebuah road-movie yang sebenarnya tidak istimewa. Pretensius bahkan. Tapi ia cukup jujur dalam bertutur. Dan saya selalu senang utk kembali mengikuti perjalanan 3 hari Jakarta-Jogya bersama Yusuf dan Ambar.


13. THE PHOTOGRAPH / NAN ACHNAS [2007]

Ajirenji: Film yang indah dengan cerita sederhana yang diceritakan dengan sopan dan santun tanpa mengabaikan unsur emosional. Sekali lagi, film yang indah.


12. UNDER THE TREE / GARIN NUGROHO [2008]

Delupher: Selalu saja ada magnet yang kuat ketika menikmati karya-karya Garin Nugroho, karena beliau tak hanya ingin menelanjangi buruk rupa dari kehidupan manusia namun juga menyertakan kultur dan tradisi kedalam plotnya. Under The Tree berjalan sesuai dengan ritmenya kehidupan pelik manusia. Garin menyuntikkannya dengan aroma budaya Bali nan kental serta salah satu filosofinya tentang pohon itu sendiri. Langkanya lagi intisari kisah Pandawa, Kurawa hingga


11. PASIR BERBISIK / NAN ACHNAS [2000]

Curhat Sinema: Film yang sangat berkesan bagi saya berkat visualisasinya yang sarat makna. Gambar-gambar yang dihadirkan sangat kuat dan “berbicara”. Film ini sangat menarik dibahas dari berbagai segi, mulai dari teknis, cerita hingga isu yang dihadirkan. Filmnya sendiri sangat indah dan artistic meski menghadirkan sebuah tragedy didalamnya. Adegan paling nempel dan paling menyedihkan adalah ketika Dian Sastro mendapatkan pelecehan dari Didi Petet


10. JELANGKUNG / RIZAL MANTOVANI & JOSE POERNOMO [2001]

Database Film: Ritual khas Indonesia yang disajikan dengan sangat menyeramkan, nyata sekaligus mistis


09. JERMAL / RAVI BHARWANI [2008]

Saya Cerita Film: Sebuah drama subtil tentang hubungan ayah-anak. Mengharukan tanpa harus cengeng


08. JANJI JONI / JOKO ANMWAR [2006]

Movienthusiast: Ide unik di kombinasikan dengan presentasinya yang sangat menarik, pintar dan meyegarkan


07. PINTU TERLARANG / JOKO ANWAR [2009]

Delupher: Meski dengan twist yang pasaran, namun Joko Anwar membuat film ini begitu berkelas. Sekali lagi dia menciptakan set-set negeri tak bernama, namun menyimpan segudang misteri. Pada nyatanya hanyalah imajinasi. Plot-plot yang menawarkan ketegangan dan art-direction yang tak terkalahkan diantara film-film horror Indonesia lainnya


06. KALA / JOKO ANWAR [2007]

Ajirenji: Hingga detik ini, hanya ini film Indonesia yang pernah saya tonton yang membuat saya bereaksi “woooooow!”. Intens, cantik, percampuran berbagai genre nya tidak berantakan. Ya, yang seperti ini yang saya suka


05. LASKAR PELANGI / RIRI RIZA [2008]

Saya Cerita Film: Mungkin kisahnya terlalu utopis, tapi hey it’s based on true story. Anak-anak ini begitu adorable. Love them


04. FIKSI. / MOULY SURYA [2008]

Delupher: Berbangga hatilah memiliki Mouly Surya, jarang mendapati sutradara apalagi perempuan memiliki ide brilian dalam membungkus karakter gadis psikopat muda yang sangat innocent. Membalikkan dongeng Alice in Wonderland, segala fiksi dari benak sang gadis dibuatnya menjadi sangat real. Rumah susun pun dibuat Mouly sebagai tempat yang ampuh dalam menyinggung problematika hidup manusia


03. BERBAGI SUAMI / NIA DINATA [2006]

Database Film: Konsep poligami yang dituturkan dengan menarik, relevan dengan kondisi masyarakat menengah ke bawah Indonesia


02. ARISAN! / NIA DINATA [2004]

Curlybandidas: A Happy picture about unhappy people. Arisan! hadir sebagai komedi yang menyentil bagi Ibu-ibu sosialita kota-kota metropolitan sana. Komedinya pun Fresh dan juga satir. Sekilas, saat sedang Arisan! Ibu-ibu ini terlihat begitu Happy, padahal ada segudang problematika hidup yang ada dibaliknya


01. ADA APA DENGAN CINTA? / RUDY SOEDJARWO [2002]

Lets Shake Hand: "Pecahkan saja gelasnya biar ramai” mendegar sajak dari puisi AKu Chairil Anwar ini pasti langsung teringat sama film ini. Ada Apa Dengan CInta? adalah film remaja cinta terbaik dan belum ada yang menumbangkan dari top chart teenlit Indonesian Movie sampai sekarang

---

setelah melihat hasil diatas, apakah lo semua ingin ngebuktiin? nggak usah ragu lagi, guys. inilah film yang membuat indonesia bangga!

Pocong Mandi Goyang Pinggul [2011]


Sebuah tragedi tak terlupakan...
Ketika malam suro datang dan kran air terbuka...Pocong juga datang!!
Shooting di Indonesia dan Hollywood, Amerika.

membawa seklumit sinopsis alay jaya diatas, kk dheeraj kembali beraksi di proyek film gak penting ketiganya ditahun 2011. Tetap bekerja sama dengan yoyok dumprink di posisi sutradara. serta melonys yang makin goblok dibagian skenario. And then, apa yang ingin ditawarkan kkd dari proyek film terbarunya kali ini?

Dari segi cerita? Oh lupakan. Gue gak mau menjelaskan panjang lebar karena bagian promosi film ini pun bingung menuliskan bagaimana sinopsisnya. sehingga ditulis seadanya dengan sangat bagus dan akan mendapat nilai 100 untuk pelajaran mengarang disekolah. karena cerita yang ditawarkan pocong mandi goyang pinggul sama sekali tidak bermutu seperti yang gue tulis diawal. Bahkan kalau nggak mempunyai niat maruk untuk menambah pundi-pundi, film ini bisa saja diselesaikan dalam waktu 10 menit doang. Tapi bukan melonys dong kalo dengan daya khayalnya yang superb jenius nggak ngebikin cabang cerita yang sama sekali tidak berhubungan. bahkan pada detik ini bisa gue bilang sudah sangat, sangat dan sangat memuakan. Apalagi dengan sok penting memasukan karakter petugas L.A.P.D yang hadir karena harus menyelediki sesuatu masalah abal-abal. Oh please…

Dari segi pemain? Hell yeah, you know how, kali ini memasang another international sex bomb berlabel sasha grey. Tapi apa, sasha tak ubahnya hanya semacam pajangan yang disuruh ngomong “miss you babe” lalu melakukan acara cium jauh dengan sangat datar dan tanpa ekspresi sama sekali. Parahnya, hampir disemua scene memperlihatkan dia cuma memakai kutang sama celana dalam doang. Tertarik? Ah, mending langsung search nama sasha grey di mbah google dengan embel-embel hot video dibelakang. Karena menonton sasha disini adalah sebuah kesia-siaan yang akan membuat lo semua stress mendadak.

Itu cuma sasha. Gimana dengan pemain pendukung lain? Kita cek aktor pendatang baru bernama chand kelvin yang kayaknya perlu khursus bahasa inggris. Akting chand terbilang lumayan kalo nggak mau dibilang buruk dengan mukanya yang cukup fresh dan enak dilihat. soalnya gue udah bosen ngelihat tampang andreano phillip yang statusnya diragukan antara cem-ceman atau anak kesayangan om dheeraj karena selalu bermain hampir di semua film terbaru produksi K2K akhir-akhir ini. Sebenarnya sih andreano juga ikut tampil di film ini. Tapi peran yang dia dapatkan sangat tidak penting. Bahkan nggak muncul pun sangat tidak berpengaruh.

Lalu ada sheza idris yang hadir sebagai pemanis dengan akting yang so sinetron serta another artis khusus peran murahan, baby margaretha, dengan ekspresinya yang lebay berani bertoples ria (tapi cuma keliatan dari belakang, dan itupun sudah bisa disaksikan gratis di trailer resmi tanpa sensor yang tersebar di youtube). nggak mau ketinggalan ada juga nama tatang gepeng yang kayaknya salah kasting dan berakting sangat jayus. Belum lagi penampilan numpang lewat dan nggak penting juga bagi kelangsungan film seperti annisa bahar yang gatau lagi nyanyi atau cuci piring disini, mpok nori yang gatau juga lagi akting atau ngepel, ucok baba dan tata dado yang kayaknya mending ngecat tembok aja daripada muncul dalam scene untuk memperpanjaaaaaaaaaaang durasi. snap snap snap! #ngomongalafitritropica

Dari segi tata musik terlihat sangat berlebihan. Musik yang dihadirkan seperti film-film thriller yang memacu adrenalin. Padahal scene yang ditampilkan sama sekali nggak cocok diiringi dengan musik seperti itu.

dari segi kualitas penyutradaraan gak ada masalah karena yang bermasalah, yah, seperti yang udah gue bilang, datang dari skenarionya. skenario pocong mandi superb disturbing. ditambah dengan kebiasaan film om kkd yang suka memasukan unsur twist-twist maksa. berharap filmnya akan terlihat pintar. namun tetep aja nggak jauh-jauh dari kata film bodoh!

jujur gue bingung menaruh film ini di genre apa. horor jelas tidak masuk syarat. apakah ditinjau dari penampakan hantu model itu lagi (muka hitam, rambut panjang pake baju putih) tanpa maksud apa-apa, bisa dibilang horor? drama juga gak begitu kuat. atau thriller? komedi? susah deh.mending gue manjat pohon cabe aja daripada mikirin.

yang pasti sekali lagi kita menemukan fakta bahwa om dheeraj selalu membuat film yang niatnya dari awal hanya menipu. lihat saja judul, poster dan segala aksesori yang menghantar film ini sampai ke jaringan 21. tak lain adalah upaya dari mengeruk materi. merasa tertipu dan ingin mengajukan gugatan? haha... tertawa kering aja deh. berharap suatu saat kalo kerja otak kkd masih kayak gini, dia beneran dipulangin ke negaranya. amin!

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

Suster Keramas 2 [2011]


Kalau ditanya negara mana yang paling hobi mengelabui penonton dengan film yang judul dan posternya kadang nggak nyambung plus adegan penuh belahan dada nggak penting en nggak ada imbas apa-apa saking murahannya, jawabannya adalah Indonesia. Dan tanyankan kenapa hal itu bisa terjadi pada produser-produser seperti ody mulya hidayat atau KKD. Dijamin jawaban mereka akan super duper klise dan sama murahan seperti filmnya saking gak bisa mengarang kata-kata yang lebih intelek lagi jika ditanya oleh wartawan.

Seperti itulah film yang bakal gue review kali ini. and then, taraaa… (heboh deh gue), judulnya adalah suster keramas 2 arahan findo purwono dengan naskah olahan abbe ac. Memasang bintang-bintang muda seperti zidni adam, ricky harun dan violenzia jeanette. Serta penampilan khusus bintang jav yang merupakan teman seprofesi dari rin sakuragi dan maria ozawa bernama sola aoi atau sora aoi. Terserah lo mau make sola atau sora yang penting dia tuh bintang bokep dari negeri matahari terbit itu. Asal jangan panggil solar aja. Emang mau beli bahan bakar?

Cerita dibuka dengan adegan kebut-kebutan antara jack, tando dan shelly. Sampai akhirnya tiba-tiba shelly terjatuh dari motor hingga menyebabkan tulang kakinya patah dan menyembul keluar. Spontan, tando dan jack membawa shelly ke rumah sakit. Lalu cerita bercabang ke bandara. dimana cakil, seorang tour guide, sedang menunggu kedatangan michiko, turis asal jepang. Hingga suatu kejadian nggak penting membawa mereka ke rumah sakit yang sama dengan jack dan tando yang saat itu tengah menunggu shelly menjalani operasi di UGD. Sesampainya dirumah sakit, mereka mulai diganggu oleh penampakan-penampakan arwah penasaran. Apakah yang terjadi? Kenapa hantu-hantu itu muncul dan mengganggu mereka?

Melihat plot sekilas mungkin akan jadi film yang seru dan menegangkan mengingat fakta bahwa ada sentuhan twist di ending. Tapi ternyata, dengan kampungan findo sukses mengeksekusi filmnya sendiri dengan sangat garing dan garing. Kenapa? Karena ditilik dari segi horror, formula yang digunakan sangat basi. Dari segi drama juga terlalu standar. sentuhan komedi maksanya yang kampung banget pun, membuat gue pengen nyuruh tiga remaja pemeran utama diatas ngilang dan diganti oleh nunung, tukul dan sule. Mungkin gue bakalan betah karena mereka diem aja udah lucu, apalagi kalo udah mulai ngelawak. Harusnya findo bisa lebih pintar dalam memilih pemain. bukan asal comot ganteng ato cantik, tapi juga pinter akting. Karena tiga orang ini—eh, ralat, dua orang ini (ricky dan zidni) sangat jayus dan nggak lucu dalam mengeksplorasi naskah yang disodorkan. Yang ada malah bikin gue pengen muntah ditempat.

Beruntung ada jualan lain, apa lagi kalau bukan sola aoi yang unyu banget. Gatau kenapa nih cewek lucu aja kalo ngomong. malah kalo gue perhatiin, disetiap scene hampir sering liat ekspresi kebelet antara pengen ketawa saat diharuskan akting jejeritan ngelihat hantu. Sayangnya karakter yang diberikan buat dia cuma sebagai turis goblok (setipe dengan peran-peran yang diberikan sama rin dan maria). Bedanya kali ini sola memberi bonus adegan toples. Ih wow, kakkoi! Heran banget gimana film ini sanggup lolos sensor dan tukang demo itu malah lebih ngurusin film tanda tanya yang jelas lebih baik dari berbagai segi dan membawa perubahan ketimbang film pamer belahan dada yang emang udah disetting biar kelihatan (silakan cek behind the scene nya kalo gak percaya). Sangat nggak singkron banget sistem kinerja mereka!

Seperti yang udah gue singgung diatas, diantara banyak sekali hantu yang eksis di film ini dari mulai pocong, tuyul, suster ngesot sampe hantu abal-abal lainnya, kalian gak bakal nemuin sosok suster keramas disini. Lho kok? Gausa kaget deh. Karena proses awal film ini memang nggak ditujukan buat sekuel. Tapi berhubung pengen melanjutkan kesuksesan predesesornya, judulnya berubah jadi suster keramas dengan embel-embel 2 dibelakang plus judul lain dalam bahasa inggris; evil nurse. dan fakta yang paling parah adalah, udah tau dikibulin, yang nonton banyak banget. haha... kalo udah kayak gini, siapa ya yang mesti disalahin? susah emang ngurusin film indonesia.

anyway, sekedar curhat, seumur hidup nonton dibioskop baru kali ini gue nemu penonton kampung abis. gimana nggak, masa sekumpulan cewek-cewek pada teriak dan ketawa garing melihat komedi yang sama sekali nggak lucu. kalo semua penonton ketawa sih gak papa. anehnya cuma sederet bangku itu doang. pake jerit-jerit ahh ahh segala dan yes no yes no (kalo yang ini cuma lebay gue aja haha). intinya mereka tuh payah banget. tipe penonton C. penonton yang datang dengan tujuan gak jelas. pengen ngelawak kali ya. tapi lawakan mereka segaring filmnya sih. jadi gak mood deh ngikuti lawakan mereka. istifar mbak, mbak.... sayang banget, cantik-cantik otaknya geser!

rating 1/10

http://www.smileycodes.info

Si Anak Kampoeng [2011]


pertanyaan paling mendasar ketika gue melihat poster filmnya yang sangat nggak, nggak dan nggak banget karena cuma terdiri dari beberapa gambar yang dipotong terus digabungin jadi satu dengan sangat kasar adalah: siapa buya syafii maarif, yang juga dikenal sebagai guru bangsa, hingga membuat seorang damien dematra membuat buku biografinya lalu diangkat menjadi sebuah film layar lebar? Jujur aja, gue sebagai remaja labil masa kini sangat tidak tahu siapa sosok ini. sorry for that!

Dan ketika gue nonton filmnya pun, gue semakin nggak tertarik untuk mengikuti asal-mula seorang guru besar yang entah siapa ini. karena… ya, karena gue nonton cuma 20 menit doang. Terus setelah itu dengan suka cita memilih keluar studio 3 yang hanya berisi 3 orang termasuk gue dengan beberapa alasan. antara lain sudah mau mati beku karena AC di dalam bioskop heboh bener dan filmnya bikin gue pengen benturin kepala ke pintu masuk. lalu guepun nangis darah. mencoba merelakan uang 15 ribu yang terbuang percuma. tapi setelah gue pikir-pikir lagi, gak papa deh, sekali-kali amal sama yang punya hajat.

Sebenarnya nih—meski nggak tau juga seberapa benar—film ini bisa saja lebih baik kalo seorang Damien nggak seambisius itu melakukan marathon kerja di berbagai sudut untuk filmnya kali ini. mulai dari skenario, editor, penata musik, direksi fotografi sampe yang paling vital, sutradara. Karena mungkin saking ribetnya, dia nggak konsen sama apa yang mau disampein sama film ini.

20 menit adalah nyawa sebuah film. Kalo di 10 menit pertama film sudah gagal mengikat penonton untuk terus duduk anteng di kursi, secara keseluruhan pun akan gagal. Makanya gue berani bilang kalo film ini sangat nggak banget sama kayak posternya.

Film dibuka dengan kredit title dan backsound yang nggak singkron—meski menyebut-nyebut judulnya. kemudian bercerita tentang sosok pi’i berusia 3 tahun yang duduk gak jelas ngapain didepan pusara ibundanya yang udah meninggal. lalu berubah jadi umur 7 tahun dan gue langsung pengen mencret. Alasan yang cukup personal sih: karena muka si pemeran pi’i sangat ketuaan untuk anak berumur 7 dan nggak menjual.

Entah apa alasan Damien memilih nih anak pas kasting. Mukanya tuh entah kenapa bikin gue enek dan dalam 20 menit itu pula entah beberapa kali di close-up tanpa alasan. Demi nggak mau berlama-lama lihat mukanya yang oh pelis, no komen, gue memilih keluar. Karena selain bingung mau dibawa kemana nih cerita dan adegan-adegan yang tanpa nyawa dengan pemeran anak-anak bermuka tua—si cowok gendut yang badannya kayak anak SMA dan cowok bergigi maju 5 meter yang aktingnya kancut, makin membuat gue gak betah. Parahnya aktor sekelas pong harjatmo juga berakting sangat biasa hingga makin membuat gue stress mendadak.

Gue nggak tau film ini bakalan bener dibikin trilogi. kalau iya sih mungkin gue gak bakalan lihat. dan karena gue nggak nonton film ini sampe habis soalnya kata yang udah nonton pun nggak menarik sama sekali, gue gak mau ngasih rating atau apalah. Semua gue serahin pada penonton (yang betah ngelihat sampe habis).

Bukannya tidak menghargai film dengan genre berbeda, tapi filmnya sendiri memang nggak tau mau diapain meski udah membawa nuansa daerah sumatera dan menjanjikan hal-hal yang menarik. si anak kampoeng, sebuah produk gagal!

BIG BULLSHIT!


Oh shit, berhubung bahasa inggris yang gue hapal cuma shit sama fuck, jadi kata itulah yang gue bikin sebagai kata pembuka. Haha, oke, I’m kidding. Anyway, gue sebenarnya malas buat mengangkat kisah nggak penting ini buat jadi topik. But, karena udah beberapa hari gue ngilang dari blog ini dan gue yakin lo semua kangen sama bacotan gue (sori, kepedean #tolongabaikan), jadi gue posting aja berita yang lagi hot kali ini. Excuse me, hot? Gak juga sih. Basi lebih tepatnya. Serius

Seminggu menjelang pemutaran film terbaru om e’ek raj yang judulnya PMGM (gue singkat aja deh. Alasan pertama karena males. Alasan kedua karena bawaan gue kudu muntah kalo baca secara lengkap FPI kembali berulah. Hell yeah, seperti biasa. Kayak nggak tau FPI aja deh.

Jadi gini guys, FPI mengancam bakal ngusir om e’ek balik ke tempat dia brojol kalo jeng sasha grey (ehem, mantan gue #tolongjangandiabaikan) datang ke indonesia tanggal 28 nanti saat filmnya PMGM dirilis. Nah, kalo gak mau diusir, om e’ek kudu nurut dan nggak ngajak jeng sasha (ehem, mantan gue #serius) datang mempromosikan film produksi ketiganya di tahun 2011 ini. And you know what, pak habib, ketua FPI juga bilang: "Indonesia itu penuh orang-orang baik dan kenapa harus buat film porno, carilah makan dengan cara halal," sama om e’ek. Dan dia bakal beneran ngedeportasi tanpa segan kalo si om tetep keukeuh.

Nah, kalo dibaca sekilas, oke lah, ini salah kkd. Tapi kalo diteliti lagi. Gue punya asumsi berbeda.

hal ini semacam acara simbiosis mutualisme antara FPI dan om e’ek. See, om e’ek butuh filmnya laku dan kontroversi. FPI butuh eksis dan dianggap ada, dianggap kalo mereka tuh juga punya kerjaan. Kerjaan mereka ya demo-demo nggak jelas banyakin acara disana-sini tanpa kolerasi yang jelas. Mana-mana, pelis sebutin kalo ada bukti konkrit apa yang didemo membuahkan hasil. Lihat beberapa kasus film serupa dari jaman miyabi, rin sakuragi, aoi sola sampe jeng sasha (mantan gue), yang demolah, apalah, tapi tetep aja filmnya tayang dan menyampah. Kenapa nggak cekal aja, tarik dari peredaran gitu. Ato kalo perlu, seret pihak LSF yang meloloskan film bermutu tai kayak gini.

Gini deh ya kalo dipikir secara matang. Oke, film kita rame gara-gara sampah-sampah itu, tapi rame apaan sih, rame yang garing gitu. Gak ada yang bisa dirayain. So, jangan salahin masyarakat kalo akhirnya skeptis bahkan antipati sama filmnya sendiri. Hingga menganak tirikan film yang benar-benar dibuat dengan semangat film. Bukan semangat kontroversi abal-abal yang niatnya cuma nebelin pundi-pundi si production house.

And then, gue kutip kata-kata diatas "Indonesia itu penuh orang-orang baik dan kenapa harus buat film porno, carilah makan dengan cara halal," nah, ini nih yang paling aneh, udah tau dari dulu porno, kenapa dibiarin deh. Pelis banget pak. Apa perlu gue karangin kata-kata supaya lebih meyakinkan dikit?

jadi bisa ditarik kesimpulan kalo hal ini cuma semacam angin lalu aja. Anggap aja kentut. Bau sih bau tapi lama-lama juga ilang kan? Namanya juga kentut. Hehe.. gue yakin filmnya bakalan tetep tayang, aman, damai, sentosa dan box office. Meski nggak tau seberapa besar yang didapat. Apasih arti jumlah penonton?

I mean, bagi gue film yang sukses adalah film yang bisa bikin penontonnya mikir dan mengambil hikmah setelah nonton filmnya. Bukan film yang disebut bokep pun juga nggak, semi juga nggak, porno nggak juga. Pokoknya maksa deh. Siapa yang nggak malu kalo punya film kayak gini. Coba gue Tanya, apakah kalian bangga sama film-film kayak gitu? Bangga?!?!

gue harap sih om e'ek diusir beneran ya guys. gapapa deh film indonesia sepi. sepi tapi berkualitas. ya nggak sih? bagi lo yang pro om e'ek, biasa aja deh ya. gue lagi emosi nih.

Lain PMGM lain pula suster keramas 2. well, gue belom nonton filmnya sih, rencana gue besok, jadi tunggin aja reviewnya (lho kok jadi curhat?). gini guys, gue shock baca penjelasan ody mulya hidayat. Yang ini "Contohnya, kenapa kami pakai Sora Aoi untuk film Suster Keramas 2, kenapa kita datangkan Rin Sakuragi dalam Suster Keramas 1, ini semata-mata strategi marketing kami supaya bisa dikenal di Asia, bukan hanya di Indonesia," dan yang ini "Kalau pakai bintang lokal mana ada yang tertarik di luar sana. Kalau saya pakai Sora Aoi pasti orang di sana bertanya apa benar Sora main film di Indonesia. Tapi, tentu ada profitnya juga untuk kita.”

Oke, udah jelaskan kalo tujuan ody tetep berujung pada uang. Gue ragu banget sama asumsi dia kalo film kita bakalan dilirik gara-gara pemerannya orang luar. Mana buktinya, apakah ada orang asia yang nangis terharu sampe pengen jadi warga Negara Indonesia gara-gara liat film produksi om ody, om e’ek dan beberapa produser gelap mata yang memakai alasan pasar. Pasar yang mana ya? Pasar barang-barang bekas? Yang ada sih film Indonesia dilihat karena bermutu pas-pasan doang. Mana deh mana, apa film film itu di apresiasi berlebih sebagai film layak konsumsi? Orang dinegerinya sendiri udah absurd malah minta dikenal diseluruh asia. please... That’s bullshit. VERY BULLSHIT!

Minggu Pagi Di Victoria Park [2010]


Minggu pagi di victoria park bercerita tentang perjuangan seorang mayang (lola amaria) yang berkerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di hongkong demi mencari adiknya, sekar (titi sjuman) atas perintah sang ayah. Dimana sekar yang juga TKW tengah terlibat hutang dengan salah satu bank kredit di hongkong, hingga membuat dia tak bisa pulang ke tanah air karena paspornya ditahan oleh pihak bank. Disalah satu sisi, mayang sebenarnya tak yakin apakah dia benar-benar menginginkan kepulangan adiknya itu atau tidak mengingat hubungan mereka tak begitu akrab sejak kecil karena perbedaan rasa kasih sayang yang diberikan oleh sang ayah.

Kira-kira dari plot utama seperti itulah diramu sebuah skenario drama tentang kehidupan TKW Indonesia yang bekerja di hongkong oleh titien wattimena. Dan menjadi begitu menawan ketika lola amaria yang juga merangkap peran sebagai sutradara dengan dukungan yadi sugandi di bagian sinematografi, berhasil memvisualisasika naskah itu dengan indah. Bagaimana patut diacungi jempol kejelian mereka dalam memanfaatkan sarana yang ada untuk mengambil sudut, detail dan lanskap hongkong secara indah tanpa berlebihan.

Dimana realita keseharian para TKW ini sukses disajikan secara gamblang tanpa tertutupi dari A sampe Z. dari persoalan menye-menye soal cinta yang berlandaskan uang, cinta sesama jenis, persahabatan antar TKW serta apa saja yang dilakukan rata-rata wanita indonesia yang memilih bekerja di luar negeri sebagai pembantu. Seperti yang kita tahu, jarang sekali tema seperti ini diangkat.

Belum lagi didukung dengan departemen akting kompeten dibidangnya. yang sukses bermain secara pas dalam mendalami karakter masing-masing. Kredit tersendiri untuk lola amaria yang bisa segitu santainya bermain sebagai mayang dengan gimik meyakinkan sebagai kakak yang antipati terhadap adiknya, selain harus menanggung beban sebagai sutradara. Terasa sekali kalo ini adalah panggilan jiwa lola. Nggak lupa juga komentar dari segi scoring yang cukup mengambil andil agar mood film ini terjaga dengan baik. meski ada kekurangan sedikit sih dibagian make-up, terutama ketika menyorot wajah karakter sekar. tapi nggak sepenuhnya menganggu kok.

anyway, sayang banget film sebagus ini bahkan cuma mendapat respon dari 10.000 penonton yang ada di Indonesia. Kalah sama film lain yang cuma bermodalkan belahan payudara dan paha mulus para cewek yang berwajah biasa saja sebenarnya, namun berani beradegan murahan. Semoga nantinya, penonton Indonesia bisa lebih jeli lagi untuk memilih tontonan yang berkualitas serta berani menerima genre berbeda untuk kemajuan perfilman bangsa sendiri. Coba deh pikir, memang apa yang bisa dibanggakan dari horror porno?

rating 8/10

http://www.smileycodes.info

Rahasia Bintang [2008]


Rahasia bintang adalah film arahan sutradara bernama yulianto krisbiantoro yang beredar di awal tahun 2008. first time, gue kira layar lebar produksi pertama frame ritz ini diadaptasi dari novel berjudul sama karangan penulis teenlit fenomenal pada jamannya, dyan nuranindya, yang sukses dengan buku perdana bertajuk dealova—meski ketika diangkat ke layar lebar hasilnya biasa aja. Tapi ternyata gue salah. rahasia bintang adalah film bergenre suspense thriller yang kebetulan saja berjudul sama.

Film dibuka dengan rangakaian aksi pembunuhan yang kemudian menyeret wartawati nyentrik bernama laras (desi florita) dan teman sekantor bernama aria (dimas seto) untuk menyelidiki. Disaat menyelidiki, laras diganggu oleh sosok gadis kecil korban pembunuhan yang terus-terusan datang ke mimpi laras dengan satu tujuan yang ternyata berhubungan dengan masa kecil laras sendiri. Hingga akhirnya ketika satu-persatu kepingan puzzle itu mulai menunjukan jati diri, laras menyadari bahwa dalang dibalik kasus pembunuhan dan trauma masa lalu yang menimpanya adalah salah satu dari orang terdekatnya.

Film yang baik adalah film yang mampu menarik penontonnya untuk terus mengikuti cerita dari awal sampai akhir. Dan gue rasa, rahasia bintang sudah berhasil membangun hal itu. Film ini mampu menggiring gue untuk terjaga dan terlampau curious sama apa yang terjadi. Sampe gue bertanya-tanya kok gini, kok gitu? Terima kasih pada alim sudio selaku penulis skenario untuk tidak terjebak dalam kisah menye yang biasanya bertebaran di perfilman lokal. Apalagi dengan twist ending dan scene yang selalu klimaks. Meski ada juga sih beberapa bagian yang tak terjelaskan untuk apa cerita itu dibuat. Tapi tidak sampai membuat kening berkerut dan mengganggu kenyamanan menonton.

Dan hal diatas didukung dengan akting yang wow dari desi florita. Gue rasa dia begitu menghayati peran ini. Coba deh perhatiin dari mimik dia ngomong dan perilaku yang terekam di kamera. Sampe mengaburkan akting pemain lain, bahkan tio pakusodewo yang kesannya jadi biasa-biasa saja.

Sayang aja sang sutradara terlalu biasa untuk mengeksekusi debut layar lebarnya ini meski nggak bisa dibilang buruk juga. namun terlihat cukup mengganggu dibeberapa bagian. Seperti beberapa visual efek yang tampil apa adanya kalo nggak mau dibilang jelek. ditambah pengadaan musik scoring oleh citra subiakto yang mengganggu dibeberapa part serta peran cesa david lukmansyah yang terlalu kasar dalam mengedit film ini sendiri. Hingga kesan yang gue rasa masih terlalu FTV banget. mengingat rumah produksi ini sering membuat FTV remaja untuk salah satu stasiun tivi swasta.

Melihat nasib film ini setelah beredar, gue jadi mau nggak mau mesti menyamakan dengan film tebus yang beredar akhir maret kemaren. Selain sama-sama berani bermain api dengan mengusung genre thriller dan memakai jasa tio pakusodewo, film ini ternyata juga minim penonton. Padahal dari segi cerita dan akting, rahasia bintang memiliki poin lebih. seperti unsur ketegangan yang benar-benar sukses membuat gue larut untuk berspekulasi sampe tebakan yang meleset, ekskusi akhir yang jauh lebih oke ketimbang tebus serta beberapa twist yang mampu dijaga dengan baik sampai film berakhir.

nggak tau penting atau nggak, ada nama malinda dee di bagian eksekutif produser :)

rating 6.5/10

http://www.smileycodes.info

13 Cara Memanggil Setan [2011]


Kesan pertama saat melihat trailer yang tersebar di youtube, gue udah bernegatif thinking kalo film ini ngejiplak mentah-mentah horror The Eye 10. tapi setelah melihat secara keseluruhan, ternyata gue salah. Meski hampir senada, film ini berbeda. Dari segi cerita gue nggak mau terlalu ngebahas karena nggak penting. Apalagi soal dialog maksa yang entah buatan scriptwriter mana. Asumsi gue sih yang buat masih SMP karena bahasanya labil banget hahaha.. ^^

Film dibuka oleh adegan five vi yang kayaknya lagi mastrubasi-atau-nggapain-gue-nggak-begitu-ngeh karena tiba-tiba aja muncul penampakan super nggak berguna dari setan yang pernah dibuat oleh para filmmaker Indonesia dan five fi langsung dibuat mati seketika tanpa alasan yang jelas. Nampaknya terasa mubazir kehadiran five vi disini, mengingat ada nama nya tercantum di poster, karena ternyata penampilan ni cewek sangat sebentar dan nggak ada maksud yang mengisyaratkan hubungan terkait tentang isi film nantinya.

Lalu cerita berpindah ke para anak kuliahan yang tingkah laku dan gaya ngomongnya masih kayak anak smp karena tuntutan skenario. dan hal itu semakin diperparah dengan jajaran pemain yang sangat alay menurut gue. Coba deh perhatiin bintang karbitan yang entah ditemukan oleh bagian casting dari mana. Terutama peran cewek yang kebagian cerita ngejar venus selain debby ayu. gue nggak mau tau siapa namanya tapi dia tuh sangat nggak jelas dan abal-abal. Kenapa nggak sewa artis yang lebih mendingan dikit sih? Nanggung amat bikin film. Belum lagi akting ketiga cowok yang dulu sering melakukan penampakan di film televisi pagi di salah satu stasiun tivi swasta. Beruntungnya film ini tertolong oleh debby ayu yang udah lumayan punya nama di jagad layar lebar indonesia karena bisa sedikit menyegarkan suasana dan menarik minat penonton karena keberaniannya beradegan murahan.

Dari segi efek, oh pelis, very very disturbing. Serasa lagi liat film laga-laga nggak jelas di indosiar dengan beda format putar satu di tivi, satu lagi di layar bioskop. Efek yang diberikan masih kasar dan dibuat apa adanya. Terutama ketika scene yang menunjukan aksi show off ki kusumo. Belum lagi bagian make up yang atas nama dunia dan akhirat, mending gue suruh kerja jadi apaan selain tukang rias. Lihat deh, bentuk setankah yang dia dandanin ke cewek-cewek alay yang berperan jadi zombie-vampir-atau apapun lah menyebutnya. Karena bikin gue pengen meninggalkan tempat sejak menit kelima. Beruntung, gue tetap bertahan demi tujuan mulia untuk mereview film ini (kayak nggak penting banget deh gue).

trus gue sedikit jetlag sama ending film. Pertama menyoal adegan cipokan yang trik banget. Asumsi gue si debby ayu nggak mau dicium sama aktor figuran yang jelek. Dua soal pakaian debby ayu (gatau namanya, entah daster atau lingerie) yang bagian dadanya nampak transparan hingga memperlihatkan punting toketnya secara sengaja. kok nanggung amat kalo mau naked mbak?

dari segi sutradara gue nggak mau ngomong banyak. karena gue nggak mau cari kesalahan kesalahan lagi yang nantinya bakal cuma membuat darah tinggi gue kumat. yang pasti kalo film ini laku, gue cuma mau bilang selamat datang di era kemunduran film-film indonesia karena meski rilis di era 2000-an, apa yang coba dihadirkan film ini dari berbagai segi sangatlah jadul dan menyampah.

Tapi yang pasti, ditengah segala kebodohan-kebodohan yang terus bergulir, gue bisa menikmati film  horor seksi abal-abal ini tanpa banyak mengerutkan kening. Nggak ada adegan gue mencret atau pengen mencakar-cakar kursi bisokop saat menonton film sampah dari kkd atau om naya. Atau yang baru aja rilis, film misteri hantu selular. Mungkin karena saat masuk studio 2, gue sudah menekan ekspetasi sampai level terbawah. Karena memang menonton film ini nggak perlu memakai ekspetasi. Nikmati saja. Nggak ditontonpun juga nggak papa karena minggu depan juga ilang dan cepat rilis dalam bentuk kepingan home video. amin!

NB: Menilik soal poster yang terpajang di bisokop, gue langsung syok, kok jadi gini? Setauku poster resminya, seperti yang gue pajang diatas. tapi nggak tau kenapa tiba-tiba diedit lagi tanpa memikirkan undang-undang pengeditan poster (jika memang ada) karena sangat kelihatan kalo diedit secara asal-asalan. look that, cermati judul yang bekasnya masih terlihat dibawah. Dan potongan ngawur gambar malaikat dibelakang debby ayu? What the?

rating 0/10

http://www.smileycodes.info

? [2011]


Sebelum rilis pun film ini sudah memunculkan suatu formula yang bisa membuat orang berbondong-bondong datang ke bioskop. Contoh kecil dari judulnya yang begitu unik serta plot tentang pluralisme. Belum lagi kuis berhadiah jutaan yang hadir dalam rangka promosi seolah membuktikan bahwa para filmmaker Indonesia masih sangat tidak pede dengan hasil karyanya sendiri karena selalu memasukan unsur lebay dalam promosinya. Coba deh, apa iya ‘perlu’ seperti itu kalau memang filmnya sudah bagus?

Film “?” berbicara tentang beberapa karakter yang tinggal dalam satu kampung dan memiliki masalah dengan kehidupan mereka namun masih memiliki keterikatan dengan karakter lain. Ada keluarga beragama budha yang dikepalai oleh Tan Kat Sun yang sakit-sakitan (hengky solaiman) beserta istrinya Lim Giok Lie (Edmay) yang membuka usaha masakan cina dan memiliki satu-satunya putra bernama Ping Hen atau Hendra (rio dewanto) yang nggak begitu peduli untuk meneruskan usaha sang ayah.

Lalu ada wanita muslim bernama Menuk (revalina s. temat). seorang istri bersuamikan sholeh (reza rahadian) yang penggangguran. Dan untuk menutupi kebutuhan keluarga, Menuk bekerja di restoran Tan Kat Sun. Gara-gara hal itu pulalah sholeh menjadi rendah diri, dia merasa nggak dianggap sebagai seorang kepala keluarga hingga sering kali terjadi cekcok dengan istrinya.

Terakhir bercerita tentang sosok Rika (endhita) yang berpindah agama dari islam ke katholik sejak memilih diceraikan oleh suaminya daripada hidup berpoligami dan mengurus anaknya yang bernama Abi sendirian. Lalu membiarkan abi memilih agama islam sebagai agama yang tuhannya patut dia sembah meski Rika sudah tak beragama islam lagi. Disisi lain ada sosok Surya (agus kuncoro), seorang aktor yang nggak pernah beranjak dari peran figuran dan bermimpi suatu hari nanti mendapatkan peran besar, yang selalu menemani hari-hari Rika.

Dari ketiga plot itu lalu dirangkailah sebuah skenario yang manis oleh titien watimena. Dan berhasil divisualisasikan dengan indah oleh hanung bramantyo berkerja sama dengan yadi sugandi di bagian sinematografi secara pas dalam durasi yang serba terbatas. Serta iringan tata musik yang keren dari tya subiakto. Yang berhasil mengkolaborasikan musik berunsur agama dengan lagu pop love secara tepat dan mengena.

Tapi, ada tapinya nih, film ini memiliki beberapa part yang cukup mengganggu bagi gue atau mungkin beberapa orang.

Pertama soal kedetailan cerita dan motivasi karakternya melakukan sesuatu sangat nggak berdasar. Contoh pertama gue masih abu-abu soal motivasi rika berpindah agama. Apa iya, gara-gara nggak mau dipoligami langsung pindah agama? Kok mikirnya kejauhan banget ya?

Kedua soal scene ketika ibu-ibu bawel menagih uang kos ke surya. Kenapa setelah surya kabur, uangnya nggak ditagih. Padahal belum dibayar. Dan ketika bertemu lagi diperpustakaan pun kok kayak nggak terjadi apa-apa.

Ketiga soal seringnya penampilan seorang ustadz yang diperankan oleh david chalik. Entah kenapa saking banyaknya nyempil di tiap scene, gue merasakan hawa-hawa preacy kental disini. Terkesan aja terlalu mengurui, menyuapi kita secara mentah tentang bla-bla-bla.

Keempat scene ketika sholeh memimpin penyerbuan ke restoran Tat Kat Sun. kenapa yak kok tiba-tiba lalu gak ada yang menindak lanjuti. Minimal ada adegan lapor dulu kek. Nggak harus main hakim lalu selesai gitu aja tanpa ada dampak dibelakang.

Kelima soal ending yang begitu terburu-buru serta dipaksakan. Mungkin niatnya ingin bermelo-dramatik dengan ending yang yah gitu deh *nggak mau spoiler*. Mungkin kudu ditonton sendiri biar tau apa yang gue maksud.

Beruntunglah semua masih tertutupi dengan acting para bintang-bintang yang sudah teruji kualitasnya. Meski gue rada risi sama akting reza yang sama aja kayak peran-peran sebelumnya. Tipikal lah meski dibedain dikit. Dan kredit tersendiri buat agus kuncoro. Gue suka akting dia yang begitu total dan menghayati. Membuat nya tampak dominan dari seluruh jajaran cast.

Ditengah kontroversi NGGAK PERLU BINTI LEBAY dari banser NU dan isu sesat yang digemborkan MUI, kayaknya nggak perlu deh. This just a movie, guys. Iya gue ngaku disini cara penyampaian cerita terlihat terlalu menye dan mengampangkan dalam mempluralkan hubungan toleransi antar umat beragama. Toh kolerasi kekinian masih patut dipertanyakan. Tapi seenggaknya pesan yang disampaikan nggak melulu soal itu, tapi juga tentang kehidupan. Bahwa kita ini meski berbeda tapi tetaplah satu jua (kok jadi kayak pelajaran SD?). intinya nggak haruslah kayak gitu. Toh filmnya biasa aja. Gatau lagi deh kalo bagian dari trik promosi. Hehe…

At least, dari segala kekurangan yang sudah gue sebutin, film "?" tetaplah film yang memukau dan sangat menyentuh. Dan layak tonton dibandingin lihat film sampah yang muncul meneror 21. Ngaku nih, sumpah, mata gue berkaca-kaca lihat beberapa scene dramatic yang mampu menusuk jiwa labil gue yang melankolis (apaan sih?). "?", masih lebih baik dari film ayat-ayat cinta yang nggak banget menurut gue.

rating 7.5/10

http://www.smileycodes.info

Tebus [2011]


warning: review mengadung spoiler!

Ditengah maraknya sebagian film indonesia nggak berguna yang menyambangi layar bioskop, bisa jadi kehadiran thriller psikologis berjudul tebus arahan sutradara muhamad yusuf di akhir bulan maret ini adalah semacam pencerahan yang kali aja bisa membangkitkan proyek angin-anginan para produser film dari tema seksi. Yang mana jarang banget ada film indonesia mengambil genre tak terjamah seperti ini. Dan bisa gue bilang skylar pictures sangat berani bermain api dengan merambah jalur yang jarang tersentuh itu—termasuk nantinya dalam kalkulasi untung rugi. Namun, apakah upaya mereka untuk berbeda membawa hasil seperti yang diharapkan?

Setelah kematian alaric (revaldo vivaldi), satu-satunya calon penerus bisnis keluarga danuatmaja gara-gara overdosis, rony danuatmaja (tio pakusadewo) beserta istri (chintami atmanagera) dan kedua anak mereka yang tersisa, ludmila (sheila marcia) dan karissa (luna sabrina) mengadakan liburan di sebuah desa terpencil. Alih-alih refreshing melupakan duka, dihari pertama kedatangan, mereka sudah mendapatkan teror dari beberapa orang tak dikenal, yang tak ingin melihat hidup mereka bahagia.

Dilihat dari plot singkat diatas mungkin sudah terasa usang, apalagi buat yang saban hari lihat film barat bergenre serupa. Namun bagi perfilman tanah air, mungkin bisa dibilang hal yang baru. bermodal itulah muhammad yusuf dengan pede mengolah film ini sedemikian rupa. Terus terang gue belum lihat karya pertamanya yang berjudul jinx, yang beredar di awal tahun 2010 dan mendapat banyak kritikan pedas. Namun melihat dari film ini saja gue bisa sebut kalo dia adalah pencerita yang baik. Cara penyampaian yang diberikan cukup berhasil diterima dengan lancar meski alur yang dibuat berjalan maju mundur. Namun sayang titik lemah film ini terletak pada skenarionya.

Pertama soal dialog yang ditawarkan oleh duet penulis skenario muhamad yusuf dan Sarjono Sutrisno di awal film. ketika mila bilang keadiknya ”hape gue mati. Pinjem hape lo ya?” terus si adik bales ”hape gue juga mati”. Dan kemudian scene memperlihatkan mila malah asyik mendengarkan mp3 dari hapenya. Lalu yang sebenarnya mati apa? Batere ato sinyal? Pemilihan kata yang bego menurut gue.

Kedua soal cerita ketika memasuki paruh durasi dan eksekusi akhir yang sangat nggak banget. Padahal diawal-awal udah cukup membangun ketegangan dengan cerita lambat a la film-film korea. Namun ketika setting mulai berpindah lokasi dari villa ke sungai, semua yang terlihat jadi maksa. Gue tau, mungkin niat sang penulis nggak mau bikin tokoh utama mati, tapi kenapa caranya ribet amat. Seperti digantung-gantung tapi gak koit-koit juga, ditonjok-tonjok tapi nggak biru lebam juga dan adegan bully yang annoying di pinggir sungai lainnya. Keanehan lain juga terlihat ketika tokoh rissa akan di pukul dengan kayu oleh anak kecil. tapi kenapa sebagai ayah yang lihat anaknya dalam bahaya bukannya cepat bertindak malah teriak ”rissa lari!” dan diam ditempat. Bahkan ketika rissa matipun si ayah tetep aja diam ditempat. Maksudnya apaan sih?

Untung jajaran cast bermain cukup maksimal terutama tio pakuodewo yang tampak awesome seolah jika bukan dia yang main film ini, tebus nggak akan mempunyai nilai lebih. Kredit khusus juga gue berikan untuk anneke jhodi yang tampil begitu bersinar. Padahal faktanya dia cuman terpajang sebagai tokoh pelengkap agar konflik muncul, bukan tokoh utama, tapi akting yang dia berikan bisa gue acungi jempol. Dan jajaran pemain lainnya cukup bermain aman-aman saja. Jika ada cacat pun nggak begitu mengganggu.

Untuk urusan mixing lagu, lumayan lah. Pilihan musiknya bisa menambah unsur ketegangan di tiap scene. Sinematografinya juga begitu. Tapi ada beberapa bagian diawal film ketika kamera terlihat goyang-goyang terlepas hal itu memang disengaja atau nggak. Trus juga soal efek yang rada lebay. Lihat aja ketika scene mila tertembak. Entah kenapa kelihatan banget anehnya. Tapi salut untuk adegan gantung-gantungan yang cukup rapi karena nggak kelihatan kawat slingnya.

Mungkin kelihatan banget kalo gue sebagai pengkritik terlalu banyak mencari kesalahan dari film yang promosinya bilang bakalan ngasih sajian yang berbeda. tapi namanya juga kritikan, jadi so what ah. Toh kalo emang filmnya baik gak bakalan ada yang memburuk-burukan tanpa maksud. Karena gue tau tujuan film ini cukup baik dibalik beberapa kesalahan teknis yang bisa dibilang lumayan ganggu.

Akhir kata, tebus tetap jadi film layak tonton. apalagi ditengah gempuran film bermutu rendah hasil kloningan film luar. And by the way, gue suka sama poster dan tagline filmnya. Make me curious!

rating 5/10

http://www.smileycodes.info

Rekaman Jumat Angker

Niat awal sih mau gue review satu-satu. Tapi setelah melihat hasil akhir yang kayaknya nggak jauh beda dari film satu ke film lain, maka gue campur aja reviewnya. Karena meski tak serupa, film ini memiliki kesamaan yang menonjol. Dirilis ditahun yang sama, disutradarai orang yang sama, lokasi yang sama, genre yang sama dan kesampahan yang sama. So, dari pada banyak bacot, langsung aja cek mini review di bawah ini.

te[rekam] [2010]


film ini dianggap menjiplak film [.rec]. padahal lumayan berbeda karena hanya mencomot beberapa unsur seperti cara penceritaan bergaya found footage / mockumentary yang belakangan ini semakin popular dikembangkan sebagai varian film.

Awal-awal durasi te[rekam] tampak meyakinkan, bukan mengenai hal yang diklaim nyata, padahal jelas hanya untuk promosi film bergenre seperti ini (yang mana juga dilakukan oleh versi barat). Tapi lama-kelamaan, apalagi setelah jupe datang menggunakan pakaian superb ketat sampe kelihatan puting boobs-nya *ups*, film ini makin nggak jelas. Dan seperti kebiasaan film horror Indonesia lain, selalu saja menarsiskan mahluk halus yang harusnya malu-malu. Padahal biasanya film dengan tekstur seperti ini mestinya bisa lebih meminimalis segala sesuatu berbau ‘nampak’ agar terlihat seperti nyata. Bandingkan saja dengan film Indonesia serupa berjudul keramat, pasti film ini nggak ada apa-apanya. Coba pikir deh kalo bukan koya pagayo (alter ego dari nayato) yang mengeksekusi hasil akhir dengan sangat disturbing serta dukungan para pemain terkenal yang semakin mengaburkan kalo film ini kisah non-fiksi, pasti hasilnya akan tampak memuaskan. Atau setidaknya, nggak seperti ini.

rating 3/10

Pocong Rumah Angker [2010]


Tetap memakai alter ego koya pagayo. Nayato kembali memproduksi film berlabel sampah. Mengusung tema horror komedi yang garing segaring garingnya. membuat film ini sungguh membosankan. padahal durasinya cuman sejam lebih seuprit tapi serasa setahun lamanya. Karena dari awal, film emang udah nggak menarik untuk diikuti. Akting komedi zaky yang bikin gue kebelet beser ditempat, cerita yang nggak jelas, penampakan yang rajin serta kenggak-singkronan kenapa tu orang pas mati jadi setan pocong dan kuntilanak padahal jadi arwah cuma gara-gara cincin yang hilang. oh pelis…

rating 0/10

Pocong Jumat Kliwon [2010]


Kali ini nayato enggan memakai alter egonya. Jadi cukup memakai nama nayato tanpa embel-embel fio nuala. Dan hasilnya, tetep, komedi semakin nggak berasa, hantu semakin rajin bikin kejutan yang sama sekali nggak mengejutkan. Dan akhir kata, selamat karena dititik ini gue udah mulai jenuh sama formula nayato yang itu-itu aja. Jadi dengan segala hormat gue percepat filmnya agar sampai pada kemunculan aksi eksekusi yang, ya ampun, bodoh banget! kenapa film nayato selalu tidak bermutu seperti ini?

Lucunya diawal film ada adegan yang memperlihatkan para figuran memakai pakaian bertuliskan lewat tengah malam, kain kafan perawan dan affair. What the?

rating 0/10

***

Cukup sudah review singkatnya. Sekarang gue mau beberin beberapa fakta hasil temuan gue kenapa nayato bisa menjadi sutradara para incaran produser gelap mata karena kehebatannya menekan bujet produksi semurah-murahnya. Lihat aja dari hasil riset gue sama 3 film yang gue sewa dan selesai gue tonton marathon dalam waktu 4 jam ini.

1. lokasi rumah yang sama dan nggak ada perpindahan detail yang signifikan.
(poin pertama, hemat pengeluaran untuk lokasi karena rumah yang disewa udah jadi langganan tetap)
2. selalu ada adegan masak mi lalu benda berpindah secara ajaib. ingat adegan donita yang kehilangan mangkok di pocong rumah angker dan Jupe di te[rekam]. Sedang untuk pocong jumat kliwon cukup masak mi tapi pas mi-nya mau diangkat tiba-tiba berubah jadi rambut.
3. dialog nggak cerdas.
4. semua film nggak lepas dari tema remaja yang meyelidiki sesuatu dengan membawa kamera. (di film-film seebelum dan sesudah ini)
5. ending yang selalu gampang, dibikin lari-larian lalu diakhiri dengan jeritan serempak seolah-olah akan ada lanjutannya.
(poin dua sampe lima, meski berbeda tapi tetep berhubungan. iya, untuk menghemat bujet makanya dipilih penulis skenario yang bisa ngegaring dengan cerita daur ulang basi cuman beda nama tokoh serta ending cerita )
6. tata musik yang sama (kecuali di film te[rekam])
(poin enam, untuk mengehmat biaya penata musik, daripada bikin musik baru, makanya pake musik yang udah lama)
7. hantu yang selalu dibuat wanita berambut panjang.
(poin tujuh, untuk hemat biaya, dipakelah kostum dan wig dari film terdahulu)
8. pemain yang itu-itu mulu.
(poin enam, sama kayak poin-poin sebelumnya)
9. opening title yang fontnya serupa dan berwarna merah.
(tetep, untuk hemat biaya donlod font huruf)

Nah, cukup sekian ulasan kali ini. Nanti dilanjut di film-film nayato yang lain. Don’t go anywhere.

Pengakuan Seorang Pelacur [2010]


Sudah cukup banyak film layar lebar produksi dalam negeri yang mengangkat kisah tentang kehidupan para wanita komersil. dari yang masih berstatus newbie atau abege labil, sampe yang uda dewasa dan profesional. Sama halnya seperti film arahan sutradara bernama andrew timothy yang lagi gue jadiin bahan review kali ini. Kisah serupa kembali didaur ulang dengan judul yang diharapkan akan menjadi kontroversi: “PENGAKUAN SEORANG PELACUR” oleh sang produser. Tapi pada kenyataannya, judul itupun hanya menjadi angin lalu yang mudah terlupakan. Jadi jangan salahkan kalau masyarakat menganggap: “ah, basi!” karena terlihat sangat berkesan murahan sekali dari poster dan segala atribut yang ada di film ini.

Padahal bisa gue bilang kalo apa yang ditawarkan PSP cukup baik dari segi cerita (ingat, cerita, bukan dialog). Namun sayang, sengaja dibungkus dengan kertas berlabel “SAMPAH”, sehingga film ini jadi sekelas dengan film-film nggak berguna lainnya yang lebih dulu eksis.

Bercerita tentang alisa (jenny cortez) yang merantau ke Jakarta karena sakit hati lantaran ditinggal menikah oleh sang pacar dengan wanita lain. Di jakarta alisa menumpang tinggal dengan Rachel (andi soraya) sahabat satu kampung yang sudah lebih dulu merantau ke ibu kota dan diam-diam berprofesi sebagai wanita panggilan dibawah arahan mucikari yang biasa dipanggil mami nora (kissinger mae). disinilah alisa terjerumus setelah tanpa sadar dijual oleh laki-laki yang diharapkan bisa menjadi kekasihnya. Hingga akhirnya memutuskan untuk terjun sebagai wanita panggilan secara professional, dan nama alisa pun bertransformasi menjadi jenny untuk mengamankan identitas.

ketika melayani pelanggan, tanpa sengaja jenny bertemu dengan seorang pengusaha terkenal bernama Michael syahputra (andreano phillip) dan kemudian saling jatuh cinta. Ketika Michael mengajak untuk meningkatkan hubungan mereka kearah yang lebih serius, jenny yang selama ini menyembunyikan identitas aslinya jadi kelabakan. Dia takut begitu Michael tau kalo dia adalah seorang pelacur, pria itu akan meninggalkannya. Tapi jenny harus melakukan sesuatu. Dan kalaupun nanti hal yang tidak diinginkan itu terjadi, dia sudah siap menanggung resiko. Maka ditemuilah laras indriani (gita prisfilia) seorang pembawa acara talk show terkenal agar mau menjadikannya bintang tamu Dimana disitu jenny akan mengakui semuanya. Mengakui kalo dia pelacur.

Dari segi akting nggak ada yang special. Dimulai dari jenny cortez, andi soraya dan andreano phillip yang berakting sangat standar sesuai tuntutan naskah. Peran pembantu pun juga sama flatnya membuat film ini berjalan amat sangat biasa saja.

Dari segi sutradara nggak ada yang bisa dikomentarin karena menurut gue nggak ada yang salah sama cara ngedirectnya. Kalaupun ada mungkin lebih kepada kurangnya dia dalam hal bereksplorasi.

Dari segi naskah, nah ini dia. Sumpah, selain terdapat banyak plot berlubang, dialognya juga very chessy. Terutama ketika film dibuka. yang mana disitu terdengar suara jenny membuat sebuah prolog  nggak jelas. Juga dialog ending yang sama nggak jelasnya dengan kata-kata ribet yang diharapkan mengena tapi ternyata jauh dari apa yang diharapkan.

At least, PSP ternyata sama dengan film-film seksi lain yang diedarkan dengan cara murahan.sayang sekali..

NB: gue sedikit terganggu dengan penggunaan background kota malang sebagai tempat tinggal alisa yang mana gue tinggal di malang juga. dimana dengan bodohnya penulis skrip bilang tokoh alisa sering banget main ke pantai karena dekat rumah. sori ya, malang jauh dari pantai, adapun di daerah pelosok. harusnya kalo memang mau membuat cerita nggak usah asal comot nama tanpa survey terlebih dahulu.

rating 1/10

http://www.smileycodes.info
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...